29 Berdasarkan gambar di atas, dijelaskan bahwa guru sebagai fasilitator,
pembimbing, dan penyedia sumber belajar. Guru akan membimbing jalannya diskusi. Kemudian kelompok yang sudah dibentuk akan berdiskusi di mana setiap
siswa yang ada dalam kelompok tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru.
5. Langkah-langkah Keterampilan Berbicara melalui Diskusi Syndicate
Group
Langkah-langkah penggunaan diskusi menurut JJ Hasibuan dan Moedjiono 2006: 23-24 di atas, dijadikan pedoman oleh peneliti dalam langkah-langkah
pelaksanaan metode diskusi tipe syndicate group sebagai berikut. a.
Guru mengemukakan masalah yang akan siswa diskusikan sebagai pokok masalah.
b. Guru membagi siswa dalam kelompok syndicate group.
c. Guru memberikan referensi untuk menyesaikan masalah yang diberikan.
d. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok.
e. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi.
f. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi.
C. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Menurut Peaget dalam Sugihartono, dkk. 2007: 109, tahap perkembangan berpikir anak Sekolah Dasar yaitu tahap operasional kongkrit 7-12 tahun. Pada
usia tersebut anak mempunyai rasa ingin tahu, senang bermain, senang belajar bersama, dan memelihara komunikasi dengan teman sebaya. Anak juga mampu
30 berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas karena anak
belum sepenuhnya paham dengan hal-hal yang bersifat konkret. Usia anak kelas V SD sekitar 11 tahun, masa tersebut termasuk masa kelas
tinggi Sekolah Dasar. Menurut Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 116, masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 910 tahun
– 1213 tahun biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar. Adapun karakteristik
masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar seperti: a perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari, b ingin tahu, ingin belajar, dan realitis, c timbul
minat kepada pelajaran-pelajaran tertentu, d anak memandang nilai sebagai ukuran prestasi belajar, dan suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk
bermain bersama. Berdasarkan pendapat di atas, merupakan karakteristik siswa kelas tinggi
yang perlu diperhatikan oleh guru untuk dipahami. Karakteristik pada masa siswa kelas tinggi salah satunya ingin tahu, ingin belajar, dan realitis. Karakteristik
tersebut dijadikan sebagai pijakan oleh peneliti dalam memilih metode diskusi tipe syndicate group yang diharapkan dapat memberikan peningkatan dalam
keterampilan berbicara.
D. Kerangka Pikir
Keterampilan berbicara merupakan salah satu hal yang terpenting. Pada kenyataannya masih ada beberapa siswa yang yang keterampilan berbicaranya
masih rendah. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam keterampilan berbicara kurang menarik, sehingga siswa suka berbicara sendiri dengan teman.
Dengan demikian, siswa menjadi tidak aktif dalam keterampilan berbicara tetapi