Temuan Lapangan a. Bimbingan dan Konseling 1

1. Perencanaan Evaluasi Ranah Afektif

Dalam perencanaan evaluasi ranah afektif ini, tahapannya sama dengan evaluasi hasil belajar, yang telah dikemukakan pada sub bab Evaluasi Hasil Belajar. Guru Pendidikan Agama Islam berprestasi ini melakukan enam kegiatan dalam tahap perencanaan, yaitu : a Merumuskan tujuan b Menentukan aspek-aspek afektif yang akan di evaluasi. Seperti minat pesera didik terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. c Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi ranah afektif. d Menyusun instrumen yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik. e Menentukan skor penilaian f Menentukan waktu penilaian afektif wawancara guru: 2016, 9 Mei.

2. Pelaksanaan Evaluasi Ranah Afektif

Pelaksanaan merupakan kegiatan terpenting dari seluruh rangkaian evaluasi afektif, kegiatan evaluasi afektif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Tanara dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang sudah di rancang sebelumnya. Guru sebagai subjek dari pelaksanaan evaluasi harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin sehingga akan terlaksana dengan baik . a. Waktu pelaksanaan evaluasi ranah afektif Waktu pelaksanaan evaluasi afektif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Tanara dilakukan sekali dalam satu minggu, evaluasi afektif dengan cara observasi hanya dilakukan ketika dalam setiap pertemuan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, baik berada di dalam kelas untuk kegiatan pembelajaran, karena guru PAI hanya berada dalam kelas satu minggu sekali dan untuk observasi dilakukan dalam jangka waktu satu semester dan untuk penilaian dengan skala sikap dilakukan setiap pertemuan dan direkap dalam satu semester dan materinya disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SK dan KD mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah diajarkan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dan pelaksanaan evaluasi afektif bentuk observasi ini bekerjasama dengan guru wali kelas dan guru BK. Bentuk kerjasama ini adalah dalam evaluasi lembar pengamatan wawancara guru: 2016, 15 Mei. b. Teknik evaluasi ranah afektif Teknik yang digunakan untuk mengevaluasi ranah afektif mata pelajaran PAI di SMPN 1 Tanara adalah sebagai berikut: 1 Observasi Observasi secara langsung terhadap prilaku siswa di sekolah ini dilakukan baik di dalam kelas ataupun di luar kelas. Ketika di dalam kelas guru mengamati terhadap perilaku peserta didik ketika mengikuti pelajaran lalu mengisi lembar pengamatan penilaian sikap. Kemudian ketika observasi di luar kelas guru membawa buku kecil atau catatan khusus dan pena untuk mencatat tentang prilaku siswa yang muncul secara tiba-tiba, siswa yang kebetulan melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, kemudian ditindaklanjuti dengan ditegur kemudian dinasehati dan guru mencatat perilaku siswa tersebut ke dalam catatan kecil lalu memindahkan catatannya ke dalam lembar pengamatan penilaian sikap wawancara guru: 2016, 15 Mei. 2 Wawancara Teknik wawancara yang digunakan adalah mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai dengan kompetensi dasar. Sehingga guru dalam memberikan wawancara kepada siswa memiliki pedoman wawancara sendiri. Teknik wawancara ini disesuaikan juga dengan materi ajar wawancara guru: 2016, 15 Mei. 3 Skala sikap Teknik skala sikap ini dilakukan dengan cara memberikan sebuah formulir kepada semua peserta didik yang berisi pernyataan-pernyataan tentang sikap, perilaku dan kebiasaan yang dilakukan oleh siswa sebagai hasil dari pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, kemudian siswa memberikan chek list dengan pilihan sesuai dengan keyakinan dan kejujuran siswa. Skala sikap