12 berbicara menggerakkan. Sedangkan, m
enurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi 1999: 54, secara umum tujuan pembicaraan yaitu: a mendorong atau
menstimulasi; b meyakinkan; c menggerakkan; d menginformasikan; dan e menghibur.
Berdasarkan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yaitu:
mendorong atau
menstimulasi; meyakinkan;
menggerakkan; menginformasikan; dan menghibur. Seseorang tidak dapat melakukan berbicara
tanpa adanya tujuan berbicara. Biasanya, seseorang berbicara dengan maksud untuk menginformasikan berita atau menghibur dengan mengobrol dengan seseorang
yang dekat. Oleh sebab itu, tujuan berbicara menunjang keterampilan berbicara.
3. Jenis-jenis Berbicara
Jenis-jenis berbicara menurut Haryadi dan Zamzami 1996: 58, dibagi menjadi dua, di antaranya sebagai berikut:
1 Berbicara terapan atau fungsional the speech art;
Berbagai model praktik berbicara untuk penekanan berbicara terapan atau fungsional antara lain:
a Berbicara di muka umum seperti: pemberitahuan, perundingan, bujukan, dan
kekeluargaan. b
Berbicara pada konferensi seperti: diskusi, debat, dan prosedur parlementer. 2
Pengetahuan dasar berbicara the speech science; Pengetahuan ilmu berbicara sangat menunjang kemahiran serta keberhasilan
untuk praktik berbicara dengan orang lain. Untuk itu diperlukan pendidikan berbicara speech education yang dapat mempermudah praktik berbicara.
13 Menurut Haryadi dan Zamzami 1996: 59, ada tiga konsep dasar pendidikan
berbicara, seperti berikut. 1
Hal-hal yang berkenaan dengan hakikat atau sifat-sifat dasar ujaran. 2
Hal-hal berhubungan dengan proses intelektual yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berbicara.
3 Hal-hal yang memudahkan seseorang untuk mencapai keterampilan berbicara.
Dengan kata lain, berbicara dapat ditinjau dari seni dan ilmu. Kedua jenis tersebut mempermudah praktik bebicara baik di sekolah maupun di masyarakat.
Diskusi yang diterapkan di Sekolah dapat melatih keterampilan berbicara siswa. Menurut Logan, dkk. dalam Djago Tarigan 1991: 156, setiap situasi menuntut
keterampilan berbicara tertentu. Situasi tersebut dibedakan menjadi dua yaitu informal dan formal.
Jenis- jenis kegiatan berbicara informal meliputi: 1 tukar pengalaman; 2 percakapan; 3 menyampaikan berita; 4 menyampaikan pengumuman;
5 bertelepon; dan 6 memberi petunjuk menurut Logan, dkk. dalam Djago Tarigan 1991: 156. Di samping kegiatan berbicara informal, ada pula kegiatan
berbicara formal. Jenis-jenis kegiatan berbicara formal tersebut mencakup: 1 ceramah; 2 perencanaan dan penilaian; 3 interview; 4 prosedur
parlementer; dan 5 bercerita menurut Logan, dkk. dalam Djago Tarigan 1991: 156. Sedangkan, menurut Haryadi dan Zamzami 1996: 61, berikut ini jenis-jenis
berbicara dengan berbagai kegiatan berbicara, yaitu: 1 bercerita; 2 berdialog; 3 berpidato; dan 4 diskusi.
14 Berdasarkan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis berbicara
antara lain: bercerita, berdialog, berpidato, diskusi, bertukar pengalaman, dan percakapan. Jenis-jenis tersebut penunjang kemahiran dan keberhasilan dalam
kegiatan berbicara dengan orang lain. Jenis berbicara dapat mempermudah siswa dalam melatih keterampilan berbicara.
4. Unsur-unsur Berbicara yang Baik
Burhan Nurgiyantoro 2010: 420, mengemukakan kriteria berbicara yang baik seperti: keakuratan dan keaslian gagasan, kemampuan berargumentasi,
keruntutan penyampaian gagasan, pemahaman, ketepatan kata, ketepatan kalimat, ketepatan stile penuturan dan kelancaran. Pandapat lain dari Sardjono 2005: 2,
agar komunikasi informasi dapat berlangsung dengan baik ada empat komponen yang harus berfungsi dengan baik, yaitu 1 suara, 2 artikulasi, 3 kelancaran, dan
4 kemampuan berbahasa. Jika salah satu dari beberapa komponen tersebut tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan terjadinya gangguan komunikasi
Communication disorders. Berdasarkan teori yang disebutkan, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur berbicara yang baik yaitu keruntutan penyampaian gagasan,
pemahaman, suara, artikulasi, kelancaran, dan kemampuan berbahasa.
5. Aspek Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Guru SD bertanggung jawab melatih keterampilan berbicara siswa. Pelatihan siswa dilakukan pada proses belajar mengajar dalam semua pokok bahasan Bahasa
Indonesia. Namun, agar pelatihan dapat berlangsung sesuai rencana, maka guru perlu menyusun tujuan yang mengacu untuk melatih keterampilan berbicara siswa.
Dalam melatih siswa, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu aspek kebahasaan dan