Wawancara Pedoman Wawancara Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) (Studi Kasus Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten)

Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 Penjualan atas Barang Mewah PPnBM nya atau tidak lagi menjadi objek PPnBM? 7. Dampak kebijakan Menurut Wayne Parsons, tahap terakhir dalam siklus pengambilan kebijakan, yaitu analisis delivery. Bagian ini membahas bagaimana suatu kebijakan yang dibuat Pemerintah diatur, diimplementasikan, dievaluasi dan dihentikan. Analisis penyampaian kebijakan meliputi aspek akibat, koreksi dan penambahan. a. Apakah kebijakan Pemerintah menghapuskan sebagian objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM diantaranya AC, lemari es, mesin cuci, TV, kamrea dapat mempengaruhi harga beli dan harga jual? b. Apakah kebijakan Pemerintah menghapuskan sebagian objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM diantaranya AC, lemari es, mesin cuci, TV, kamrea dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah penjualan barang tersebut? c. Berapa jumlah barang elektronik yang terjual seperti AC, lemari es, mesin cuci, TV dan kamera sejak akhir Juni 2015 hingga saat ini? 8. Persepsi masyarakat mengenai kebijakan yang ditempuh Pemerintah. Menurut Wayne Parsons, dalam siklus pengambilan kebijakan, yaitu analisis meso, agar suatu kebijakan dapat berjalan maka masyarakat harus memiliki persepsi yang sama Bagaimana tanggapan BapakIbu terhadap kebijakan yang ditempuh Pemerintah menghapuskan sebagian objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM diantaranya AC, lemari es, mesin cuci, TV, kamera? dengan para pengambil kebijakan. 9. Evaluasi kebijakan Menurut Wayne Parsons, tahap terakhir dalam siklus pengambilan kebijakan, yaitu analisis delivery. Bagian ini membahas bagaimana suatu kebijakan yang dibuat Pemerintah diatur, diimplementasikan, dievaluasi dan dihentikan. Analisis penyampaian kebijakan meliputi aspek akibat, koreksi dan penambahan. Menurut BapakIbu, bagaimana cara Pemerintah mensosialisasikan suatu peraturan yang telah dibuatnya agar sampai ke masyarakat masyarakat mengetahuinya? Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Untuk Pembeli No. Indikator Pertanyaan 1. Identitas Narasumber a. Nama Siapa nama Bapak Ibu? b. Jenis Pekerjaan Apa pekerjaan yang Bapak Ibu tekuni saat ini? c. Tingkat Pendidikan Apa jenjang pendidikan terakhir yang Bapak Ibu tempuh? d. Tempat Tinggal Dimana tempat tinggal Bapak Ibu? e. Pendapatan Berapa besar pendapatan yang Bapak Ibu peroleh dalam satu bulan? 2. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 Definisi barang mewah tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 Apa yang Bapak Ibu ketahui mengenai barang mewah? 3. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 Daftar jenis barang kena pajak yang tergolong mewah tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 lampiran I, II, III dan IV Menurut Bapak Ibu, barang-barang apa saja yang termasuk kategori mewah? 4. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 Daftar jenis barang kena pajak Apakah barang yang Bapak Ibu beli termasuk kategori barang mewah? yang tergolong mewah tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 lampiran I, II, III dan IV 5. Surat Keterangan Pers Surat keterangan pers yang diterbitkan Kementrian Keuangan melalui situs resminya www.kemenkeu.go.id Apakah Bapak Ibu mengetahui bahwa tepat pada 11 Juni 2015, Pemerintah melalui Kementrian Keuangan menerbitkan surat keterangan pers mengenai kebijakan Pemerintah menghapuskan beberapa kelompok barang yang termasuk kategori mewah menjadi barang tidak mewah lagi? 6. Surat Keterangan Pers dan Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 Apa saja jenis barang mewah yang dihapuskan pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM nya atau tidak lagi menjadi objek PPnBM? 7. Dampak kebijakan Menurut Wayne Parsons, tahap terakhir dalam siklus pengambilan kebijakan, yaitu analisis delivery. Bagian ini membahas bagaimana suatu kebijakan yang dibuat Pemerintah diatur, diimplementasikan, dievaluasi dan dihentikan. Analisis penyampaian kebijakan meliputi aspek akibat, koreksi dan penambahan. Apakah kebijakan Pemerintah menghapuskan sebagian objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM diantaranya AC, lemari es, mesin cuci, TV, kamera dapat mempengaruhi keputusan Bapak Ibu untuk meningkatkan daya beli terhadap barang tersebut? 8. Persepsi masyarakat mengenai kebijakan yang Bagaimana tanggapan BapakIbu terhadap kebijakan yang ditempuh ditempuh Pemerintah. Menurut Wayne Parsons, dalam siklus pengambilan kebijakan, yaitu analisis meso, agar suatu kebijakan dapat berjalan maka masyarakat harus memiliki persepsi yang sama dengan para pengambil kebijakan. Pemerintah menghapuskan sebagian objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM diantaranya AC, lemari es, mesin cuci, TV, kamera? 9. Evaluasi kebijakan Menurut Wayne Parsons, tahap terakhir dalam siklus pengambilan kebijakan, yaitu analisis delivery. Bagian ini membahas bagaimana suatu kebijakan yang dibuat Pemerintah diatur, diimplementasikan, dievaluasi dan dihentikan. Analisis penyampaian kebijakan meliputi aspek akibat, koreksi dan penambahan. Menurut BapakIbu, bagaimana cara Pemerintah mensosialisasikan suatu peraturan yang telah dibuatnya agar sampai ke masyarakat?

