28
Model hierarki yang disusun akan memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk memecahkan suatu persoalan dengan cara membangun ide-
ide pada setiap level hierarki dan mendefinisikan setiap faktor tersebut. Pembangunan ide dan pendefinisisan dilakukan dalam rangka menyamakan
persepsi dan maksud dari faktor tersebut. Menyamakan persepsi dari faktor tersebut bertujuan untuk dilakukan perbandingan faktor mana yang lebih baik
dibanding dengan faktor yang lainnya. Terdapat dua alasan utama untuk menyatakan suatu faktor akan lebih baik dibanding faktor yang lainnya. Alasan
yang pertama adalah pengaruh-pengaruh faktor tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karena suatu ukuran atau bidang yang berbeda. Alasan yang
kedua adalah adanya pengaruh faktor tersebut terkadang saling bertentangan, karena perbaikan pengaruh faktor yang satu dapat dicapai dengan pemburukan
faktor lainnya. Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat pengaruh antar faktor, sehingga diperlukan suatu skala prioritas.
Prioritas merupakan suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas ini dilakukan menggunakan proses analisis hierarki
dengan metode pairwise comparison. Metode pairwise comparison PAH mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek
dan multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki. Model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat
keputusan menetukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membangun semua prioritas untuk urutan alternatif. Pairwaise comparison PAH
menggunakan data yang ada bersifat kualitatif berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan diamati, namun kelengkapan data
numerik tidak menunjang untuk memodelkan secara kuantitatif.
2.5.1 Keunggulan dan Kelemahan PAH
Proses Analisis Hierarki mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Saaty 1991 mengatakan kelebihan dari analisis PAH ini adalah:
1. Kesatuan Unity
PAH memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.
29
2. Kompleksitas Complexity
PAH memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.
3. Saling ketergantungan Inter Dependence
PAH dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dlam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran liner.
4. Struktur Hirarki Hierarchy Structuring
PAH mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkatan yang berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5.
Pengukuran Measurement PAH memberikan suatu skala untuk mengukur hal-hal dari suatu metode
untuk menetapkan prioritas. 6.
Konsistensi Consistency PAH mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan
untuk menentukan prioritas. 7.
Sintesis Synthesis PAH mengarah pada suatu perkiraan keseluruhan mengenai seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif. 8.
Tawar menawar Trade Off PAH mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga
orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. 9.
Penilaian dan Konsensus Judgement and Consensus PAH tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil
penilaian yang berbeda. 10.
Pengulangan Proses Process Repetition PAH mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode PAH adalah sebagai berikut: 1.
Ketergantungan model PAH pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas seorang
30
ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode PAH ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk Namun PAH merupakan alat analisis yang sering digunakan dalam
pemecahan masalah kompleks yang sama dibanding dengan alat analisis yang lain. Menurut Syaifullah 2008 PAH sering digunakan dalam persoalan
penyelesaian masalah dikarenakan : 1.
Struktur yang berhierarki dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
2.5.2 Langkah-langkah PAH