Asumsi perhitungan finansial Biaya Investasi

60

4.5. ANALISIS

FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.untuk melakukan perhitungan analisis finansial ini diperlukan beberapa parameter- parameter yang berasal dari analisis sebelumnya yaitu kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi harga-harga.

4.5.1. Asumsi perhitungan finansial

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis finansial industri minyak sawit merah adalah sebagai berikut: a. Umur ekonomis proyek selama 10 tahun, hal ini berdasarkan umur ekonomis mesin dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini. b. Kapasitas produksi adalah 5 tonjam TBS Tandan Buah Segar. c. Produksi pada tahun pertama adalah 80, pada tahun ke-2 adalah 90, dan pada tahun ke-3 sampai tahun ke 10 adalah 100. d. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari, 25 hari dalam satu bulan, dan 12 bulan dalam satu tahun. e. Nilai sisa bangunan pada masa akhir proyek adalah 50 dari nilai awal, sedangkan nilai sisa tanah pada masa akhir proyek tetap 100 persen. f. Nilai sisa mesin dan peralatan serta kendaraan adalah 10 dari nilai awal, biaya pemeliharaan mesin dan kendaraan sebesar 10 dari nilai awal serta biaya asuransi sebesar 0,5 dari nilai awal. g. Umur ekonomis mesin dan peralatan adalah 10 tahun sedangkan umur ekonomis kendaraan, peralatan kantor dan utilitas adalah 5 tahun. h. Discount factor diasumsikan 12 i. Besarnya pajak dihitung berdasarkan Undang-Undang PPh Nomor 36 tahun 2008, pajak penghasilan untuk perusahaan sebesar 25, pajak bumi dan bangunan sebesar 0,2 dari total investasi bangunan, dan pajak kendaraan sebesar 1,5 dari harga pembelian. j. Pembayaran kredit menggunakan metode sliding rate. k. Niai tukar dolar terhadap rupiah adalah 1 U= Rp9.622,-

4.5.2. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan industri minyak sawit merah. Biaya investasi meliputi biaya investasi tetap dan biaya modal kerja. Biaya investasi tetap meliputi biaya tanah, dan bangunan, telepon, dan listrik, biaya untuk pembelian mesin dan peralatan produksi, alat kantor, kendaraan, biaya kontingensi, serta bunga selama pembangunan. Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan industri minyak sawit merah adalah Rp 25.577.108.798,20 . Biaya investasi industri minyak sawit merah disajikan pada Tabel 13. Rincian biaya investasi disajikan pada Lampiran 1 dan 2, serta rincian nilai sisa, penyusutan, dan biaya pemeliharaan disajikan pada Lampiran 6, 7, dan 8. 61 Tabel 12. Biaya Investasi No Komponen Nilai total Rp A Modal Investasi Tetap 1 Biaya prainvestasi 230.000.000 2 Biaya tanah dan bangunan 7.773.857.000 3 Biaya fasilitas penunjang 215.500.000 4 Biaya pembelian mesin dan peralatan 6.730.812.000 5 Biaya peralatan kantor 20.650.000 6 Biaya pembelian kendaraan 320.000.000 7 Biaya kontingensi 1.529.083.700 8 Bunga selama pembangunan 1.311.953.815 Sub total 18.131.874.515 B Modal Kerja Subtotal 7.445.234.283,60 Total 25.577.108.798,20 Biaya modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan. Perhitungan modal kerja tergantung pada kebijakan perusahaan, yang pembelian atau penjualannya secara kredit tentu akan membutuhkan modal kerja yang berbeda dengan perusahaan yang melakukan tunai. Asumsi yang digunakan dalam penentuan modal kerja adalah piutang usaha, hutang usaha, persediaan produk. Modal kerja yang dibutuhkan industri minyak sawit merah adalah Rp 7.445.234.283,60. Rincian modal kerja disajikan pada Lampiran 3. Biaya prainvestasi merupakan biaya yang dibutuhkan untuk membiayai berbagai keperluan sebelum industri didirikan. Biaya prainvestasi meliputi biaya biaya perizinan pendirian industri minyak sawit merah, biaya studi kelayakan serta biaya untuk AMDAL. Besarnya biaya prainvestasi yang dibutuhkan diperkirakan Rp 230.000.000. Industri minyak sawit merah akan didirikan pada lahan seluas 6249,25 m 2 dan dengan bangunan diatasnya seluas 4649,25 m 2 . Asumsi harga tanah di Kabupaten Sanggau sebesar Rp 500.000m 2 dan biaya pembangunan industri dan kantor sebesar Rp 1.000.000m 2 . Sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk membeli tanah dan mendirikan bangunan sebesar Rp 7.773.857.000. Total biaya yang dibutuhkan untuk fasilitas penunjang sebesar Rp 215.500.000. Fasilitas penunjang tersebut meliputi instalasi telepon, instalasi listrik, instalasi mesin, instalasi air dan instalasi generator. Untuk kebutuhan distribusi dan transportasi bahan baku dan produk, perusahaan membeli 2 unit kendaraan. Total biaya yang dibutuhkan untuk pembelian kendaraan adalah Rp 320.000.000, sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk pembelian alat kantor adalah Rp 20.650.000. Total biaya yang dibutuhkan untuk pembelian mesin dan peralatan adalah Rp 6.730.812.000. Biaya tersebut merupakan total biaya keseluruhan pembuatan minyak sawit merah. Biaya kontingensi adalah biaya yang dibutuhkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga yang diperkirakan akan terjadi seperti kesalahan estimasi dan bencana alam. Selain itu biaya kontingensi juga disiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga yang mungkin akan terjadi selama proyek berlangsung. Biaya kontingensi diestimasikan sebesar 10 dari total investasi, dan besarnya biaya kontingensi adalah Rp 1.529.083.700. Bunga selama pembangunan diperhitungkan sebesar 12 dari nilai investasi tetap yang dipinjam dari bank. Total biaya investasi yang bersumber dari pinjaman bank adalah Rp 18.131.874.515. Jangka waktu pembayaran bunga 1 tahun, bunga selama pembangunan dibayar secara 2 tahap. 62

4.5.3. Sumber pendanaan dan pembayaran pinjaman