Berdasarkan jawaban responden, bentuk media yang paling disarankan sebagai agen sosialisasi kebijakan penghapusan sebagian besar objek PPnBM diantaranya
melalui iklan yang ditayangkan di televisi, social media berupa facebook, twitter, instagram,
dan disampaikan melalui pertemuan dengan Pemerintah yang diwakili oleh kepala daerahnya.
D. Pembahasan
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap 11 responden yang terdiri dari 5 penjual di toko barang elektronik dan 6 pembeli di toko barang
elektronik yang berada di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, maka dapat diperoleh informasi bahwa masyarakat mengalami kebingungan saat diminta
menjelaskan mengenai definisi barang mewah. Masyarakat lebih cepat mengemukakan jenis barang yang dianggap sebagai barang mewah dari pada
menjelaskan definisi barang mewah itu sendiri. Sebesar 73 masyarakat menyatakan bahwa mobil termasuk kategori barang mewah. Barang-barang lainnya
yang dianggap termasuk kategori barang mewah adalah perhiasan, barang elektronik yang harganya di atas Rp10.000.000,- , motor sport, rumah, mesin cuci,
AC, motor, apartemen, real estate, handphone, TV dan lemari es. Daftar jenis barang kena pajak yang tergolong mewah tercantum dalam Peraturan Menteri
Keuangan PMK Nomor 106PMK.0102015 lampiran I, II, III, dan IV. Ketidaktahuan masyarakat terhadap definisi dan jenis barang yang termasuk
kategori barang mewah yang berlaku saat ini karena sebesar 73 masyarakat tidak mengetahui adanya kebijakan Pemerintah menghapuskan beberapa kelompok
barang yang termasuk kategori barang mewah menjadi barang tidak mewah lagi. Padahal, Pemerintah telah melakukan publikasi atas kebijakan penghapusan
sebagian besar objek PPnBM melalui surat keterangan pers yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan melalui situs resminya di www.kemenkeu.go.id. Dalam Surat
keterangan pers tersebut dijelaskan bahwasannya dalam rangka menjaga daya beli masyarakat di tengah gejala pelambatan ekonomi dan untuk lebih mendorong
tumbuhnya industri dalam negeri atas produk-produk yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri, serta mengurangi kecenderungan masyarakat untuk membeli
barang di luar negeri, maka Pemerintah menganggap perlu melakukan penghapusan atas sebagian barang selain kendaraan bermotor dari objek PPnBM. Surat
keterangan pers tersebut terbit pada Kamis, 11 Juni 2015 yang mendasar pada PMK No. 106PMK.0102015. Pemberlakuan PMK No. 106PMK.0102015 tercantum
dalam berita negara Republik Indonesia Tahun 2015 N0. 847. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi diketahui bahwa
persepsi masyarakat terhadap kebijakan penghapusan PPnBM adalah sebanyak 73 masyarakat menyatakan setuju atau memberikan respon positif terhadap adanya
kebijakan penghapusan PPnBM sedangkan 9 masyarakat menyatakan respon negatif terhadap kebijakan penghapusan PPnBM. Sisanya sebanyak 18
masyarakat masih mengalami kebingungan mengenai kebijakan Pemerintah menghapuskan PPnBM. Namun, setelah dihubungkan dengan jumlah penjualan
pasca berlakunya PMK No. 106PMK.0102015, dapat dinyatakan 60 masyarakat menyatakan kebijakan Pemerintah menghapuskan sebagian objek
PPnBM diantaranya AC, lemari es, mesin cuci, TV, kamera dapat menurunkan jumlah penjualan terhadap barang tersebut, sedangkan 40 lainnya menyatakan
kebijakan tersebut tidak mempengaruhi jumlah penjualan atau dengan kata lain jumlah penjualan terhadap barang-barang yang dihapuskan pengenaan PPnBM
masih standar meskipun sudah diterbitkan kebijakan penghapusan sebagian besar objek PPnBM. Dari sudut pembeli, sekitar 83 masyarakat menyatakan kebijakan
Pemerintah menghapuskan sebagian objek PPnBM diantaranya AC, lemari es, mesin cuci,TV dan kamera tidak dapat meningkatkan daya beli masyarakat
terhadap barang tersebut. Sisanya sekitar 17 menyatakan kebijakan tersebut mempengaruhi keputusan masyarakat untuk meningkatkan daya beli terhadap
barang-barang yang dihapuskan pengenaan PPnBM. Berdasarkan jawaban responden, bentuk media yang paling disarankan
sebagai agen sosialisasi kebijakan penghapusan sebagian besar objek PPnBM diantaranya melalui iklan yang ditayangkan di televisi, social media berupa
facebook, twitter, instagram, dan disampaikan melalui pertemuan dengan
Pemerintah yang diwakili oleh kepala daerahnya.