Pelaksanaan Evaluasi Ranah Afektif

4. Pelaporan Evaluasi Ranah Afektif

Dari hasil yang telah diperoleh dalam pelaksanaan evaluasi afektif di SMPN 1 Tanara di kelas XI-A menunjukkan bahwa dalam rekapitulasi observasi penilaian sikap dari semua guru kemudian diambil kesimpulan dari hasil pengamatan sikap yang menonjol pada diri peserta didik yang dideskripsikan, baik itu sikap positif atau sikap negatif diberikan kepada wali kelas kemudian dimasukkan dalam raport untuk wali siswa orang tua dan siswa itu sendiri wawancara guru: 2016, 9 Mei. Dalam penggunaan instrumen afektif oleh guru, hasil observasi dan wawancara siswa yang berkaitan dengan instrumen ranah afektif dengan tujuan untuk mengetahui proses penilaian afektif yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Siswa yang diwawancarai adalah siswa kelas IX.

a. Memeriksa catatan siswa

Hasil observasi guru memeriksa catatan siswa sebagai upaya untuk mengetahui proses penilaian afektif yang dilakukan guru terhadap pengembangan minat siswa. Memiliki buku catatan PAI merupakan salah satu dari indikator minat yang termasuk dalam karakteristik ranah afektif. Pada indikator ini dibuat empat pertanyaan, di antara pertanyaan tersebut adalah: 1. Setiap pertemuan guru memeriksa catatan 2. Guru memberikan nilai baik terhadap siswa yang memiliki catatan lengkap 3. Memberitahukan nilai dari hasil pemeriksaan buku catatan 4. Memberikan nilai kurang baik kepada siswa yang memiliki buku catatan kurang lengkap. Berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan bahwa setiap pertemuan di kelas guru PAI memeriksa catatan PAI siswa. Selanjutnya, guru PAI pun memberikan nilai baik terhadap siswa yang memiliki catatan lengkap. Menurut salah satu siswa yang diwawancarai guru PAI ini aktif dan selalu memberikan pengarahan kepada siswa mengenai arti pentingnya catatan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam pada saat pembelajaran berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas. Dalam hal memberitahukan nilai dari hasil pemeriksaaan buku catatan siswa, berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan bahwa guru PAI berprestasi ini sering memberitahukan nilai kepada siswa. Hal ini konsisten dari pertanyaan yang menanyakan mengenai setiap pertemuan guru memeriksa catatan dan menilainya, dalam hal ini menunjukkan bahwa ini dapat dijadikan salah satu motivasi kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan semangat lagi dalam mengikuti proses penbelajaran PAI. Demikian juga, dalam hal siswa yang tidak memiliki catatan PAI atau yang sudah memiliki tetapi kurang lengkap, guru PAI berprestasi ini memberikan nilai apa adanya atau jika siswa tersebut ingin memiliki nilai yang lebih baik disuruh melengkapi catatannya sehingga baru akan dinilai oleh guru tersebut. Ini berindikasikan bahwa guru tersebut melakukan remidial dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melengkapi catatnnya sehingga siswa tersebut termotivasi untuk melengkapi catatannya. Dengan demikian bahwa dapat disimpulkan guru PAI berprestasi se-Indonesia ini sering melakukan pemeriksaan terhadap buku catatan PAI siswa karena guru PAI ini tidak bosan-bosan memberikan pengarahan kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting dalam pelajaran PAI yang akan bermanfaat kelak.

b. Menyatakan buku referensi

Indikator ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana guru PAI melakukan penilaian afektif dengan cara mengobservasi kepada siswa mengenai kepemilikan buku referensi PAI. Pada indikator ini dibuat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan instrumen observasi terhadap minat. Di antara pertanyaan tersebut adalah: 1. Guru menanyakan kepemilikan buku referensi PAI 2. Guru memberikan nilai kepada siswa yang memiliki buku referensi PAI 3. Guru memberitahukan nilai bagi siswa yang memiliki buku referensi PAI. Berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan bahwa guru PAI berprestasi ini sesekali menanyakan kepemilikan buku referensi PAI kepada siswa karena biasanya tanpa menanyakan kepada siswa guru dapat mengamatinya ketika pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, guru PAI berprestasi ini pun selalu memberikan nilai terhadap siswa yang memiliki buku referensi PAI sebagai salah satu buku pegangan siswa. Hal ini dikarenakan guru selalu memberikan pengarahan kepada siswa mengenai pentingnya buku referensi PAI sebagai acuan saat proses pembelajaran sehingga siswa tidak kehilangan arah. Buku referensi PAI ini dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut. Demikian juga, dalam hal memberitahukan nilai bagi siswa yang memiliki buku referensi PAI. Hal ini sering dilakukan oleh guru agar memotivasi siswa bahwa ilmu yang diperoleh di kelas masih jauh dari cukup, untuk itu siswa harus banyak menggali dari buku atau refensi lainnya. Buku referensi PAI yang digunakan di sekolah adalah yang diterbitkan oleh CV. Arya Duta, dan yang disusun oleh Dede Kusyadi yang berjudul Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas IX. Dalam satu kelas yang terdiri 22 siswa ada 6 siswa yang tidak memiliki buku referensi PAI ini. Berarti jika dipersentasekan ada 27,27 yang tidak memiliki buku. Dan yang memiliki buku ada 72,73. Dengan demikian, sebagian besar siswa memiliki buku referensi PAI.

