46
3. Memberikan peringkat pada faktor-faktor yang tersebut dengan cara
mengajukan penilaian menggunakan skala mulai dari angka 4 = respon superior, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata, dan 1 = respon di
bawah rata-rata. Pada peringkat ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa efektif penerapan HACCP dalam merespon faktor tersebut. Pada tahapan ini
baik peluang maupun ancaman dapat mempunyai kemungkinan peringkat 1, 2, 3 ataupun 4.
4. Bobot yang telah didapat pada langkah 2 dan peringkat yang telah didapat
pada langkah 3, kemudian dikalikan untuk mendapatkan skor pada masing- masing faktor yang telah teridentifikasi.
5. Menjumlahkan skor pembobotan secara keseluruhan untuk memperoleh nilai
total skor dari kondisi eksternal penerapan sistem HACCP. Nilai 1 yang didapat menandakan bahwa penerapan sistem HACCP pada perusahaan tidak
mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk menghindari ancaman-ancaman. Sedangkan skor total 4 menandakan bahwa sistem
penerapan HACCP mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan baik untuk menanggulangi ancaman yang ada. Sedangkan penyataan rata-rata
dinyatakan jika perusahaan mendapatkan skor bobot total 2,5. Matriks Analisis EFE ditunjukkan pada Tabel 11.
Tabel 11. Matriks faktor strategi eksternal analisis EFE
Faktor-faktor Strategi eksternal
Bobot Rating
Skor Ancaman
1 2
Peluang 1
2 Total
1,00 Sumber : David 2009
3.5.3 Analisis Internal Eksternal IE
Analisis Internal Eksternal ini bergantung kepada data yang dihasilkan pada analisis IFE dan EFE yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis IE ini berfungsi
47
dalam memposisikan suatu strategi perusahaan dengan memposisikan kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal lingkungan yang dihadapi perusahaan.
Matriks IE dibentuk oleh dua sumbu utama, yaitu sumbu X yang merupakan skor total dari matriks IFE dan sumbu Y yang merupakan skor total dari matriks EFE.
Gabungan dari kedua sumbu tersebut menghasilkan sembilan sel yang merupakan gambaran posisi perusahaan. Gambaran matriks IE dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Matriks IE David 2009 Menurut David 2009, terdapat tiga penilaian pada sumbu X dari matriks
IE. Sumbu X dengan skor 1,0 – 1,99 menyatakan bahwa posisi internal
perusahaan lemah, skor 2,0 – 2,99 menyatakan posisi perusahaan adalah rata-rata,
dan skor 3,0 – 4,0 menyatakan posisi perusahaan kuat. Sama halnya pada sumbu
Y, skor 1,0 – 1,99 menyatakan bahwa posisi eksternal perusahaan rendah, skor 2,0
– 2,99 menyatakan posisi perusahaan adalah rata-rata, dan skor 3,0 – 4,0 menyatakan posisi perusahaan tinggi.
Posisi perusahaan yang tersusun kedalam sel-sel dalam matriks IE, mempunyai implikasi yang berbeda-beda. Pada matriks IE mempunyai tiga
implikasi strategi yang berbeda-beda, yaitu : 1.
Sel I, II dan IV dapat digolongkan pada posisi Tumbuh dan Berkembang Grow and Build. Strategi yang sesuai dalam golongan posisi ini adalah
strategi terintegrasi Forward Integration, Backward Integration, dan Horizontal Integrationdanstrategi intensif Market Penetration, Market
Develpoment, dan Product Development
Rata-rata
Skor Total
EFE
Rendah Tinggi
1,0 2,0
3,0
1,0 2,0
3,0 4,0
Kuat Rata-rata
Lemah
Skor Total IFE
I Grow and Build
II Grow and Build
III Hold and
Maintain IV
Grow and Build III
Hold and Maintain
III Hold and
Maintain VIII
Harvest or Divesture
VI Harvest or
Divesture IX
Harvest or Divesture
48
2. Sel III, V dan VII dapat diholongkan pada posisi Pertahankan dan Pelihara
Hold and Maintain. Strategi-strategi yang biasa dipakai dalam posisi ini adalah strategi penetrasi pasar Market Penetration dan strategi
pengembangan produk Product Development 3.
Sel VI, VIII dan IX digolongkan sebagai posisi Panen Harvest or Divesture. Strategi terintegrasi adalah strategi yang berfokus kepada tujuan dengan
mengintegrasi seluruh kemampuan yang ada pada perusahaan. Strategi integrasi terdiri dari strategi integrasi ke depan, ke belakang, dan integrasi horizontal.
Strategi-strategi tersebut terkadang disebut strategi integrasi vertikal yang memungkinkan perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan
atau pesaing. Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang mengutamakan pengendalian atau pengawasan lebih kepada pihak distributor atau pengecer.
Strategi integrasi ke belakang adalah strategi pengendalian atau pengawasan lebih kepada pemasok. Sementara itu strategi integrasi horizontal adalah strategi
pengawasan lebih terhadap pesaing. Strategi intensif adalah strategi pemusatan secara fokus terhadap salah satu
cara meraih tujuan, strategi intensif terdiri dari strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi-strategi tersebut disebut
sebagai strategi intensif dikarenakan adanya hal-hal yang mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk
yang ada saat ini ingin membaik. Strategi penetrasi pasar adalah peningkatan pemasaran dengan cara memaksimalkan dan mengintensifkan langkah-langkah
pemasaran. Strategi pengembangan pasar adalah strategi peningkatan pangsa pasar atau jasa ke wilayah baru yang belum terjangkau oleh perusahaan. Strategi
pengembangan produk adalah strategi meningkatkan penjualan dengan mengembangkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada.
Analisis IE pada sistem penerapan HACCP di PT. Sierad Produce. Tbk dilakukan dengan cara memasukan skor total yang telah didapat pada analisis IFE
dan EFE ke dalam matriks IE. Posisi penerapan sistem HACCP pada PT. Sierad Produce Tbk. kemudian diidentifikasi pada matriks IE dan ditentukan strategi
dalam penerapan HACCP ke depannya.
49
3.5.4 Analisis SWOT Strength Weakness Opportunity Thread