Produksi, upaya penangkapan dan CPUE ikan tembang

10 20 30 40 50 60 70 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 H asi l Tan g kap an to n Tahun Produksi Tangkapan Purse seine 50 100 150 200 250 300 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Has il Tan g kap an to n Tahun Produksi Tangkapan Payang 100 200 300 400 500 600 700 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 H asi l Tan g kap an to n Tahun Produksi Tangkapan Bagan Perahu Gambar 21 Perkembangan produksi ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003 - 2010. Upaya penangkapan ikan tembang menggunakan alat tangkap purse seine, payang dan bagan perahu. Upaya penangkapan ikan effort didominasi oleh alat tangkap bagan perahu dengan total upaya penangkapan sebesar 19.104 triptahun lampiran 4. Jumlah upaya penangkapan tertinggi terjadi tahun 2010 sebesar 3.456 triptahun pada alat tangkap bagan perahu, sedangkan upaya penangkapan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 1.068 triptahun Gambar 22. Gambar 22 Perkembangan upaya penangkapan ikan tembang per alat tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010. CPUE mencerminkan produktivitas dari unit penangkapan yang digunakan untuk menangkap ikan. Permasalahanya adalah perbedaan masing-masing alat tangkap dalam memproduksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan standardisasi upaya penangkapan sebelum menghitung potensi ikan tembang. Alat tangkap yang dijadikan sebagai alat tangkap standar adalah alat tangkap yang mempunyai nilai rata-rata CPUE tertinggi Tabel 13. Tabel 13 Nilai CPUE ikan tembang pada masing-masing alat tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010 Tahun Payang Bagan Perahu Purse seine CPUE tontrip FPI tontrip CPUE tontrip FPI tontrip CPUE tontrip FPI tontrip 2003 0.1740 1 0.1088 0.6254 0.0531 0.3054 2004 0.4346 1 0.1024 0.2356 0.0895 0.2060 2005 0.2755 1 0.1472 0.5344 0.1232 0.4471 2006 0.1523 1 0.1896 1.2451 0.1302 0.8549 2007 0.1837 1 0.0866 0.4716 0.0872 0.4744 2008 0.2143 1 0.0981 0.4579 0.1173 0.5473 2009 0.1560 1 0.1718 1.1017 0.0941 0.6032 2010 0.1597 1 0.1719 1.0760 0.0917 0.5740 Rata-rata 0.2188 1 0.1346 0.7184 0.0983 0.5015 Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara Tabel 13, menunjukkan bahwa unit penangkapan standar yang digunakan dalam upaya pemanfaatan sumberdaya ikan tembang adalah alat tangkap payang. Hal ini, karena alat tangkap payang mempunyai nilai rata-rata CPUE tertinggi yaitu sebesar 0,2188 dibandingkan unit penangkapan lainnya. Nilai FPI alat standar bernilai 1 satu, karena CPUE payang dibagi dengan CPUE payang. Alat tangkap bagan perahu dan purse seine distandardisasi dengan alat tangkap payang sehingga diperoleh upaya penangkapan hasil standardisasi. Hasil perhitungan upaya penangkapan selama periode 2003-2010 berkisar antara 1.000-4.904 triptahun, dimana jumlah trip tertinggi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2004. Upaya penangkapan terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 1000 triptahun dan upaya penangkapan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 5.298 triptahun. Tahun 2004 dan tahun 2008 terlihat bahwa penurunan upaya penangkapan tidak berpengaruh terhadap produksi Tabel 14. Tabel 14 Nilai upaya penangkapan dan CPUE ikan tembang hasil standardisasi tahun 2003-2010 Tahun Total hasil tangkapan ton Upaya penangkapan standar trip CPUE std tontrip 2003 303 2.785 0.1740 2004 435 4.243 0.4346 2005 561 3.807 0.2755 2006 807 4.255 0.1523 2007 444 5.123 0.1837 2008 456 4.646 0.2143 2009 701 4.082 0.1560 2010 783 4.557 0.1597 Rata-rata 561 4.187 0.2187 Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara Hubungan atau korelasi antara nilai CPUE dengan upaya penangkapan ikan tembang diperlukan untuk mengetahui kecenderungan produktivitas alat tangkap pada sumberdaya ikan tembang. Korelasi antara CPUE dengan upaya penangkapan ikan tembang menunjukkan hubungan yang negatif, yaitu semakin tinggi upaya penangkapan, maka semakin rendah CPUE-nya. Korelasi negatif tersebut mengindikasikan produktivitas alat tangkap akan menurun apabila upaya penangkapan mengalami peningkatan Gambar 23. Gambar 23 Hubungan CPUE dengan upaya penangkapan ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010. Gambar 23, menunjukkan bahwa perubahan atau penambahan upaya penangkapan tidak selalu diikuti oleh penambahan produksi ikan tembang. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan upaya penangkapan yang berlebihan akan menguras sumberdaya ikan tembang, karena tidak sebanding dengan rekruitmen dan dalam jangka panjang akan menimbulkan overfishing. Hubungan antara produksi C dengan CPUE terhadap upaya penangkapan f menghasilkan nilai a intercep sebesar 0.157551 dan b slope sebesar -0.00000490 sehingga persamaan lestari Schaefer adalah : C = 0.157551 f − 0.00000490f 2 Persamaan Schaefer diperoleh nilai a dan b yang dapat digunakan untuk mengetahui upaya penangkapan optimum yaitu F opt = 14.347 triptahun. Setelah memasukkan nilai upaya optimum F opt tersebut ke dalam persamaan penangkapan lestari, sehingga diperoleh tingkat produksi lestari MSY sebesar 1.130 tontahun. Gambar 24 Maximum sustainable yield ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010. Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort pada sumberdaya ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara memperlihatkan bahwa upaya pemanfaatan dan pengusahan ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara belum melampaui batas effort optimum dan MSY Gambar 24. Kondisi ini, memberikan harapan besar untuk memanfaatkan sumberdaya ikan tembang secara optimal dan lestari. Persentase antara produksi dengan nilai MSY maximum sustainable yield menunjukkan tingkat pemanfaatan dari ikan tembang. Sedangkan persentase antara effort standar dengan effort optimum menunjukkan tingkat pengusahaan dari produksi ikan tembang Tabel 15. Tabel 15 Tingkat pemanfaatan dan pengusahaan ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010 Tahun Cacth ton MSY ton F standar trip F optimum trip Tingkat pemanfaatan Tingkat pengusahaan 2003 303 1.130 2.785 14.347 26.81 19.41 2004 435 1.130 4.243 14.347 38.45 29.58 2005 561 1.130 3.807 14.347 49.60 26.54 2006 807 1.130 4.255 14.347 71.41 29.66 2007 444 1.130 5.123 14.347 39.27 35.71 2008 456 1.130 4.646 14.347 40.35 32.38 2009 701 1.130 4.082 14.347 62.06 28.45 2010 783 1.130 4.557 14.347 69.32 31.77 Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara Hasil perhitungan tingkat pemanfaatan dan tingkat pengusahaan periode tahun 2003-2010, tingkat pemanfaatan berkisar antara 26,81-69,32 dan tingkat pengusahan berkisar antara 19,41-35,71. Kondisi tersebut memberikan harapan untuk pengelolaan ikan tembang yang didasarkan pada tingkat pemanfaatan dan tingkat pengusahaan