c. Mengawasi kehadiran siswa dalam belajar di kelas

Indikator ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana guru melakukan penilaian afektif dengan cara mengawasi kehadiran siswa dalam pembelajaran. Pengawaasan tersebut merupakan pengamatan dan ini termasuk salah satu bentuk penilaian afektif. Pada indikator ini dibuat empat pertanyaan yang berkaitan dengan instrumen observasi terhadap minat. Di antara pertanyaan tersebut adalah: 1. Guru memberikan nilai yang baik kepada siswa yang aktif dalam kehadirannya di setiap pertemuan. 2. Guru memberitahukan jumlah kehadiran siswa. 3. Guru memberikan nilai kurang baik kepada siswa yang kehadirannya kurang aktif dalam setiap pertemuan pada mata pelajaran PAI. 4. Guru menilai siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang diajarkan di kelas pada mata pelajaran PAI. Berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan bahwa guru PAI berprestasi ini selalu memberikan nilai yang baik kepada siswa yang aktif dalam kehadirannya di setiap pertemuan. Menurut salah satu siswa yang diwawancari hal ini dapat memberikan semangat untuk mengikuti pembelajaran PAI di kelas pada setiap pertemuan. Selanjutnya, guru PAI berprestasi ini selalu tidak bosan-bosan untuk memberitahukan jumlah kehadiran siswa pada setiap pertemuan karena beliau ingin memotivasi siswa agar lebih semangat dan aktif dalam mengikuti semua mata p elajaran khususnya PAI. Berdasarkan analisis dokumen pada daftar hadir siswa kelas IX-A dari 22 orang siswa selama satu semester ada yang sakit, alfa, dan bolos. Alfa yang dimaksud adalah siswa tidak masuk tanpa keterangan. Sedangkan bolos yang dimaksud adalah siswa sempat masuk ke kelas tetapi pulang lewat belakang. Dalam satu semester dari 22 orang siswa ada 7 orang yang alfa, 3 orang yang sakit, dan 5 orang yang bolos. Jadi ada 7 siswa yang selalu hadir pada jam pelajaran Pendidikan Agam Islam dalam satu semester. Demikian juga, guru PAI berprestasi ini dalam hal memberikan nilai yang kurang baik kepada siswa yang kehadirannya kurang aktif dalam setiap pertemuan pada mata pelajaran PAI itu sering ia lakukan karena kehadiran siswa di kelas dalam mengikuti pelajaran PAI setiap pertemuannya itu mejadi salah satu tolak ukur untuk kenaikan kelas. Oleh karena itu, guru seharusnya dalam setiap pertemuan selalu memeriksa absensi siswa. Dalam hal guru menilai siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang diajarkan di kelas pada mata pelajaran PAI, berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan guru selalu menilai siswa yang aktif bertanya mengenai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena guru tersebut berargumen bahwa dengan banyaknya pertanyaan dari para siswa maka guru dapat mengetahui dengan mudah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI.

d. Menilai kehadiran siswa yang relevan dengan sikap yang diajarkan

Kegiatan menilai siswa merupakan hal penting untuk mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran. oleh karena itu, pada indikator menilai kehadiran siswa yang relevan dengan sikap yang diajarkan oleh guru, dibuat dua pertanyaan yaitu: 1. Guru menilai aktif sikap siswa yang relevan dengan sikap yang diajarkan. 2. Guru memberitahukan hasil nilai kepada siswa terhadap aktifitas yang relevan dengan sikap yang diajarkan. Berdasarkan data hasil wawancara kepada guru PAI berprestasi ini, observasi dan wawancara kepada siswa menunjukkan bahwa guru PAI berprestasi ini selalu menilai sikap siswa yang berhubungan terhadap materi yang diajarkan oleh guru dan guru PAI berprestsi ini tidak bosan-bosan untuk mengadakan bimbingan terhadap para siswa- siswinya. Selanjutnya, dalam hal memberitahukan hasil nilai kepada siswa terhadap aktifitas yang relevan dengan sikap yang diajarkan. Data hasil wawancara kepada guru dan siswa menunjukkan bahwa guru PAI berprestasi ini selalu memberitahukan hasil nilai kepada siswa terhadap aktifitas yang berhubungan dengan sikap yang diajarkan oleh guru. Alasan beliau mengenai hal ini karena sebagai penguat dalam memotivasi siswa agar membangkitkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI. Selain itu, argumen beliau adalah sebagai salah satu dari perhatian guru terhadap siswa dan reward penghargaan yang diberikan kepada siswa yang berupa sebab akibat dari kualitas kinerja yang dilakukan siswa.

e. Memperhatikan siswa dalam memahami kelemahan dan keunggulan dirinya.

Indikator ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana guru melakukan penilaian afektif kepada siswa melalui observasi. Wawancara kepada guru PAI dan siswa mengenai