Analisis SEM Structural Equation Modelling

melainkan digunakan untuk mengkomfirmasi model teoritis tersebut melalui data empirik Ferdinand 2006. Keyakinan untuk mengajukan sebuah model kausalitas dengan menganggap adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, bukan didasarkan pada metode analisis yang digunakan, tetapi haruslah berdasarkan pada pertimbangan teoritis yang mapan Hair et.al 2006. Umumnya analisis SEM digunakan dalam penelitian prilaku manusia dan dapat dikelompokan sebagai analisis faktor dan regresi atau analisis jalur. SEM dapat juga menguji model secara bersama-sama, baik model structural hubungannilai loading antara konstruk independen dan dependen, maupun model meansurement hubungannilai loading antara indikator dengan konstrukvariabel laten. Analisis SEM yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan piranti lunak software Liser Linier Structural Relation dan AMOS Analisis of Moment Structural. Sedangkan piranti lunak yang biasa digunakan untuk mengolah data model SEM adalah PRELIS dan SIMPLIS. Tahapan analisis yang dilakukan dalam analisis SEM adalah : 1 Konseptualisasi model, yaitu proses yang berhubungan dengan pengembangan hipotesis berdasarkan teori sebagai dasar dalam menghubungkan variabel laten variabel yang tidak dapat di ukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator sebagai proksi dengan variabel laten lainnya, dan juga dengan indikator-indikatornya. Variabel laten dalam SEM terdiri dari variabel eksogen yaitu variabel independen sehingga tidak dipengaruhi oleh variabel lain dalam suatu model. Konseptualisasi model merupakan gambaran persepsi tentang hubungan variabel eksogen dan variabel endogen berdasarkan teori, dan mereflesikan pengukuran variabel melalui berbagai indikator yang diukur. Dalam penelitian ini diklasifikasi variabel endogen atau variabel eksogen di tentukan oleh program software. 2 Penyususnan diagram alur, yaitu diagram yang memvisualisasikan hipotesis yang telah dibangun dalam konseptualisasi model. Manfaat penyusunan diagram ini adalah untuk memudahkan pembahasan langkah-langkah SEM berikutnya, 3 Spesifikasi, yaitu menggambarkan sifat dan jumlah parameter yang diestimasi, 4 Identifikasi model, dalam tahap ini yang diperoleh dari data yang diuji untuk menentukan apakah cukup untuk mengestimasi parameter dari data yang diperoleh, 5 Estimasi parameter, setelah model struktur dapat diidentifikasi, maka estimasi parameter dapat diketahui. Pada tahap ini, estimasi parameter untuk suatu model diperoleh dari data, karena program LISREL maupun AMOS akan menghasilkan matriks kovarians berdasarkan model model-based covariance matrix. Uji signifikansi dilakukan dengan menentukan apakah parameter yang dihasilkan secara signifikan berbeda dari nol, 6 Penilaian model fit, artinya suatu model dikatakan fit apabila kovarians matriks suatu model model-based covariance matrix adalah sama dengan koverian matriks data observed covariance matrix, 7 Modifikasi model dilakukan setelah penilaian model fit, maka akan diketahui apakah diperlukan modifikasi model karena tidak fitnya hasil yang diperoleh pada tahap keenam. Namun, modifikasi harus berdasarkan teori yang mendukung dan tidak dilakukan hanya semata-mata untuk mencapai model yang fit, 8 Validasi silang model, guna menguji fit tidaknya model terhadap suatu data baru. Validasi silang penting apabila terdapat modifikasi yang substansial yang dilakukan terhadap model asli yang dilakukan pada langkah ke tujuh. Prosedur Structural Equation Model SEM memberikan kesempatan peneliti untuk mengevaluasi parameter-parameter struktural secara statistik dari berbagai indikator dan konstruk laten dan keseluruhan menjadi fit dari suatu model. Ukuran-ukuran yang bersifat psikometrik dari berbagai sumber laporan seperti laporan responden dan penilaian pengamat atau observer dan pengukuran-pengukuran tidak bebas laporan diri sendiri atau self report dan laporan dari orang lain others dapat digunakan dalam metode SEM. Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor terhadap suatu peubah laten apakah pengaruhnya langsung direct effect atau pengaruh tidak langsung indirect effect, maka total pengaruh total effect harus diuraikan melalui dekomposisi total efek decomposition effect yaitu dengan rumus total effect = direct effect+indirect effect. Analisis SEM terdiri dari tiga hal yang penting, 1 struktur yang spesifik antara peubah laten eksogen dan endogen harus sudah terstruktur sudah dapat dihipotesiskan atau menggunakan pendekatan confirmatory, 2 harus sudah ditetapkan bagaimana untuk mengukur peubah laten ensogen, dan 3 pengukuran model untuk peubah laten endogen harus sudah dideterminasikan. Fenomena yang bersifat abstrak akan menjadi kajian yang biasanya disebut peubah laten. Oleh karena itu, secara operasional peubah laten harus dikaitkan dengan peubah lainnya yang bersifat abserved. Untuk menjelaskan kaitan analisis SEM seperti pada Gambar 2 X 1 X 2 X 3 X 1 Ksi 1 ξ 1 Ksi 1 ξ 2 Eta 1 ŋ 1 Y 1 Y 2 1 2 3 4 λ 1 λ 2 λ 3 λ 4 2 1 Gambar 2 Struktur SEM Structural Equation Modelling. Pada Gambar 2, yang berbentuk segi empat berisi peubah manifest atau observed variable atau yang disimbolkan dengan X untuk peubah bebas dan Y untuk peubah terkait. Lambang berbentuk oval berisi peubah laten atu peubah konstruk yang disimbolkan dengan Ksi ξ u tuk peubah late X peubah eksoge dan Eta η u tuk peubah late Y peubah endogen. Besarnya pengaruhrelasihubugan dari peubah manifest terhadap peubah laten disebut factor loading yang diberi symbol lamda λ . Sedangkan galat pengukuran pada peubah manifest untuk peubah X disimbolkan delta da galat pengukuran pada peubah manifest untuk peubah laten Y diberi epsilon . Si bol gamma erupaka para eter atau koefesie pe garuh eksogen terhadap peubah endogen. Maksud dari mengukur sampel adalah mengukur indikasi indicant tentang sifat-sifat atau ciri-ciri obyek pengamatan, karena tidak mungkin dilakukan penilaian langsung terhadap obyek yang diamati, terutama obyek penelitian dibidang ilmu sosial. Karena itu, yang harus dilakukan adalah menginterferensikan sifat-sifat atau ciri-ciri obyek pengamatan berdasarkan hal- hal yang diduga merupakan indikasi sifat-sifat obyek pengamatan tersebut Kerlinger, 2002. Ukuran sampel memegang peranan dalam mengestimasi dan interpretasi hasil analisis SEM Structural Equation Modelling. Menurut Kusnendi 2008 mengatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100-200, bila ukuran sampel menjadi lebih besar, misalnya 500 sampel. Maka metode ini menjadi sangat sensitif yang berdampak pada sulitnya mendapatkan ukuran-ukuran Goodness of Fit yang baik. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 12 dua belas bulan, dari bulan Oktober 2010 sampai September 2011. Tahapan penelitian dimulai dari penyusunan rencana penelitian, survei pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data serta penyusunan disertasi. Lokasi penelitian di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo Lampiran 1.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dengan mencari data dan informasi langsung dari lokasi penelitian mengenai pengembangan perikanan tangkap, termasuk kebijakan minapolitan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara.

