Ikan tongkol Auxis thazard

Thunnus maccoyii, tuna ekor panjang Thunnus tonggol, tuna sirip biru selatan Thunnus thynnus, tuna sirip hitam Thunnus atlanticus Blackburn, 1965. Beberapa petunjuk untuk menentukan daerah penyebaran ikan tuna antara lain: 1 Tempat-tempat pertemuan arus dari daerah perairan sempit dangkal dengan laut dalam atau daerah karang dan tebing yang merupakan fishing ground pada laut dalam. Berdasarkan keadaan hidrografi dapat diketahui, bahwa putaran arus pada dasar laut merupakan barier pada fishing ground laut dalam; 2 Tempat-tempat yang terdapat arus yang mengalir dengan cepat atau di tempat yang terdapat rintangan karang, tebing dan pulau; 3 Tempat terjadinya konvergensi dan divergensi antara arus yang berdekatan; 4 Daerah arus eddy dari arus balik equator equatorial counter current. Menurut Gunarso 1988, beberapa daerah yang merupakan daerah penangkapan ikan tuna antara lain adalah: Laut Banda, Laut Maluku, dan perairan selatan Jawa terus menuju ke timur. Begitu pula perairan selatan dan barat Sumatera serta perairan yang lainnya. Diperairan Indonesia juga terdapat semua jenis tuna besar kecuali tuna sirip biru utara dan sirip biru hitam, ini disebabkan karena tuna sirip utara adalah penghuni perairan Samudera Pasifik Atlantik. Tuna merupakan jenis ikan yang dalam kelompok ruaya akan muncul sedikit diatas lapisan termoklin pada siang hari dan akan beruaya kelapisan permukaan pada sore hari. Sedangkan pada malam hari akan menyebar diantara lapisan permukaan dan termoklin.

2.3.7 Selar Selaroides sp

Selar Selaroides sp umumnya hidup di semua perairan Indonesia yang meliputi selar bentong Selaroides erumenopthalmus, selar kuling Selaroides leptolepsis Hidup bergerombol di sekitar pantai dangkal dan makan makan ikan- ikan kecil dan udang kecil Nontji, 1993. Selar kuning memiliki bentuk badan lonjong, pipih dengan sirip punggung dorsal berjari-jari keras satu dengan jari-jari lunak 15 buah. Sirip duburnya terdiri dua jari-jari keras yang terpisah dan satu jari-jari keras yang bersambung dengan 20 jari-jari lunak. Tapis insang pada busur insang pertama bagian bawah berjumlah 26 buah. Garis rusuk membusur, memiliki 25 – 34 sisik. Selar bentong memiliki bentuk hampir sama, tapi dapat dibedakan dari ukuran lebih besar Wiyono, 2001.

2.3.8 Kembung Rastrelliger spp

Secara umum ikan kembung Rastrelliger spp berbentuk cerutu, tubuh dan pipinya ditutupi oleh sisik-sisik kecil, bagian dada agak lebih besar dari bagian yang lain. Mata mempunyai kelopak yang berlemak. Tulang insang dan banyak sekali terlihat seperti bulu jika mulut terbuka. Mempunyai dua buah sirip punggung dorsal, sirip punggung pertama terdiri dari atas jari-jari lemah dan sama dengan sirip dubur anal tidak mempunyai jari-jari keras. Lima sampai enam tambahan finlet terdapat dibelakang sirip dubur anal dan sirip punggung dorsal. Bentuk sirip ekor caudal bercagak dalam, sirip dada pectoral dengan dasar agak melebar dan sirip perut terdiri atas satu jari-jari keras dan jari-jari lemah Saanin, 1984. Ikan kembung lelaki Rastrelliger kanagurta biasanya ditemukan di perairan yang jernih dan agak jauh dari pantai dengan kadar garam lebih dari 32 ppt, sedangkan kembung perempuan Rastrelliger brachysoma dijumpai di perairan dekat pantai dengan kadar garam lebih rendah Nontji, 1993. Ikan kembung lelaki untuk pertama kali matang gonad berukuran rata-rata 20 cm Nurhakim, 1993. Ikan kembung perempuan untuk pertama kali matang gonad berukuran 16 cm Suhendrata dan Rusmadji, 1991. Penyebaran utama ikan kembung Rastrelliger spp yaitu perairan barat, timur dan selatan Kalimantan serta Malaka. Sedangkan daerah penyebarannya mulai dari barat dan timur Sumatera, utara dan selatan Jawa, Nusa Tenggara, utara dan selatan Sulawesi, Maluku dan Papua Direktorat Jendral Perikanan, 1997.

2.3.9 Lemuru Sardinella longiceps

Ikan lemuru berwarna biru kehijauan pada bagian punggung dan putih keperakan pada bagian lambung, serta mempunyai sirip-sirip transparan. Panjang tubuh dapat mencapai 23 cm tetapi pada umumnya hanya 10-15 cm Chan, 1965. Ikan lemuru mempunyai rumus sirip punggung, D. 16 – 18; sirip dubur, A. 13 – 16; sirip dada, P. 15 – 16; sirip perut, V. 8 – 9; tipe sisik sikloid, sisik garis