47 menggunakan metode yang bervariasi secara optimal, sehingga siswa kurang
tertarik dalam proses pembelajaran.
b. Hasil Observasi Keterampilan Berbicara pada Kondisi Awal
Observasi pada kondisi awal merupakan keterampilan berbicara sebelum dilakukan tindakan penelitian. Observasi keterampilan ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi awal keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Krembangan dengan jumlah keseluruhan 17 siswa. Siswa juga kurang dapat
melafalkan kosa kata dengan jelas, dan siswa dalam menyusun struktur kalimat belum sesuai dengan kaidah. Keterampilan berbicara siswa yang masih rendah itu
disebabkan kurangnya konsentrasi siswa pada saat pembelajaran. Metode diskusi tipe syndicate group belum diterapkan oleh guru. Hasil yang dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5. Rekapitulasi Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V pada Kondisi Awal
No. Nama
Kondisi Awal Rata-rata
Peneliti Guru
1. AEF
60 60
60
2. TR
53 53
53
3. MABU
53 53
53
4. FAR
53 53
53
5. NN
58 58
58
6. RH
65 65
65
7. DAY
56 56
56
8. RAR
53 53
53
9. YS
70 70
70
10. SNW
63 61
62
11. NFM
58 58
58
12. NF
56 58
57
13. FZ
58 58
58
14. IA
65 65
67,5
15. AF
58 63
60,5
16. MZ
63 63
63
17. SAR
70 70
70
Jumlah skor
1012 1017
1014,5
Persentase
59,52 59,82
59,67
48 Tabel di atas, menunjukkan bahwa pada kondisi awal rata-rata keterampilan
berbicara siswa dengan nilai 59,67. Penilaian hasil observasi pada kondisi awal oleh guru rata-rata 59,88 nilai tersebut diperoleh 9 siswa dengan kategori
kurang, 5 siswa dengan kategori cukup, dan 2 siswa dengan kategori baik. Sedangkan, oleh peneliti dengan rata-rata 52,52 nilai tersebut diperoleh 10 siswa
dengan kategori kurang, 5 siswa dengan kategori cukup, dan 2 siswa dengan kategori baik.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V pada Kondisi Awal
Tabel di atas, menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Krembangan termasuk ke dalam kategori cukup yaitu
59.67. Dari 17 siswa, 2 siswa atau sebesar 11.76 termasuk ke dalam kategori baik, 6 siswa atau sebesar 35.29 termasuk ke dalam kategori cukup dan masih
terdapat 9 siswa atau sebesar 52.94 masuk ke dalam kategori kurang. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dalam pembelajaran
keterampilan berbicara masih termasuk ke dalam kategori kurang. Berdasarkan data tersebut, maka diperlukan suatu perbaikan untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang belum terampil. Tindakan yang dilakukan salah satunya adalah menggunakan metode
diskusi syndicate group dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
No Rentang
Nilai Frekuensi
Persentase Kategori
Rata-rata
1 90-100
- -
Sangat Baik
X
=
,
= 59.67 2
70-89 2
11.76 Baik
3 60-69
6 35.29
Cukup 4
40-59 9
52.94 Kurang
5 0-39
- -
Sangat kurang Jumlah
17 59,67
49
Diagram Batang 1. Keterampilan Berbicara pada Kondisi Awal
2. Siklus I a. Proses Keterampilan Berbicara pada Siklus I
Siklus I merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan menggunakan metode diskusi syndicate group. Penelitian siklus I ini
dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 7, 12, dan 17 Oktober 2015. Tindakan siklus I ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah diajarkan kompetensi dasar keterampilan berbicara kepada siswa dengan menggunakan metode diskusi syndicate group. Pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I diperoleh dari hasil observasi. Hasil observasi ini berdasarkan pada 8 aspek yang harus diperhatikan dalam keterampilan berbicara yaitu: pelafalan,
intonasi, struktur kalimat, kosa kata, penguasaan topik, kenyaringan topik, kenyaringan suara, kelancaran, dan sikap berbicara.
1 Tahap Perencanaan Keterampilan Berbicara
Tahap Perencanaan pada siklus I dilakukan dengan menyiapkan RPP yang akan digunakan pada siklus I. Pada tahap perencanaan dibuat juga lembar
observasi keterampilan berbicara dan lembar observasi aktivitas siswa dalam
11.76 35.29
52.94
20 40
60
40-59 kurang 60-69 cukup
70-89 baik
Persentase
persentase