Kestabilan Harga Faktor Berpengaruh pada Pengembangan Perikanan Tangkap .1 Pasar

Kestabilan harga melalui pasar lokal telah terpenuhi, maka produksi hasil tangkapan, seyogianya dapat mensuplai produsen dari luar wilayah, tetapi tetap dalam konteks pasar dalam negeri. Selanjutnya, bilamana kebutuhan produksi hasil tangkapan dalam negeri telah terpenuhi, maka suplai produksi untuk ekspor juga dapat dilakukan. Oleh karena itu, perlu kiranya dijalin sistem koordinasi yang baik dan terpadu antar stakeholder. Pemerintah diharapkan dapat berperan lebih dalam upaya pengembangan pasar untuk tujuan kestabilan harga hasil tangkapan Ikan oleh nelayan di Kabupaten Gorontalo Utara. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan dapat mendorong bank dan lembaga keuangan serta memberikan jaminan keberlanjutan insentif berupa kredit lunak agar nelayan, pengolah dan pedagang dapat melakukan upaya pengembangan usaha mereka. Hal ini penting diupayakan agar pengembangan perikanan tangkap tidak terganjal oleh terbatasnya modal usaha. Namun demikian, para pelaku bisnis juga harus memberikan kondite baik agar kredit yang diterimanya tidak menjadi kredit macet di kemudian hari. Penting kiranya pemerintah memberikan stimulans atau insentif lain terkait dengan upaya pengembangan usaha perikanan tangkap terpadu dan berkelanjutan, misalnya berupa penetapan harga dasar bahan baku di tingkat nelayan, sehingga para nelayan terjamin untuk dapat menerima hasil secara tetap dan kontinu. Penetapan harga dasar ini perlu juga memperhatikan kemampuan pengolah untuk menghasilkan hasil tangkapan yang dapat bersaing dengan daerah lain di sekitar daerah Gorontalo Utara. Sehingga produksi hasil tangkapan dari Kabupaten Gorontalo secara kualitas tidak kalah dengan hasil daerah lain.

6.5 Aspek Penunjang

Aspek penunjang yang medorong keberhasilan pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara didasarkan pada hasil survei selama penelitian yang meliputi beberapa komponen penting yang erat kaitannya antara satu sama lain.

6.5.1 Zona penangkapan

Pengaturan zona penangkapan masing-masing alat tangkap memberikan pengaruh pada keberlanjutan sumberdaya ikan agar tetap lestari sehingga potensi sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Zonasi penangkapan untuk masing-masing alat tangkap sudah diatur dalam Kepmen Kelautan dan Perikanan RI No 2MEN2011. Dimana dalam KepMen tersebut telah diatur dengan jelas aturan-aturan yang berkaitan dengan jalur penangkapan ikan, penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan negara republik Indonesia. Upaya-upaya konservasi dari kelembagaan lokal perlu terus digalakkan untuk meningkatkan tanggungjawab dan kesadaran masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungannya.

6.5.2 Penggunaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan

Selain pengaturan zona penangkapan upaya menjaga potensi juga harus dilakukan dengan upaya penyadaran kepada nelayan agar menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Seperti yang disebutkan dalam code of conduct for responsible fisheries CCRF menyebutkan salah satu dari Beberapa kriteria ramah lingkungan diantaranya 1 tidak membehayakan nelayan dan orang lain di laut; 2 sesuai dengan peraturan yang berlaku; 3 terbuat dari bahan yang pengadaanya tidak merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi; 4 memiliki potensial yang rendah untuk menimbulkan ghost fishing; 5 tidak menangkap jenis yang dilindungi biodiversity; 6 tidak merusak lingkungan perairan dan habitat; serta 7 tidak menimbulkan konflik dengan kegiatan lainnya. Berdasarkan dari hal tersebut dalam konsep pengembangan sebaiknya ada upaya penyadaran kepada nelayan setempat dari pihak yang berwenang serta kerjasma dari berbagai stakeholder yang terlibat.

6.5.3 TPI dan PPI

Pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara adalah mengoptimalkan tempat pelelangan dan pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan salah satu prasarana utama dalam sistem perikanan tangkap dan salah satu komponen penting penunjang dalam pengembangan perikanan tangkap, karena tanpa komponen ini kegiatan operasi penangkapan ikan dan proses pendaratan ikan dapat terhambat atau tidak mungkin dilakukan dengan baik dan lancar. Pelabuhan perikanan sebagai infrastruktur dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan penting sebagai penggerak roda perekonomian