2. Pedoman Studi Dokumentasi

Tabel 3.4 Pedoman Studi Dokumentasi No. Jenis Data Sumber Data 1. Surat keterangan pers www.kemenkeu.go.id 2. Tabel realisasi penerimaan Pajak hingga 31 Juli 2015 www.pajak.go.id 3. Surat pengantar penelitian Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Transkrip wawancara Masyarakat pembeli dan penjual di Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data, maka dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu:

1. Uji Kredibilitas Data Credibility

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan cara : a. Perpanjangan Pengamatan. Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan dan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui di lapangan maupun yang baru. 11 Penelitian ini diperpanjang sampai 11 kali, karena pada periode 1 sampai 10, data yang diperoleh belum memadai dan belum kredibel. Dengan perpanjangan pengamatan sampai 11 kali maka data yang diperoleh dirasa telah jenuh. 11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Cet-9, Bandung: Alfabeta, 2014 h.123. b. Meningkatkan Ketekunan. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan kegiatan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Melalui kegiatan ini maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Selain itu, peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai sumber diantaranya: buku, hasil penelitian maupun dokumentasi-dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian. 12 c. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas data adalah pengecekan data dari berbagai teknik pengumpulan data, sumber dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara dan dokumentasi. Triangulasi sumber, dilakukan peneliti dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah penjual dan pembeli di toko barang elektronik yang berlokasi di Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan, pagi, siang dan sore hari. Melalui kegiatan triangulasi dalam pengumpulan data, maka dapat diketahui apakah responden memberikan data yang sama atau tidak. Jika data yang diberikan responden berbeda, maka dapat dinyatakan data yang diperoleh belum kredibel. d. Menggunakan Bahan Referensi. Kegiatan ini bertujuan untuk membuktikan data yang telah ditemukan peneliti di lapangan, sehingga laporan penelitian menjadi lebih dapat dipercaya. 12 Ibid ., h. 124-125. Misalnya, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara dan transkrip wawancara.

2. Uji Keteralihan Transferability

Transferabiliy dapat disebut validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal ialah derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi yang merupakan tempat pengambilan sampel. Peneliti dalam membuat laporan penelitiannya harus mampu memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan kredibel. Dengan demikian, saat pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya dan dapat memahami “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan transferability , maka laporan tersebut dapat dikatakan memenuhi standar transferabilitas. 3. Uji Depenability. Uji depenability dalam penelitian kualitatif dapat disamakan dengan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Suatu penelitian dapat dikatakan reliabel apabila orang lain dapat mereplikasi proses penelitian tersebut. Uji depenability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Proses audit tersebut dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan. Peneliti harus dapat menjelaskan proses yang dilakukannya mulai dari menentukan masalahfokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, hingga menarik kesimpulan. Dengan kata lain, peneliti harus dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”. 4. Uji Konfirmasi Konfirmability. Uji konfirmasi, dalam penelitian kuantitatif dapat dikatakan uji objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati oleh banyak orang. Pengujian konfirmability berarti menguji hasil penelitian yang dihubungkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian tersebut dapat disebut telah memenuhi standar konfirmability. 13 G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles and Hubermen dan Spradley :

1. Analisis Sebelum Di Lapangan

Analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan dilakukan dengan cara menganalisa data hasil studi pendahuluan data sekunder yang akan digunakan untuk menetukan fokus penelitian. Namun demikian, dalam penelitian kualitatif fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis Selama Di Lapangan Model Miles and Huberman

a. Reduksi Data Data Reduction Data yang diperoleh peneliti dari lapangan, semakin lama jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti peneliti melakukan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data 13 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Cet-9, Bandung: Alfabeta, 2014 h.130-131.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh penghapusan pajak pertambahan nilai atas barang mewah elektronik (PPnBM) dan flukuasi kurs rupiah terhadap penjualan pada tingkat pedagang eceran wilayah Kramat Jati Dengan harga sebagai variabel intervening; studi kasus: penjualan TV 21

1 7 101

Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen pada Barang Elektronika (Studi Empiris pada Konsumen Barang Elektronika di Glodok Jakarta Kota)

10 103 127

Analisis pengaruh pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualanatas barang mewah (PPNBM) terhadap daya beli konsumen pada barang elektronika : studi empiris pada konsumen barang elektronikka di wilayah tangerang selatan

1 21 105

Pengaruh penerapan PMK NO-121/PMK.011/2013 atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM) terhadap daya beli konsumen pada barang elektronika: studi empiris konsumen barang elektronika di Wilayah DKI Jakarta

3 13 134

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

0 0 18

206 PMK.010 2015 Perubahan PPnBM atas Penjualan Barang Mewah selain kendaraan

0 0 4

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

0 0 10

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

0 0 49

Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah

0 0 40

PENERIMAAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 88