ini dibuat sebagai lembar penilaian diri, penilaian antartemanpenilaian teman sejawat dan disesuaikan dengan sub pokok bahasan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sudah diajarkan dan kebiasaan perilaku siswa baik di sekolah atau rumah wawancara guru: 2016, 15 Mei. Di bawah ini merupakan salah satu contoh instrumen lembar penilaian diri skala sikap yang dibuat oleh guru Pendidikan Agama Islam sesuai dengan salah satu kompetensi dasar kelas XI yaitu menampilkan perilaku bersih seperti dalam al-Hadits. Untuk lebih jelasnya instrumen penilaian diri skala sikap digambarkan pada tabel berikut. Tabel 4. 7 Instrumen Penilaian Diri Skala Sikap Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 1 Saya memakai pakaian yang bersih dan rapi 2 Ketika akan shalat saya wudhu dan menggunakan pakaian yang suci 3 Saya mandi sehari paling tidak dua kali 4 Saya memotong kuku seminggu sekali 5 Ketika melihat sampah yang tercecer saya buang di tempat sampah. Tabel di atas merupakan instrumen penilaian diri skala sikap dari standar kompetensi mengenai memahami al-Hadits tentang kebersihan dan kompetensi dasarnya adalah menampilkan perilaku bersih seperti dalam al-Hadits. 4 Jurnal Hal-hal yang dicatat dalam jurnal adalah hanya kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan sikap peserta didik. Guru berprestasi ini dalam mencatat sikap yang dilakukan siswa biasanya dalam catatan kecil dahulu dan baru didokumentasikan secara rapi dan benar pada waktu berikutnya wawancara guru: 2016, 15 Mei. Teknik penilaian sikap yang paling valid adalah dengan observasi pengamatan, hal ini sejalan dengan rekomendasi BSNP tentang perbaikan kurikulum 2013, yang menyatakan bahwa “penilaian terhadap perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan oleh semua guru melalui pengamatan perilaku peserta didik sehari-hari di sekolah dan di luar sekolah” BSNP: 2016, 19 April. Teknik-teknik penilaian yang lain bisa digunakan sebagai pelengkap disesuaikan dengan kebutuhan. c. Macam Penilaian Ranah Afektif Ada dua macam pelaksanaan evaluasi afektif di SMPN 1 Tanara, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar. 1 Evaluasi Proses Evaluasi proses ini dilakukan di dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut: a Memeriksa catatan siswa b Mengawasi kehadiran siswa dalam belajar di kelas c Menilai kehadiran siswa yang relevan dengan sikap yang diajarkan d Memperhatikan siswa dalam memahami kelemahan dan keunggulan dirinya. e Memperhatikan kebiasaan siswa yang telah diberikan model sikap oleh guru. wawancara guru: 2016, 15 Mei. 2 Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar ini diamati ketika siswa berada di luar kelas, perilaku yang diamati yaitu: a Tingkah laku di luar kelas sikap dan kebiasaan siswa diluar kelas selalu mendapat perhatian dari guru, bagaimana sikap siswa ketika bermain dengan teman-temannya, bagaimana ketika bertemu dengan guru, memberi salam dan menyapanya atau tidak. Bagaimana sikap peserta didik terhadap tata tertib sekolah, ditaati atau dilanggarnya. Dan ini menjadi tanggung jawab semua guru terhadap kebiasaan siswa di luar kelas. b Pembiasaan keagamaan di sekolah Pembiasaan keagamaan di SMPN 1 Tanara Serang Banten ini yaitu melaksanakan rutinitas pagi seperti shalat dhuha berjamaah dan membaca asmaul khusna sebelum masuk kelas, pembacaan surat-surat pendek yang dipandu oleh wali kelas, shalat dzuhur berjamaah atau shalat jum’at berjamaah bagi siswa laki- laki dan shalat ashar berjamaah. Kegiatan ini selalu diperhatikan guru Pendidikan Agama Islam dan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, guru PAI memandu siswa kemudian wakil kepala sekolah bagian kesiswaan yang mengawasi siswa yang sedang melaksanakan shalat Observasi: 2016, 10-14 Mei.

