Pengertian Metode Diskusi Metode Diskusi Tipe Syndicate Group

25 8 Colloquium Beberapa siswa sumber menjawab pertanyaan dari audience. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa mewawancarai orang sebagai sumber. Hasil yang diharapkan ialah siswa akan memperoleh pengetahuan dari orang pertama. 9 Fish bowl Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua untuk mengadakan diskusi. Tempat duduk diatur setangah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar mengelilingi kelompok diskusi seolah-olah melihat ikan yang berada di mangkuk fish bowl. Moedjiono dan Dimyati 1992: 54, jenis-jenis diskusi yaitu kelompok dadakan buzz group, kelompok sindikat syndicate group, sumbang pendapat brainstorming, seminar, diskusi panel, koloqium, dan debat informal. Sedangkan, menurut Suprihadi Saputro, Zainul Abidin, dan I Wayan Sutama 2000: 181- 184, jenis-jenis diskusi yaitu diskusi kelompok besar, diskusi kelompok kecil buzz group discussion, diskusi panel, diskusi kelompok sindikat, brain storming group, symposium, informal debate, colloqium, dan fish bowl. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, difokuskan pada metode diskusi tipe syndicate group yang sesuai dalam pembelajaran keterampilan berbicara untuk kelas tinggi khususnya kelas V SD Negeri Krembangan. Diskusi tipe syndicate group merupakan kelompok kecil yang mudah untuk dilaksanakan. Kelompok yang ada di kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah kepada siswa setelah itu siswa berdiskusi. Untuk mempermudah siswa dalam memecahkan masalah siswa diberi refrensi buku. 26

2. Pengertian Metode Diskusi Tipe Syndicate Group

Syndicate group adalah suatu kelompok yang ada di kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang menurut JJ Hasibuan dan Moedjiono 2006: 20. Setiap kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besar masalah kepada siswa, menggambarkan aspek-aspek masalah. Kemudian tiap-tiap kelompok syndicate diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi yang lainnya. Menurut Suprihadi Saputro, Zainul Abidin, dan I Wayan Sutama 2000: 182, menjelaskan bahwa kelompok sindikat adalah suatu kelompok yang dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok melaksanakan tugas tertentu. Setelah itu guru menjelaskan garis besar masalah kepada siswa. Kemudian tiap-tiap kelompok syndicate diberi tugas untuk dipelajari. Sedangkan, menurut Moedjiono dan Dimyati 1992: 56, diskusi syndicate group atau kelompok sindikat merupakan salah satu jenis diskusi kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Kelompok sindikat mengerjakan tugas yang berbeda dengan kelompok lainnya. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas dalam suatu pleno atau diskusi kelas. Guru berperan menjelaskan garis besar masalah dalam kelompok sindikat. Beberapa pendapat yang dikemukan di atas, dapat disimpulkan bahwa diskusi tipe syndicate group adalah kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menyampaikan garis besar masalah yang akan dibahas. Setelah itu hasil diskusi dilaporkan ke depan kelas. Meskipun guru telah menjelaskan di sini guru juga 27 menyediakan sumber informasi yang lain. Agar siswa lebih mudah untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah penggunaan diskusi menurut JJ Hasibuan dan Moedjiono 2006: 23-24 di atas, dijadikan pedoman oleh peneliti dalam langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi tipe syndicate group sebagai berikut. a. Guru mengemukakan masalah sebagai pokok masalah yang akan siswa diskusikan. b. Guru membagi siswa dalam kelompok syndicate group. c. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi yang lainnya. d. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok. e. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi. f. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi.

3. Kegunaan Metode Diskusi

Diskusi sebagai metode mengajar yang diperlukan apabila guru hendak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuannya, berfikir kritis, menilai peranannya dalam diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang diperoleh di Sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut Suprihadi Saputro, Zainul Abidin, dan I Wayan Sutama, 2000: 184. Untuk menilai aktivitas siswa saat melakukan pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi tipe syndicate group, peneliti menggunakan lembar observasi. Untuk mengukur keterampilan berbicara melalui diskusi tipe syndicate group. lembar observasi siswa mengacu pada kegunaan metode diskusi menurut 28 Suprihadi Saputro, Zainul Abidin, dan I Wayan Sutama. Dalam menilai keterampilan berbicara peneliti dan guru bekerja sama menentukan nilai.

4. Kelebihan Diskusi Tipe Syndicate Group

Kelebihan metode diskusi tipe syndicate group atau kelompok sindikat syndicate group menurut Moedjiono dan Dimyati 1992: 56, yaitu: a melatih keterampilan berbicara siswa; b siswa belajar memecahkan dan mempelajari suatu masalah bersama; c Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi yang lainnya; d setiap kelompok berbagi pengalamannya; dan e siswa belajar bertanggung jawab. Formasi kelas untuk melaksanakan diskusi tipe sindikat syndicate group dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1: Formasi Kelas Diskusi Kelompok Kecil Jenis Sindikat Syndicate Group Sumber: Moedjiono dan Moh. Dimyati Fasilitator Pembimbing Guru siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa 29 Berdasarkan gambar di atas, dijelaskan bahwa guru sebagai fasilitator, pembimbing, dan penyedia sumber belajar. Guru akan membimbing jalannya diskusi. Kemudian kelompok yang sudah dibentuk akan berdiskusi di mana setiap siswa yang ada dalam kelompok tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru.

5. Langkah-langkah Keterampilan Berbicara melalui Diskusi Syndicate

Group Langkah-langkah penggunaan diskusi menurut JJ Hasibuan dan Moedjiono 2006: 23-24 di atas, dijadikan pedoman oleh peneliti dalam langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi tipe syndicate group sebagai berikut. a. Guru mengemukakan masalah yang akan siswa diskusikan sebagai pokok masalah. b. Guru membagi siswa dalam kelompok syndicate group. c. Guru memberikan referensi untuk menyesaikan masalah yang diberikan. d. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok. e. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi. f. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi.

C. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Menurut Peaget dalam Sugihartono, dkk. 2007: 109, tahap perkembangan berpikir anak Sekolah Dasar yaitu tahap operasional kongkrit 7-12 tahun. Pada usia tersebut anak mempunyai rasa ingin tahu, senang bermain, senang belajar bersama, dan memelihara komunikasi dengan teman sebaya. Anak juga mampu