Penyusunan Hierarki Strategi penerapan manajemen keamanan pangan HACCP di
105
1. Integrasi HACCP dengan Halal, ISO 9001, GMP dan SSOP.
Terintegrasinya HACCP dengan sistem mutu yang lain akan mempermudah penerapan HACCP dan akan mempermudah dalam mengendalikan mutu
keamanan pangan produk. Pada PT. Sierad Produce terintegrasinya HACCP dengan sistem mutu yang lainnya sangat membantu dalam memperkuat
sistem mutu HACCP dalam pelaksanaannya. 2.
Pengetahuan sumber daya manusia. Pengetahuan sumberdaya manusia yang baik dari seluruh komponen
perusahaan akan memudahkan penerapan HACCP. Pada PT. Sierad Produce pengetahuan sumber daya manusia pada level pekerja sangatlah rendah.
Faktor pemenuhan pengetahuan HACCP pada level pekerja akan dapat membantu dalam menerapkan sistem mutu keamanan pangan HACCP.
3. Bangunan, mesin dan peralatan produksi.
Bangunan, mesin dan peralatan produksi dengan kondisi yang prima, akan menjadikan kesempurnaan mutu produk sehingga terhindar dari bahaya
keamanan pangan. 4.
Kebijakan mutu. Kebijakan mutu yang baik akan menjadikan pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan mutu di perusahaan, sehingga secara langsung akan menjadikan penerapan HACCP yang baik pula.
5. CCP Critical Control Point.
CCP dengan batas kritis CL Critical Limit yang baik akan mempermudah penerapan mutu keamanan produk di proses nyatanya. Faktor CCP secara
langsung mempengaruhi penerapan sistem HACCP di perusahaan. Aktor yang berperan dalam pemenuhan faktor-faktor pada penerapan
HACCP di PT. Sierads Produce adalah : 1.
Tim HACCP. Tim HACCP adalah kumpulan individu dalam perusahaan yang terdiri dari
beberapa disiplin ilmu keahlian dan dari divisi yang berbeda-beda untuk menyampaikan informasi bahaya pangan dari masing-masing ilmunya,
106
sehingga Tim HACCP pada PT. Sierad Produce Tbk. merupakan aktor yang berperan penting dalam penentu faktor-faktor yang ada.
2. Manager QA dan QC.
Manager QA dan QC sebagai atasan dalam penentu keputusan mengenai seluruh kualitas mutu termasuk mutu keamanan produk karkas ayam.
Sehingga manager QC dan QA sangat berperan aktif dalam penerapan HACCP di perusahaan.
3. Karyawan Produksi.
Karyawan produksi merupakan aktor yang menjalani proses produksi dikondisi sebenarnya, kegiatan mutu berawal dari pengendalian mutu produk
oleh karyawan produksi itu sendiri. Sehingga karyawan produksi sangat berperan dalam pelaksana sistem mutu keamanan pangan HACCP.
Tujuan yang dapat dipenuhi oleh para aktor yang teridentifikasi pada level sebelumnya adalah :
1. Produk dengan mutu baik dan aman.
Pelaksanaan HACCP sangat berperan penting dalam menciptakan produk dengan mutu baik dan aman dari bahaya pangan. Pada penerapan HACCP di
PT. Sierad Produce masih ditemukan mutu yang tidak sesuai dengan kriteria yang ada, sehingga dengan adanya pemenuhan sistem HACCP yang baik,
akan dapat menciptakan produk yang sesuai dengan standar yang ada. 2.
Citra baik perusahaan. Tujuan yang diharapkan dengan adanya penerapan HACCP yang baik adalah
timbulnya citra baik perusahaan di mata para konsumen yang ada pada saat ini. Cita baik dianggap penting oleh pihak perusahaan karena akan
meningkatkan daya saing yang tinggi di bidang produk karkas ayam. 3.
Peningkatan sistem mutu ke ISO 22000. Dengan adanya sistem mutu HACCP yang baik, maka tujuan untuk
peningkatan sistem mutu HACCP ke sistem manajemen mutu keamanan pangan terpadu ISO 22000 terbuka lebar.
Alternatif yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ada dalam pemenuhan penerapan sistem HACCP pada perusahaan adalah :
107
1. Menjaga kesatuan mutu HACCP terhadap Halal, ISO 9001, GMP dan SSOP
S-O. Menjaga kesatuan sistem mutu Halal, ISO 9001, GMP dan SSOP terhadap
sistem HACCP sehingga terintegrasi dengan baik, serta menjadikan mutu sebagai keunggulan bersaing di pasaran.
2. Melakukan pendidikan dan pelatihan HACCP W-O.
Alternatif yang dilakukan untuk membentuk dan meningkatkan pola pikir karyawan dan selalu berorientasi pada proses perbaikan dan peningkatan
mutu karyawan terhadap HACCP, serta memberikan isu luas kepada karyawan mengenai pentingnya penerapan sistem mutu HACCP.
3. Orientasi kepada peningkatan mutu S-T.
Orientasi kepada peningkatan mutu produk dengan memperketat kerja seluruh komponen karyawan dalam menjaga mutu keamanan produk serta
berorientasi kepada peningkatan mutu dengan kebijakan mutu yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi CCP dan perbaikan ruang produksi W-T.
Mengevaluasi CCP yang telah ada dengan memeriksa batas kritis yang ada dan memperbaiki sarana dan prasarana ruang produksi sesuai dengan
prasyarat HACCP.