31
4.2.3. Teknologi Proses Produksi
4.2.3.1. Proses Produksi
Proses awal pembuatan minyak sawit merah adalah proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO Crude Palm Oil. Beberapa tahapan pengolahannya antara lain adalah sebagai berikut:
4.2.3.1.1. Unit Penerimaan TBS
Setelah melewati proses penimbangan, tandan buah segar ditimbun dalam loading ramp. Loading ramp berperan dalam penyimpanan sementara sebelum tandan buah segar diproses. Selain
itu, dalam loading ramp tandan buah segar dapat dibersihkan dari pasir dan kotoran.
4.2.3.1.2. Unit perebusan
Buah setelah dipanen harus secepat mungkin disterilisasi dengan sterilizer. Pada proses perebusan ditambahkan uap dengan suhu 140° C sebanyak 10-12 dari berat TBS yang direbus.
Proses berlangsung selama 55-60 menit. Adapun tujuan perebusan adalah sebagai berikut: 1. Menghentikan aktifitas enzim lipase dan oksidase yang dapat menyebabkan peningkatan
kadar asam lemak bebas dalam TBS. 2. Untuk mempercepat proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit.
3. Pemecahan emulsi, hal ini akan membantu proses pemisahan minyak dari air dan padatan lainnya pada stasiun klarifikasi.
4. Melepaskan serat dan biji serta membantu proses pelepasan inti dari cangkang.
4.2.3.1.3. Unit Perontokan Buah
Perontokan buah sawit dilakukan dengan perontok thresher. Di dalam rotary thresher akan terjadi proses perontokan sehingga buah akan terpisahkan dari tandan. Tujuan dari proses ini adalah
memisahkan buah dari tandannya.
4.2.3.1.4. Unit Ekstraksi Minyak
Buah yang keluar dari thresher dimasukkan ke dalam digester. Digester dilengkapi dengan pengadukperajang untuk memudahkan proses ekstraksi minyak dari daging buah. Di dalam digester,
buah dilumatkan dan dilakukan secara kontinyu. Selama proses pelumatan, buah diaduk dan terajang sehingga terjadi pelepasan perikarp dari biji serta pemecahan kantong-kantong minyak. Tujuan utama
proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan pressing sehingga minyak dapat dipisahkan dari daging buah.
Campuran buah yang keluar dari digester terdiri dari minyak, air dan padatan, dilanjutkan pengolahannya di screw press. Buah dimasukkan ke dalam screw press. Dalam screw press selain
diputar juga ditekan sehingga cake akan bebas dari minyak. Air panas sebagai pengencer dimasukkan ke dalam screw press melalui bagian pemasukan umpan antara digester dan screw press. Terdapat dua
produk yang dihasilkan yaitu campuran minyak, air dan sludge serta press cake yang terdiri dari serat dan biji. Minyak hasil pengempaan selanjutnya disalurkan ke dalam sand trap tank untuk proses
klarifikasi. Biji dan serabut disalurkan menuju unit pengolahan biji.
4.2.3.1.5. Unit Klarifikasi Minyak
Minyak yang keluar dari screw press terdiri atas minyak, air, padatan selain minyak non oil solids
. Minyak tersebut kemudian diklarifikasi dengan beberapa tahapan proses yaitu pemisahan kotoran berupa serabut dan lumpur, pemisahan minyak dengan air, pengambilan minyak yang terdapat
pada sludge serta pembersihan. Minyak hasil pengempaan ditampung pada sand trap tank, tangki tersebut digunakan untuk
memisahkan pasir dari minyak akibat adanya perbedaan berat jenis. Minyak kasar yang diperoleh
32 selanjutnya dialirkan menuju saringan getar vibrating screen untuk disaring dari kotoran berupa
serabut, selanjutnya minyak dialirkan ke tangki penampungan minyak kasar crude oil tank. Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank dipanaskan hinga mencapai 95-100° C dan selanjutnya dikirim
ke tangki klarifikasi. Dalam tangki klarifikasi, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena proses pengendapan. Minyak dari tangki klarifikasi selanjutnya di dikirim ke oil tank,
sedangkan sludge dikirim ke sludge tank .
Pengolahan sludge menggunakan sludge separator. Minyak dari oil tank selanjutnya dialirkan menuju oil purifier untuk membersihkan kotoran-kotoran yang
masih terkandung dalam minyak.
4.2.3.1.6. Unit Pengeringan Minyak
Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air. Kadar air dalam minyak ini harus dikurangi sehingga produk minyak dapat memenuhi standar yang ditetapkan menggunakan
vacuum drier. Suhu pengeringan diusahakan rendah agar tidak terjadi kerusakan pada minyak. Minyak yang telah dikeringkan di vacuum drier dikirim ke tangki timbun.Tangki timbun dilengkapi dengan
pemanas.
4.2.3.1.7. Unit Pemurnian CPO menjadi MSM
Secara umum, minyak sawit merah dibuat dengan proses yang hampir sama dengan proses pembuatan minyak goreng yaitu melalui tahap degumming, neutralizing, bleaching, dan deodorizing.
Pada proses pemurnian CPO, terkadang satu atau lebih dari tahapan tersebut tidak dilakukan tergantung tujuan dan jenis minyak yang diinginkan. Untuk mendapatkan minyak sawit merah, proses
bleaching tidak dilakukan dengan dengan maksud untuk mempertahankan kadar karoten dalam minyak.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Widarta 2008, proses degumming dilakukan dengan memanaskan CPO hingga suhu 80° C, kemudian ditambahkan larutan asam fosfat
85 sebanyak 0,15 dari berat CPO sambil diaduk perlahan 56 rpm selama 15 menit. Setelah itu dilakukan proses deasidifikasi pada suhu 61± 2°C selama 26 menit dengan penambahan larutan NaOH
konsentrasi 16° Be hingga didapatkan NRPO Neutralized Red Palm Oil. Selanjutnya dilakukan proses deodorisasi. Proses deodorisasi ini disesuaikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Riyadi 2009 yaitu dengan menghomogenisasi NRPO dalam tangki deodorizer selama 10 menit pada suhu 46±2°C kemudian dipanaskan dalam kondisi vakum hingga
suhu 140°C selama 1 jam dan laju alir N
2
dijaga konstan pada 20 Ljam. Setelah itu dilakukan proses pendinginan sampai suhu 60°C pada kondisi vakum, sehingga dihasilkan NDRPO Neutralized and
Deodorized Red Palm Oil. NDRPO yang dihasilkan masih mengandung fraksi olein dan stearin. Oleh karena itu perlu
dilakukan proses fraksinasi. Proses fraksinasi meliputi dua proses yaitu kristalisasi dan filtrasi. Prinsip kerja yang digunakan dalam kristalisasi adalah pembentukan kristal melalui pendinginan dan
pengadukan sehingga fase stearin dan fase olein dapat terpisah. NDRPO yang ada pada tangki diaduk dengan menggunakan agitator yang mempunyai kecepatan 14 rpm. Fungsinya agar pendinginan di
dalam tangki lebih homogen sehingga pemisahan olein dan stearin lebih mudah. Pada proses filtrasi NDRPO Kristal yang sudah terbentuk ditransfer ke filter press untuk pemisahan olein dan stearin.
Setelah melewati filter ini stearin akan terperangkap dalam kantong filter karena bentuknya yang padat sedangkan olein menembus kantong filter.
33
4.2.4. Mesin dan Perlatan