3. Analisis Hasil Evaluasi Ranah Afektif

Analisis hasil penilaian afektif di SMPN 1 Tanara, dengan mengumpulkan data hasil penilaian afektif dari semua guru kemudian diambil kesimpulan dari hasil pengamatan sikap yang menonjol pada diri peserta didik yang dideskripsikan, baik itu sikap positif atau sikap negatif. Peserta didik tidak diperbolehkan mengikuti ujian nasional, apabila banyak catatan hasil observasi sikap lebih dominan negatifnya dan sudah pasti tidak lulus wawancara guru: 2016, 9 Mei.

4. Pelaporan Evaluasi Ranah Afektif

Dari hasil yang telah diperoleh dalam pelaksanaan evaluasi afektif di SMPN 1 Tanara di kelas XI-A menunjukkan bahwa dalam rekapitulasi observasi penilaian sikap dari semua guru kemudian diambil kesimpulan dari hasil pengamatan sikap yang menonjol pada diri peserta didik yang dideskripsikan, baik itu sikap positif atau sikap negatif diberikan kepada wali kelas kemudian dimasukkan dalam raport untuk wali siswa orang tua dan siswa itu sendiri wawancara guru: 2016, 9 Mei. Dalam penggunaan instrumen afektif oleh guru, hasil observasi dan wawancara siswa yang berkaitan dengan instrumen ranah afektif dengan tujuan untuk mengetahui proses penilaian afektif yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Siswa yang diwawancarai adalah siswa kelas IX.

a. Memeriksa catatan siswa

Hasil observasi guru memeriksa catatan siswa sebagai upaya untuk mengetahui proses penilaian afektif yang dilakukan guru terhadap pengembangan minat siswa. Memiliki buku catatan PAI merupakan salah satu dari indikator minat yang termasuk dalam karakteristik ranah afektif. Pada indikator ini dibuat empat pertanyaan, di antara pertanyaan tersebut adalah: 1. Setiap pertemuan guru memeriksa catatan 2. Guru memberikan nilai baik terhadap siswa yang memiliki catatan lengkap 3. Memberitahukan nilai dari hasil pemeriksaan buku catatan 4. Memberikan nilai kurang baik kepada siswa yang memiliki buku catatan kurang lengkap. Berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan bahwa setiap pertemuan di kelas guru PAI memeriksa catatan PAI siswa. Selanjutnya, guru PAI pun memberikan nilai baik terhadap siswa yang memiliki catatan lengkap. Menurut salah satu siswa yang diwawancarai guru PAI ini aktif dan selalu memberikan pengarahan kepada siswa mengenai arti pentingnya catatan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam pada saat pembelajaran berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas. Dalam hal memberitahukan nilai dari hasil pemeriksaaan buku catatan siswa, berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan bahwa guru PAI berprestasi ini sering memberitahukan nilai kepada siswa. Hal ini konsisten dari pertanyaan yang menanyakan mengenai setiap pertemuan guru memeriksa catatan dan menilainya, dalam hal ini menunjukkan bahwa ini dapat dijadikan salah satu motivasi kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan semangat lagi dalam mengikuti proses penbelajaran PAI. Demikian juga, dalam hal siswa yang tidak memiliki catatan PAI atau yang sudah memiliki tetapi kurang lengkap, guru PAI berprestasi ini memberikan nilai apa adanya atau jika siswa tersebut ingin memiliki nilai yang lebih baik disuruh melengkapi catatannya sehingga baru akan dinilai oleh guru tersebut. Ini berindikasikan bahwa guru tersebut melakukan remidial dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melengkapi catatnnya sehingga siswa tersebut termotivasi untuk melengkapi catatannya. Dengan demikian bahwa dapat disimpulkan guru PAI berprestasi se-Indonesia ini sering melakukan pemeriksaan terhadap buku catatan PAI siswa karena guru PAI ini tidak