5
2.2.3. Pelumatan
Proses pelumatan buah sawit dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut digester. Proses yang terjadi adalah penghancuran, peremasan dan pemanasan buah sehingga buah akan hancur.
Proses ini bertujuan untuk membuka jaringan buah dan sel-sel yang mengandung minyak serta melepaskan dinding buah dari biji sehingga pengempaan menjadi lebih mudah Amri, 1999. Proses
pelumatan dilakukan pada suhu 95- 100 ◦C selama kurang lebih β0 menit. Sumber panas dapat berasal
dari steam jacket atau injeksi steam secara langsung Basiron, 2005.
2.2.4. Pengempaan
Proses pengempaan dilakukan dengan menekan lumatan buah yang telah keluar dari digester, dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat
lubang-lubang tabung. Alat yang digunakan dalam proses pengempaan adalah screw press Wibowo, 2008. Di dalam screw press selain diputar juga ditekan dengan menggunakan tekanan hidrolik
sehingga cake akan betul-betul bebas dari minyak. Tekanan yang digunakan harus tepat karena apabila kurang menyebabkan oil loss tinggi dan apabila tekanan besar akan menyebabkan biji pecah
Amri, 1999. Terdapat dua produk yang dihasikan dalam proses pengempaan yaitu 1 campuran minyak, air dan
padatan sludge, dan 2 press cake yang terdiri dari serat dan biji Basiron, 2005. Minyak hasil pengempaan ditampung dalam talang minyak kasar crude oil gutter, selanjutnya disalurkan ke dalam
sand trap tank untuk proses penyaringan dan klarifikasi. Biji dan serabut diangkut oleh cake breaker coveyor menuju nutfiber separator unit pengolahan biji siregal, 2002 ; Basiron, 2005.
2.2.5. Penyaringan dan klarifikasi
Campuran minyak kasar sludge hasil dari pengempaan memiliki komposisi sebagai berikut 66 minyak, 24 air, dan 10 padatan non minyak Basiron, 2005. Klarifikasi terdiri dari beberapa
tahapan proses yaitu pemisahan kotoran berupa serabut dan lumpur, pemisahan minyak dengan air, pengambilan minyak yang terdapat pada lumpur serta pembersihan. Pemisahan kotoran yang berupa
serabut dilakukan dengan saringan getar vibrating screen, pemisahan kotoran yang berupa lumpur dilakukan dengan decanter, pemisahan minyak dengan air terjadi pada tangki pengendapan,
sedangkan pembersihan minyak dilakukan pada alat pembersih minyak oil purifier. Minyak hasil pengempaan ditampung pada tangki perangkap pasir sand trap tank, tangki tersebut digunakan untuk
memisahkan pasir dari minyak. Pemisahan pasir terjadi akibat perbedaan berat jenis antara pasir, minyak dan air dengan pemberian uap panas ke dalam tangki perangkap pasir. Minyak selanjutnya
dialirkan ke dalam saringan getar yang bertujuan untuk memisahkan benda-benda padat dalam minyak, saringan getar merupakan kawat saringan berukuran 40 mesh. Minyak yang telah disaring
dialirkan ke dalam decanter, pada alat ini terjadi proses pemisahan kotoran berupa lumpur dengan cara sentrifugasi 1500 rpm, pada proses tersebut digunakan air panas sebagai pengencer Wibowo 2008:
Basiron 2005. Lumpur yang mungkin masih terdapat pada minyak selanjutnya dipisahkan berdasar bobot
jenis. Air yang terkandung dalam minyak dihilangkan dengan alat pengering hampa vacuum dryer agar minyak tidak mudah terhidrolisis. Minyak yang diperoleh berupa minyak sawit kasar CPO yang
selanjutnya ditimbang dan disimpan dalan tangki penampungan storage tank. minyak yang disimpan dalam tangki penampungan memiliki kadar air 0,1-0,12 dan pengotor kurang dari 0,02 . Lumpur
yang masih mengandung minyak sekitar 10 dari angki pengendapan dialirkan ke dalam tangki lumpur sludge tank. cairan lumpur hasil klarifikasi yang masih mengandung minyak tersebut
ditampung sementara dalam bak penampungan untuk di daur ulang Basiron, 2005. Standar kualitas
6 minyak sawit kasar CPO menurut Standar Nasional Indonesia SNI dan Ooi, et al 1996 dapat
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Standar kualitas minyak sawit kasar CPO menurut Standar Nasional Indonesia
SNI dan Ooi, et al 1996 Karakteristik
Persyaratan mutu Warna
Jingga kemerahan
a
Kadar air Maksimal 0,5
a
Asam lemak Bebas Maksimal 5
a
Kadar -karoten 500-700 ppm
b
Kadar Tokoferol 700-1000 ppm
c
a SNI 01-2901-2006; b Ooi et al. 1996; c Chow 2001.
2.3. Minyak Sawit Merah