Jenis-jenis Berbicara Keterampilan Berbicara

15 nonkebahasaan. Pembelajaran keterampilan berbicara perlu memperhatikan berbagai hal. Menurut Sabarti Akhadiah, dkk 1991: 154, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu: a. Pelafalan bunyi Mengenai rumusan lafal Bahasa Indonesia bahwa ucapan atau lafal yang baku dalam Bahasa Indonesia adalah ucapan yang bebas dari ciri-ciri lafal daerah. b. Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang sesuai merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara dan suatu topik pembicaraan akan kurang menarik jika tidak sesuai. c. Penggunaan Kata dan Kalimat Dalam keterampilan berbicara perlu memperhatikan pilihan kata yang digunakan pada waktu mengomunikasikan sesuatu secara lisan. d. Aspek nonkebahasaan tersebut mencakup: 1 Kenyaringan suara Kenyaringan suara berkaitan dengan keras tidaknya suara yang dihasilkan. 2 Kelancaran Kelancaran penyampaian pembicaraan dari awal sampai akhir dan mengerti apa yang akan dikatakan. 3 Sikap berbicara Sikap saat berbicara berkaitan dengan rasa percaya diri siswa posisi tegak dan pandangan tidak menunduk atau pandangan ke atas. 4 Gerak-gerik dan mimik muka Antara gerak tubuh dan mimik muka haruslah selaras, karena kedua hal tersebut saling berkaitan untuk mendukung suatu pernyataan dalam pembicaraan. 5 Santun berbicara Santun berbicara berkaitan dengan penggunaan bahasa yang baik dengan memperhatikan siapa pendengarnya dalam berbicara. Sri Hastuti 1993: 73, menambahkan bahwa dalam keterampilan berbicara perlu diperhatikan juga aspek-aspek yang dapat mempengaruhi keefektifan berbicara yaitu: 1 pelafalan atau pengucapan; 2 diksi pilihan kata; 3 struktur kalimat; 4 intonasi. Sedangkan, aspek nonkebahasaan yaitu: 1 sikap wajar dan tenang; 2 pandangan terarah kepada lawan bicara 3 kesediaan menghargai pendapat orang lain; 4 gerak-gerak dan mimik yang tepat; 5 volume suara; 6 kelancaran dan kecepatan; 7 penalaran; 8 pengusaan topik. 16 Sedangkan, menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi 1999: 244, bahwa dalam menentukan penilaian aspek kebahasaan terdiri dari: 1 tekanan; 2 ucapan; 3 nada dan irama; 4 persendian; 5 kosa kata atau diksi; dan 6 struktur kalimat yang digunakan. Sedangkan, aspek nonkebahasaan terdari dari: 1 kelancaran; 2 pengungkapan materi wacana; 3 keberaniaan; 4 keramahan; 5 ketertiban; 6 semangat; 7 sikap; 8 perhatian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyederhanakan aspek kebahasaan yaitu: 1 pelafalan; 2 intonasi; 3 struktur kalimat; dan 4 kosakata. Sedangkan, aspek nonkebahasaan yaitu: 1 penguasaan topik; 2 kenyaringan suara; 3 kelancaran; dan 4 sikap berbicara. Semua yang disebutkan merupakan aspek keterampilan berbicara. aspek tersebut sebagai penunjang berjalannya diskusi dan sebagai intrumen aktivitas keterampilan berbicara siswa dan guru melalui metode diskusi tipe syndicate group.

6. Pekembangan Berbicara dan berbahasa

Menurut Allen, K.Eileen Marotz, Lynn R, 2010: 208, perkembangan berbicara untuk kelas tinggi Sekolah Dasar adalah: 1 Dapat menguasai bahasa Bahasa yang digunakan masih diperlukan perbaikan meskipun hanya sedikit. 2 Senang berbicara dan berargumentasi Sering tidak pernah berhenti dengan siapapun yang mau mendengarkan saat berbicara. 3 Menggunakan struktur bahasa yang lebih panjang dan kompleks Saat sudah senang berbicara, maka bahasa yang digunakan akan lebih panjang dan banyak. 4 Semakin menguasai kosa kata yang komplek Kosa kata yang dikuasai akan bertambah sebanyak 4000 sampai 5000 kata baru tiap tahun. 5 Menjadi pendengar yang suka berpikir Pada saat mendengarkan pembicaraan orang lain, maka dia akan berpikir. Pemikiran tersebut melatih untuk dapat berpendapat. 17 6 Mengerti bahwa kalimat dapat memiliki arti yang bertujuan Kalimat yang bertujuan itu digunakan untuk melaksanakan perkataan yang dikatakan. 7 Memahami konsep ironi dan sarkasme Konsep ironi dan sarkasme mempunyai selera humor dan senang menceritakan lelucon, teka-teki, dan sajak untuk menghibur orang lain. Selain itu, sarkasme merupakan bahasa yang kasar. 8 Menguasai beberapa gaya bahasa Gaya bahasa dapat berubah-ubah berdasarkan situasi yang dialami seperti gaya formal, gaya kasual dan gaya ungkapan populer dan kata rahasia. Pendapat lain dari Rita Eka Izzaty 2008: 109, perkembangan bicara anak yaitu: a bertambahnya kosa kata yang berasal dari berbagai sumber; b anak akan berusaha mengerti komunikasi yang disampaikan; c anak menggunakan keterampilan berbicara sebagai bentuk komunikasi; d jika masa kanak-kanak awal anak suka mengobrol, maka kini banyaknya berbicara makin lama makin berkurang; e anak perempuan berbicara banyak dari pada anak laki-laki; dan f anak laki-laki berpendapat banyak berbicara kurang sesuai dengan perannya. Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan berbicara dan berbahasa anak antara lain: menguasai kosa kata dari beberapa sumber, senang berbicara mengobrol dengan teman dan beragurmentasi, menggunakan keterampilan berbicara sebagai bentuk komunikasi, dan dapat menguasai beberapa gaya bahasa. Perkembangan berbicara dan berbahasa yang telah disebutkan sesuai dengan perkembangan berbicara siswa kelas V SD.