Jenis ikan Model Pengembangan Perikanan Tangkap

masih ada peluang peningkatan jumlah upaya sebesar 30, 90 atau sebesar 1288 trip yang memungkinkan hasil tangkapan meningkat Ikan tuna merupakan ikan yang direkomendasikan untuk mendukung pengembangan perikanan tangkap khususnya pemenuhan produksi ikan. Hal ini didasarkan pada tingkat pemanfaatan sudah mencapai 95,61. Unit penangkapan yang digunakan untuk pengusahaan tuna dapat dikatakan sudah efektif karena besar tingkat pengusahaan baru mencapai 69,35 namun hasil produksi sudah tinggi. Untuk menjaga agar pemanfaatan dari sumberdaya ikan tuna tetap lestari dan berkelanjutan, peningkatan jumlah upaya penangkapan sangat tidak dianjurkan. Dengan peningkatan jumlah upaya penangkapan masih memungkinkan hasil tangkapan meningkat, namun dengan peningkatan upaya penangkapan akan mengganggu kelestarian sumberdaya ikan, dan hasil tangkapan per unit upaya akan menurun. Tongkol termasuk jenis ikan yang bisa direkendasikan untuk mendukung pengembangan perikanan tangkap. Tingkat pemanfaatan ikan tongkol sudah mendekati overfishing yaitu dengan tingkat pemanfaatan sebesar 98.00 dan peluang pemanfataan sebesar 2.00. Kondisi ini, perlu kehati-hatian dalam pemanfaatan sumberdaya ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Supardan 2006 bahwa dalam pengelolaan yang sedah mendekati overfishing, maka pengelolaan lestari dapat diterapkan dengan mengadopsi pendekatan kehati-hatian precautionary approach untuk pengelolaan perikanan.

6.4.2 Kelayakan Unit Penangkapan Ikan

Salah satu aspek yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha dalam pengembangan perikanan tangkap khususnya pada unit penangkapan yang akan di kembangkan adalah dengan menganalisis aspek finansialnya. Dalam analisis finansial, kegiatan usaha unit penangkapan ikan dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya dalam kegiatan usaha menangkap ikan. Untuk menentukan kelayakan usaha penangkapan dan pembesaran lobster, dapat digunakan kriteria BC ratio, NPV dan IRR Hasil analisis dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara menunjukkan bahwa semua unit penangkapan layak untuk diusahakan yang meliputi usaha perikanan purse seine, pancing tuna, bagan perahu, payang, pancing ulur, bubu, sero serta gillnet. NPV dipakai sebagai ukuran dari hasil neto net benefit yang maksimal yang dapat dicapai dengan modal unit usaha penangkapan ikan. Suatu kegiatan dikatakan layak apabila NPV bernilai positif atau lebih besar dari nol. Hasil analisis diperoleh dengan memperlihatkan bahwa manfaat yang diperoleh dari suatu pengorbanan investasi dengan tingkat bunga 12 pertahun sebagai berikut purse seine sebesar Rp 241,082,370 pancing tuna Rp 217,350,579, bagan perahu Rp 57.286.958, gillnet 12.782.057, payang Rp 12.637.657, bubu Rp 8.419.727 pancing ulur Rp 7.224.660, dan sero Rp 4.639.817. Usaha penangkapan dengan nilai net BC Ratio usaha perikanan purse seine sebesar 1.56; pancing tuna 1.95; bagan perahu 1,48; bubu 1,84; pancing ulur 1,76; payang 5.1,30; sero 1,42; dan gillnet 1,91 berarti dengan berarti bahwa dengan discount rate sebesar 12tahun, the present value dari benefit lebih besar dari pada the present value dari cost, dan hal ini berarti usaha tersebut menguntungkan. Semakin besar nilainya berarti usaha tersebut semakin menguntungkan. Besarnya BC ratio dipengaruhi oleh tingginya discount rate yang dipakai. Makin tinggi discount rate, makin kecil BC ratio, dan BC ratio dapat turun sampai menjadi lebih kecil dari 1 yang berarti bahwa usaha tersebut tidak lagi menguntungkan. Usaha penangkapan dengan IRR sebesar purse seine sebesar 1.56; pancing tuna 1.95; bagan perahu 1,48; bubu 1,84; pancing ulur 1,76; payang 5.1,30; sero 1,42; dan gillnet 1,91. Semakin tinggi nilai IRR yang diperoleh, maka tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar makin tinggi yang berarti bahwa besarnya insentif yang diterima oleh pemilik modal dari modal yang dinvestasikan makin tinggi. Dengan melihat nilai NVP, Net BC dan IRR dalam investasi unit penangkapan ikan di Kabupaten Gorontalo Utara memberikan keuntungan yang layak. Penanaman investasi yang memberikan nilai keuntungan perlu peran pemilik modal, pemerintah dan nelayan sebagai pekerja untuk bekerjasama dalam mengembangkan usaha penangkapan ikan sehingga dapat mendukung pengembangan usaha perikanan perikanan tangkap.