Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran KAJIAN TEORI

Sikap tidak identik dengan respon dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku yang dapat diamati. Secara operasional, sikap dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respon reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa, atau situasi Asrori: 2011, 141. Dengan demikian bahwa sikap merupakan salah satu aspek psikologi individu yang sangat penting, karena sikap merupakan suatu kecenderungan untuk berperilaku sehingga akan banyak mewarnai perilaku seseorang. Dan sikap terdiri dari tiga komponen yakni, komponen afektif, kognitif, dan konatif Zakaria: 2008, 1-3. Pentingnya aspek sikap dalam kehidupan individu, mendorong psikolog untuk mengembangkan teknik dan instrumen untuk mengukur sikap manusia. Pengukuran sikap ini dapat dilakukan dengan cara observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan peribadi, dan penggunaan skala sikap Asrori: 2011, 141-143. Selanjutnya, perubahan sikap dapat diamati mulai dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap ini merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap objek di atas, bahkan termasuk mata pelajaran PAI dan sub-sub pokok bahasan yang ada di dalamnya. Dan sikap siswa akan tampak setelah mereka dihadapkan suatu kejadian yang timbul di hadapan mereka, sehingga sikap bisa menyikapi sesuai dengan pengalamannya dan hasilnya akan berbeda-beda. Pertanyaan tentang sikap, meminta responden menunjukkan perasaan yang positif atau negatif terhadap suatu objek tertentu. Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan sikap antara lain dengan menyatakan arah perasaan seseorang, misalnya menerima – menolak, menyenangi-tidak menyenangi, baik – buruk, dan lain sebagainya Darmadji, 2011: 7. Dengan demikian untuk mencapai hasil aspek sikap ini maka perlu pembentukan sikap melalui pola pembiasaan dan modeling dilakukan melalui contoh. Hal ini diperlukan agar sikap tertentu muncul benar-benar didasari oleh suatu keyakinan kebenaran sebagai suatu sistem nilai.

2. Minat

Gilbert Sax 1980: 397 dalam bukunya yang berjudul Principle of Educational Measurement and Evaluation mengemukakan pengertian minat adalah “an interest is a preference for one activity over another”. Minat adalah kesukaan terhadap suatu aktivitas dibanding aktifitas yang lain. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi. Minat merupakan kesenangan untuk melakukan sesuatu. Pada umumnya minat dikaitkan dengan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan dan kesenangan untuk mengikuti pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, minat terkait dengan kesediaan siswa untuk melakukan aktivitas belajar sehingga sangat berpengaruh pada hasil belajarnya. Siswa yang memiliki minat yang tinggi selalu berupaya untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan minat tersebut. Karena itu, dalam pendidikan agama siswa harus dikondisikan agar selalu memiliki minat yang tinggi pada pelajaran dan kegiatan keagamaan. Dalam proses pembelajaran, penilaian minat dalam konteks PAI digunakan untuk: a. Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dan pembelajarannya. b. Menggambarkan keadaan langsung antara pokok bahasan tertentu dalam PAI dengan kondisi nyata di masyarakat. c. Mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat yang sama. d. Acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih model, metode pembelajaran yang tepat. e. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan nyata di dalam kehidupan Darmadji: 2011, 7. Indikator minat pada mata pelajaran PAI dapat dilihat dari memiliki catatan pelajaran PAI, berusaha memahami PAI, memiliki buku PAI, mengikuti pembelajaran PAI dan lain- lain. Sementara contoh pernyataan kuesioner untuk penilaian PAI dilihat dari kelengkapan cacatan peserta didik, catatan pelajaran PAI terdapat catatan hal-hal yang penting, menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pembelajaran, senang mengerjakan soal PAI dan berusaha selalu hadir pada pembelajaran praktik PAI Darmadji: 2011, 8.

3. Konsep Diri

Konsep diri merupakan sistem yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentag dirinya, termasuk sikap, perasaaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Sementara Mahmud 2014: 365 berpendapat bahwa “konsep diri merupakan eksekutif kepribadian mengontrol tindakan dengan mengikuti prinsip kenyataan atau rasional, untuk membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin seseorang dengan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Konsep diri dibangun berdasarkan pandangan orang yang bersangkutan dan pandangan orang lain.” Kaitannya dengan PAI, konsep diri berhubungan dengan bagaimana siswa memandang diri mereka, baik sebagai siswa maupun orang yang beragam sehingga akan sangat berpengaruh dalam menempatkan diri atau berperilaku. Penilaian konsep diri ini dapat dilakukan dengan penilaian diri. Dengan demikian konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya dan sebagainya.

4. Nilai

Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yang dianggap baik dan buruk. Bila sikap mengacu kepada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, maka nilai mengacu pada keyakinan. Target nilai cenderung menjadi ide, atau kadang juga berupa sikap dan perilaku Darmadji: 2011, 9. Arah nilai dapat positif dan negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu. Dalam pendidikan agama nilai harus dikembangkan karena meliputi nilai-nilai universal, seperti kejujuran, integritas, keadilan, kebebasan maupun nilai-nilai keislaman seperti nilai susila dan pergaulan Darmadji: 2011, 9. Oleh karenanya satuan pendidikan harus mambantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat.