Produksi, upaya penangkapan dan CPUE ikan kuwe
Perkembangan produksi ikan kuwe memiliki fluktuasi yang normal dengan kecenderungan menurun pada kedua unit penangkapan Gambar 49.
Tahun 2010 produksi ikan kuwe mengalami peningkatan sebesar 4,76 untuk sero dan bubu. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2004 dan produksi terendah
terjadi pada tahun 2003.
100 200
300 400
500 600
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Pr o
d u
ksi to
n
Tahun Total produksi tangkapan
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Pr o
d u
ksi to
n
Tahun
Produksi tangkapan bubu Produksi tangkapan sero
Gambar 49 Perkembangan produksi ikan kuwe di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010.
Perkembangan effort selama delapan tahun periode 2003-1010 memiliki kecenderungan meningkat pada kedua unit penangkapan. Pada tahun 2010 terjadi
penurunan upaya penangkapan effort pada kedua unit penangkapan tersebut Gambar 50.
Gambar 50 Perkembangan upaya penangkapan ikan kuwe per alat tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010.
Upaya penangkapan ikan effort didominasi oleh alat tangkap bubu dengan jumlah rata-rata trip pertahun sebesar 3.463 triptahun. Selanjutnya dikuti
oleh alat tangkap sero sebesar 2.069 triptahun Lampiran 11. Unit penangkapan bubu turun sebanyak 36,44 triptahun dibandingkan tahun sebelumnya, dan
sero turun sebanyak 4,72 trip dibandingkan tahun 2009. Nilai CPUE mencerminkan produktivitas dari unit penangkapan yang
digunakan untuk menangkap ikan kuwe Tabel 39. Nilai CPUE Catch per unit effort merupakan produksi dibagi dengan trip atau upaya penangkapan ikan.
Permasalahannya adalah perbedaan kemampuan masing-masing alat tangkap dalam menghasilkan produksi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan standardisasi
upaya penangkapan sebelum menghitung CPUE. Unit penangkapan yang dijadikan sebagai alat tangkap standar adalah unit penangkapan ikan yang
mempunyai nilai rata-rata CPUE terbesar. Tabel 39 Nilai CPUE ikan kuwe pada masing-masing alat tangkap di Kabupaten
Gorontalo Utara tahun 2003-2010 Tahun
Bubu Sero
CPUE tontrip
FPI tontrip
CPUE tontrip
FPI tontrip
2003 0.0352
1 0.0365
1.0352 2004
0.0436 1
0.0403 0.9255
2005 0.0533
1 0.0566
1.0622 2006
0.0318 1
0.0254 0.7987
2007 0.0270
1 0.0204
0.7562 2008
0.0390 1
0.0508 1.3033
2009 0.0266
1 0.0154
0.5786 2010
0.0439 1
0.0154 0.3512
Rata-rata 0.0376
0.0326 0.8513
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Tabel 39, menunjukkan bahwa unit penangkapan standar yang digunakan dalam upaya pemanfaatan sumberdaya ikan kuwe adalah unit penangkapan ikan
bubu, hal ini dikarenakan unit penangkapan bubu mempunyai nilai rata-rata CPUE tertinggi yaitu sebesar 0,0376, dibandingkan nilai rata-rata CPUE sero
sebesar 0,0326. Nilai FPI alat standar bernilai 1 satu, karena nilai alat tangkap standar atau alat tangkap bubu dibagi dengan alat tangkap bubu Tabel 40.
Tabel 40 Nilai upaya penangkapan dan CPUE ikan kuwe hasil standardisasi tahun 2003-2010
Tahun Total hasil tangkapan
ton Upaya penangkapan standar
ton CPUE std
tontrip 2003
240 6.811
0.0352 2004
242 5.552
0.0436 2005
259 4.858
0.0533 2006
147 4.627
0.0318 2007
125 4.626
0.0270 2008
206 5.289
0.0390 2009
147 5.520
0.0266 2010
154 3.509
0.0439 Rata-rata
190 5.099
0.03755
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Hubungan atau korelasi antara nilai CPUE dengan upaya penangkapan ikan kuwe diperlukan untuk mengetahui kecenderungan produktivitas alat tangkap
pada sumberdaya ikan kuwe. Korelasi antara CPUE dengan upaya penangkapan kuwe menunjukkan hubungan yang negatif, yaitu semakin tinggi upaya
penangkapan, maka semakin rendah CPUE-nya. Korelasi negatif tersebut mengindikasikan produktivitas unit penangkapan bubu akan menurun apabila
upaya penangkapan mengalami peningkatan Gambar 51.
Gambar 51 Hubungan CPUE dengan upaya penangkapan ikan kuwe di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010.
Gambar 51, menunjukkan bahwa perubahan atau penambahan effort tidak selalu diikuti penambahan produksi ikan kuwe. Hal ini, mengindikasikan bahwa
peningkatan effort atau upaya penangkapan akan menguras sumberdaya perikanan ikan kuwe yang semakin terbatas karena tidak sebanding dengan rekruitmen yang
dalam jangka panjang akan menimbulkan overfishing. Hubungan antara produksi C dengan CPUE terhadap upaya penangkapan
f menghasilkan nilai a intercept sebesar 0.046925 dan b slope sebesar - 0.00000184, sehingga persamaan lestari Schaefer adalah :
C = 0.0δ69β5 f −0.0000018δ f
2
Persamaan Schaefer di atas diperoleh nilai a dan b yang dapat digunakan untuk mengetahui upaya penangkapan optimum yaitu F opt = 12.762 triptahun.
Setelah memasukkan nilai upaya optimum F opt tersebut ke dalam persamaan penangkapan lestari, sehingga diperoleh tingkat produksi lestari MSY sebesar
299 tontahun. Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual
dengan effort pada sumberdaya ikan kuwe di Kabupaten Gorontalo Utara disajikan pada Gambar 52. Produksi ikan kuwe sejak tahun 2003-2010
memperlihatkan tingkat pemanfaatan yang masih di bawah MSY dan batas upaya penangkapan.
Gambar 52 Maximum sustainable yield ikan kuwe di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010.
Persentase antara hasil tangkapan kuwe dengan nilai MSY maximum sustainable yield menunjukkan tingkat pemanfaatan dari ikan kuwe, sedangkan
persentase antara effort standar dengan effort optimum menunjukkan tingkat pengusahaan dari ikan kuwe.
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan selama periode delapan tahun 2003-2010 tingkat pemanfaatan ikan kuwe berkisar antara 41,81-86,62 dan
tingkat pengusahan produksi berkisar antara 27,49-53,37 Tabel 41. Tabel 41 Tingkat pemanfaatan dan pengusahaan kuwe di Kabupaten Gorontalo
Utara tahun 2003 – 2010.
Tahun Cacth
ton MSY
ton F
standar trip
F optimum
trip Tingkat
pemanfaatan Tingkat
pengusahaan 2003
240 299
6.811 12.762
80.27 53.37
2004 242
299 5.552
12.762 80.94
43.50 2005
259 299
4.858 12.762
86.62 38.07
2006 147
299 4.627
12.762 49.16
36.26 2007
125 299
4.626 12.762
41.81 36.25
2008 206
299 5.289
12.762 68.90
41.44 2009
147 299
5.520 12.762
49.16 43.25
2010 154
299 3.509
12.762 51.51
27.49
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pada Tabel 41, terlihat bahwa tingkat pemanfaatan pada tahun terakhir 2010 telah melebihi batas MSY yaitu 51,51
dengan tingkat pengusahaan sebesar 27,49.