3.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari nelayan dan stakeholder terkait melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu. Wawancara dengan responden ditentukan secara langsung purposive sampling yang terkait dalam pengembangan perikanan tangkap termasuk kebijakan minapolitan perikanan tangkap yang terdiri dari: nelayan sebanyak 100 orang, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ketua BAPPEDA, serta kepala lembaga keuangan yang menunjang pengembangan perikanan tangkap. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah BAPPEDA dan Biro Pusat Statistik BPS. Data yang dikumpulkan mencakup kondisi geografi dan administrasi wilayah, keadaan nelayan, pemasaran hasil tangkapan, data hasil tangkapan ikan, alat tangkap, keadaan sarana dan prasarana penunjang perikanan, serta implementasi kebijakan pemerintah dalam pengembangan perikanan tangkap. Data sekunder lain yang merupakan pendukung penelitian diperoleh melalui studi pustaka yang relevan dari berbagai instansi terkait.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Kesesuaian kebijakan program minapolitan

Pemerintah telah menetapkan Kabupaten Gorontalo Utara sebagai salah satu pilot project kebijakan minapolitan perikanan tangkap di Indonesia. Namun demikian, penentuan pilot project ini perlu dikaji terlebih dahulu untuk mengetahui kesesuaian kebijakan tersebut agar pelaksanaanya efektif. Analisis kesesuaian program minapolitan didasarkan pada pedoman kebijakan minapolitan yang diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 bahwa daerah yang menjadi kawasan minapolitan memiliki persyaratan sebagai berikut : 1 kesesuaian dengan rencana strategis yaitu; rencana tata ruang wilayah RTRW, rencana zonasi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau RZWP3K, rencana pengembangan investasi jangka menengah daerah RPIJMD, 2 memiliki komoditas unggulan dengan nilai ekonomi tinggi, 3 letak geografis kawasan yang strategis dan secara alami memenuhi persyaratan produk unggulan, 4 terdapat unit produksi, pengolahan, pemasaran, permodalan dan jaringan usaha yang aktif berproduksi, mengolah dan memasarkan yang terkosentrasi di suatu wilayah dan mempunyai mata rantai produksi dan pemasaran yang saling terkait, 5 tersedianya fasilitas pendukung berupa aksesibilitas terhadap pasar, sarana dan prasarana produksi pengolahan, dan pemasaran, keberadaan lembaga-lembaga usaha dan fasilitas penyuluhan, 6 aspek kelayakan lingkungan yang meliputi daya dukung dan daya tampung lingkungan, potensi dampak negatif pada lokasi dimasa depan, 7 komitmen daerah, berupa kontribusi pembiayaan, personil, dan fasilitas pengelolaan dan pengembangan, 8 keberadaan kelembagaan pemerintah daerah yang bertanggungjawab dibidang kelautan dan perikanan, 9 ketersediaan data dan informasi penunjang tentang kondisi dan potensi kawasan. Terpenuhi tidaknya persyaratan minapolitan tersebut bagi suatu kawasan dianalisis secara deskriptif berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian. Hasil evaluasi ditampilkan dalam bentuk tabulasi.