dipakai dalam proses kebijakan. Analisis kebijakan tidak hanya terjadi di tahap “evaluasi”.
25
Wayne Parsons dalam bukunya yang berjudul “Public Policy”
mengemukakan “tahap” dalam siklus pengambilan kebijakankeputusan melalui berbagai kerangka dan pendekatan yang berbeda, yaitu :
Gambar 2.2 Siklus Pengambilan Kebijakan
1 Meta Analisis
Tahapan pertama dalam siklus pengambilan kebijakan adalah meta analisis. Meta analisis adalah analisis terhadap aktivitas
analisis. Meta analisis berkaitan dengan upaya memahami gagasan yang menyatakan bahwa analisis kebijakan publik dilakukan dengan
menggunakan metafora:
melakukan analisis
dengan mendeskripsikan sesuatu dengan menggunakan istilah lain.
26
Pendekatan meta analisis membahas mengenai ide kebijakan “publik” dan menelaah arti dari gagasan tentang ruang publik
public sphere , serta bagaimana konseptualisasi ide ruang publik
dan privat yang senantiasa berubah itu membentuk studi kebijakan “publik”.
2 Analisis Meso
Meso berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata mesos, yang berarti menengah atau intermediate. Analisis meso adalah level
analisis menengah atau analisis perantara yang berfokus pada kaitan
25
Wayne Parsons, Public Policy, Cet-3 Jakarta : Kencana, 2008, h. 82.
26
Ibid., h. 1.
1 Meta Analisis
2 Analisis Meso
3 Analisis Keputusan
4 Analisis Delivery
antara definisi problem, penentuan agenda, dan proses pengambilan keputusan serta implementasinya.
27
Problem berkaitan dengan persepsi dan persepsi berkaitan dengan konstruksi. Analisis kebijakan dapat dikatakan sibuk
mengurusi penentuan dan penataan problem untuk membantu mempermudah pemecahan masalah bagi para pembuat kebijakan.
Politik muncul karena kita tidak memiliki persepsi yang sama atas hakikat dari suatu problem, atau jika kita punya persepsi yang sama,
kita tak punya persepsi yang sama tentang definisi apa yang harus kita lakukan dan tidak kita lakukan. Dengan demikian, dalam
menentukan suatu keputusan kebijakan , para pengambil kebijakan harus melibatkan persepsi masyarakat atau opini publik terhadap
kebijakan yang akan ditempuhnya. Setelah suatu kebijakan diimplementasikan, para pengambil kebijakan juga harus mampu
memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kebijakan yang telah ditempuhnya. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat
memiliki persepsi yang sama dengan para pengambil kebijakan, sehingga kebijakan publik menjadi suatu fungsi dari opini publik.
Opini publik dalam pasar politik atau ruang publik mirip dengan permintaan konsumem dalam pasar ekonomi. Permintaan kebijakan
akan menentukan penawaran dari sebuah kebijakan yang dibuat.
28
3 Analisis Keputusan
Analisis ketiga dalam siklus pengambilan kebijakan adalah analisis keputusan. Analisis keputusan membahas mengenai proses
bagaimana suatu keputusan diambil dan bagaimana kebijakan dibuat, serta bagaimana analisis tersebut dipakai dalam proses
pengambilan keputusan. Bagian ini membahas persoalan aksi action
dan nonaksi non-action, keputusan decision dan
27
Wayne Parsons, Public Policy, Cet-3 Jakarta : Kencana, 2008, h. 87.
28
Ibid., h.113.
nonkeputusan non-decision
. Membahas
kerangka untuk
menganalisis proses pembuatan keputusan dan kerangka yang dipakai sebagai bentuk analisis kebijakan rasional. Model analisis
ini meliputi pembuatan keputusan yang tepat; pertimbangan dan keputusan; keterlibatan pemerintah, keterbatasan sumber daya,
keputusan kebijakan, determinan pilihan pemerintah, konteks pilihan; perkiraan, penentuan tujuan dan analisis opsi.
4 Analisis Delivery
Bagian ini akan membahas bagaimana suatu kebijakan diatur, dikelola, diimplementasikan, dievaluasi dan dihentikan.
Analisis penyampaian kebijakan ini meliputi aspek akibat effectuation
, koreksi, dan penambahan terhadap sebuah kebijakan.
