21
8. Langkah-langkah Keterampilan Berbicara
Tarigan dalam Retno Isnaeni 2011: 15, menyatakan bahwa langkah-langkah dalam berbicara seperti berikut.
a. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati.
Dalam memilih pokok pembicaraan yang perlu diperhatikan yaitu topik pembicaraanya agar tidak membosankan, sehingga dapat disenangi oleh
pendengar. b.
Membatasi pokok pembicaraan. Berbicara yang efektif yaitu menyampaikan pokok atau inti dari persoalan agar
pendengar mudah paham yang dibicarakan. c.
Mengumpulkan bahan-bahan. Bahan pembicaraan perlu dikumpulkan supaya materi yang disampaikan
bermanfaat. d.
Menyusun bahan Sebelum berbicara sebaiknya pembicara menyiapkan bahan yang akan
disampaikan. Berdasarkan langkah-langkah berbicara di atas, dapat dinyatakan bahwa
berbicara memerlukan langkah-langkah untuk memilih pokok pembicaraan, membatasi pokok pembicaraan, mengumpulkan bahan-bahan, dan menyusun
bahan. Langkah-langkah tersebut digunakan agar pembicaraan yang disampaikan dapat dipahami oleh pendengar. Dengan demikian, langkah-langkah berbicara
dapat mempermudah informasi yang akan disampaikan dengan singkat, padat, dan jelas.
22
9. Pembelajaran Berbicara di SD
Terjadinya pembelajaran di kelas diawali dengan kegiatan guru memahami kurikulum, mengetahui karakteristik siswa, menentukan materi, memilih sumber
dan alat peraga. Dalam kompetensi Bahasa Indonesia dikatakan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dengan demikian, seluruh warga
sekolah dituntut untuk terampil berbahasa agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik. Menurut Saleh Abbas 2006: 85, bahwa komunikasi dapat berupa
pikiran, gagasan, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi, dan lain-lain. Perlu diperhatikan bahwa dalam penyampaian komunikasi terdapat aspek
kebahasaan dan nonkebahasaan. Setelah guru memahami pembelajaran, maka implementasi akan berhasil. Dengan demikian, guru dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik.
B. Metode Diskusi Tipe Syndicate Group
1. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai pemecahan masalah menurut JJ. Hasibuan dan Moejiano 2006: 20. Metode
diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan
siswa menjadi aktif untuk berbicara dan menemukan pemecahan masalah pendapat Mulyani Sumantri dan Johar Permana 1999: 144. Dalam metode diskusi siswa
akan lebih aktif karena saat salah satu siswa berbicara, maka yang lainnya akan
23 mendengarkan. Metode diskusi lebih efektif untuk diterapkan pada saat
pembelajaran. Macam-macam diskusi ada 9 menurut JJ Hasibuan dan Moedjiono 2006: 20-
22 di antaranya: 1
Whole group Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila
jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang. 2
Buzz group Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri dari
4-5 orang. Tempat diatur agar siswa dapat bertatap muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran
dengan maksud memahamkan bahan pelajaran. Hasil belajar diharapkan ialah agar setiap siswa dapat membandingkan pengertian, persepsi, informasi, dan
interprestasi yang berbeda-beda, sehingga dapat dihindarkan dari kesalahan dan kekeliruan.
3 Panel
Suatu kelompok kecil dibagi menjadi 3-6 orang, mendiskusikan suatu objek tertentu. Duduk dalam suatu susunan semi melingkar dan dipimpin oleh
moderator. Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga secara tidak langsung misalnya panel di televisi pada suatu panel yang murni,
audience tidak ikut serta dalam diskusi.
24 4
Syndicate group Suatu kelompok yang ada di kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil terdiri dari 3-6 orang. Setiap kelompok kecil melaksanakan tugas terentu. Guru menjelaskan garis besar masalah kepada siswa, untuk menggambarkan
aspek-aspek masalah. Kemudian tiap-tiap kelompok syndicate diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau
sumber-sumber informasi yang lainnya. 5
Brain storming group Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap
anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain.
Menumbuhkan rasa percaya pada diri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya dapat dianggap benar.
6 Symposium
Beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan membacakan di muka peserta simposium secara singkat 5-20
menit. Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya,
dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium. 7
Informal debate Kelas dibagi menjadi dua tim besar dan mendiskusikan subjek yang cocok
untuk diperdebatkan tanpa memerhatikan peraturan dalam debat formal. Bahan yang cocok diperdebatkan yaitu bersifat problematis bukan yang bersifat faktual.