5.2.4 Produksi, upaya penangkapan dan CPUE ikan teri

Ikan teri di kabupaten Gorontalo di tangkap dengan menggunakan bagan perahu. Jumlah produksi ikan teri di Kabupaten Gorontalo Utara selama periode delapan tahun 2003-2010 berkisar antara 116-181 tontahun Tabel 16. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan 2009 yaitu sebesar 181 tontahun, dan produksi terendah terjadi pada tahun 2006 dengan produksi sebesar 116 tontahun. Tahun 2007, produksi ikan teri mengalami peningkatan produksi sebesar 55.45 dari tahun sebelumnya 2006 dan merupakan presentase tertinggi kenaikan produksi ikan teri selama 2003-2010. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 22.64 Lampiran 5 Tabel 16 Produksi dan upaya penangkapan ikan teri di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010 Tahun Produksi ton Upaya penangkapan rip 2003 119 1.464 2004 171 2.304 2005 150 2.428 2006 116 1.921 2007 181 3.265 2008 179 2.686 2009 181 3.096 2010 176 2.905 Rata-rata 159 2.508 Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara Perkembangan produksi ikan teri selama periode delapan tahun 2003- 2010 menunjukkan fluktuasi yang normal dengan kecenderungan meningkat, namun pada tahun 2010 produksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang terlihat pada Gambar 25. Gambar 25 Perkembangan produksi ikan teri di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010. Jumlah produksi hasil tangkapan ikan teri diantaranya dipengaruhi oleh upaya penangkapan ikan effort. Trip merupakan jumlah hari melakukan usaha penangkapan ikan. Semakin tinggi jumlah upaya penangkapan biasanya diikuti oleh peningkatan jumlah produksi, dan menurunnya jumlah upaya penangkapan mengakibatkan penurunan produksi ikan teri Lampiran 5