29
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Implementasi Kebijakan
Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak faktor, dan masing-masing faktor tersebut saling berhubungan
satu sama lain. Berikut ini adalah beberapa teori implementasi kebijakan :
a. Teori George C. Edwars III 1980
Dalam pandangan George C.Edwars III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: 1 komunikasi, 2
sumberdaya, 3 disposisi, dan 4 struktur birokrasi. Keempat faktor tersebut juga saling berhubungan satu sama lain.
30
1 Komunikasi
29
Wayne Parsons, Public Policy, Cet-3 Jakarta : Kencana, 2008, h. 84-85.
30
AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik,Cet-5 Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013, h. 90- 91.
Keberhasilan implementasi suatu kebijakan mensyaratkan agar implementor atau praktisi sebagai pengambil kebijakan
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus dapat ditransmisikan kepada
kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu
kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi
perlawanan atau resistensi dari kelompok sasaran. Sebagai contoh, keberhasilan program Keluarga Berencana KB di
Indonesia, disebabkan karena Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN secara intensif melakukan
sosialisasi tujuan dan manfaat program KB terhadap pasangan usia subur PUS melalui berbagai media agar masyarakat
mengetahui dan memahami program tersebut.
2 Sumberdaya
Meskipun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara eksplisit dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan
sumberdaya untuk melaksanakan, maka implementasi sebuah kebijakan tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat
berwujud sumberdaya manusia yang meliputi: kompetensi implementor dan sumberdaya finansial. Sumberdaya adalah
faktor penting suatu kebijakan dapat diimplementasikan secara efektif. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya tinggal di atas kertas
menjadi dokumen saja atau tidak dapat direalisasikan
3 Disposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis.
Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan yang baik seperti apa yang
diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor
memiliki sikap atau perspektif pandangan yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga
menjadi tidak efektif. Berbagai pengalaman di negara-negara Dunia Ketiga menunjukkan bahwa tingkat komitmen dan
kejujuran aparat rendah. Berbagai kasus korupsi yang muncul di negara-negara Dunia Ketiga, seperti Indonesia merupakan contoh
konkrit dari rendahnya komitmen, kejujuran dan integritas aparat dalam mengimplementasikan program-program pembangunan.
4 Struktur Birokrasi
Struktur organisasi berfungsi untuk mengimplementasikan kebijakan agar memiliki pengaruh yang signifikan. Salah satu
dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi standar standard operating procedures
atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan
cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yaitu prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Hal ini dapat
mengakibatkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.
b. Teori Merilee S. Grindle 1980
Keberhasilan implementasi menurut Merilee S Grindle 1980 dipengaruhi oleh dua variabel besar, yaitu isi kebijakan content of
policy dan lingkungan implementasi context of implementation.
31
Variabel isi kebijakan ini mencakup: 1 sejauh mana kepentingan atau urgensi kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi
kebijakan; 2 jenis manfaat yang diterima oleh target groups, sebagai contoh, masyarakat di wilayah slum areas lebih suka
menerima program air bersih daripada menerima program kredit mobil mewah; 3 sejauhmana perubahan yang diinginkan dari
sebuah kebijakan. Suatu program yang bertujuan untuk mengubah
31
AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik,Cet-5 Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013, h. 93.
sikap dan perilaku kelompok sasaran relatif lebih sulit diimplementasikan daripada program yang sekedar memberikan
bantuan kredit atau bantuan beras kepada kelompok masyarakat miskin; 4 pemilihan letak untuk implementasi sebuah program.
Misalnya, saat
BKKBN memiliki
program peningkatan
kesejahteraan keluarga dengan memberikan bantuan dana kepada keluarga prasejahtera, banyak orang menanyakan apakah letak
program ini sudah tepat berada di BKKBN; 5 apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci; dan 6
apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang memadai.
Selain variabel isi kebijakan yang berpengaruh terhadap implementasi sebuah kebijakan, variabel lainnya adalah lingkungan
implementasi. Variabel lingkungan implementasi kebijakan mencakup: 1 seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi
yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan; 2 karakteristik institusi dan rejim yang sedang
berkuasa; 3 tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
c. Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier
1983
Menurut Mazmanian dan Sabatier 1983, terdapat 3 kelompok variabel yang memengaruhi keberhasilan implementasi, yaitu:
1 Karakteristik dari masalah tractability of the problems; 2 Karakteristik kebijakan undang-undang ability of statute to
structure implementation ;
3 Variabel lingkungan
nonstatutory variables
affecting implementation
.
32
32
Ibid ., h. 94.