32
c. Kecepatan Pemecahan Masalah
Garnett dan Fleischner 1983: 224, mendefenisikan kecepatan sebagai kuantitas  berupa  waktu  yang  ditempuh  pada  kemampuan  matematika
tingkat  tinggi  pemecahan  masalah.  Sedangkan  menurut  Christian  R, Christian  V,  Schleser  dan  Varn  2008,  kecepatan  dapat  diartikan  sebagai
seberapa banyak soal yang dapat dijawab oleh siswa berupa unit selama tes pemecahan  masalah  matematika  berlangsung.  Sementara,  Gima  2003,
kecepatan  pemecahan  masalah  matematika  merujuk  pada  derajat  dari kecepatan antara pencarian dan pelaksanaan jawaban.
Dengan  kata  lain,  kecepatan  pemecahan  masalah  matematika merupakan  kuantitas  seberapa  banyak  soal  yang  dapat  dijawab  dari
pemecahan masalah matematika pada waktu tempuh tertentu. Tes  sebagai  alat  ukur  keakuratan  dan  kecepatan  pemecahan  masalah
siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian. Menurut Suwarto 2010b: 91  tes  uraian  adalah  tes  yang  butir-butirnya  berupa  suatu  pernyataan  atau
suatu suruhan yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif panjang.  Bentuk-bentuk  pertanyaannya  adalah  untuk  menjelaskan,
membandingkan  serta  menginterpretasikan.  Sedangkan  menurut  Sunarya 2012:  39  tes  uraian  adalah  tes  seperangkat  soal  yang  berupa  tugas,
pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengorganisasikan dan menyatakan jawabannya  menurut  kata-kata  kalimat  sendiri.  Jawaban  tersebut  dapat
berbentuk  mengingat  kembali,  menyusun,  mengorganisasikan  atau
33 memadukan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam rangkaian kalimat
atau kata-kata yang tersusun secara baik. Ada beberapa kelebihan tes uraian Suwarto, 2010b: 97, yaitu sebagai
berikut. 1
Dapat menilai tingkat pemahaman siswa pada level tinggi. 2
Dapat memfasilatasi
kebebasan siswa
untuk memilih,
menyiapkan  dan  menyajikan  gagasan  dengan  kata-kata  mereka sendiri.
3 Dapat  menginterpretasikan  keakuratan  dan  kecepatan  siswa
dalam  mengelola  pemikiran,  pendukung  pandangan,  dan menciptakan gagasan, metode, dan solusi.
4 Dapat  menyesuaikan  umur,  kemampuan  dan  pengalaman  siswa
berdasarkan keterkaitan  antara  kompleksitas pertanyaan tes dan kompleksitas berpikir siswa.
Adapun  kelemahan  tes  uraian  menurut  Suwarto  2010b:  99  adalah sebagai berikut.
1 Skor  dapat  berbeda  jika  dinilai  oleh  penilai  yang  berbeda  baik
dalam waktu yang sama maupun berbeda. 2
Waktu yang diperlukan untuk mengoreksi jawaban lama. 3
Apabila jumlah siswa besar maka guru akan mengalami kesulitan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing siswa,
kecuali dengan menggunakan software. 4
Biaya akomodasi yang diperlukan relatif besar.
34 Menurut Sunarya 2012: 40, tes uraian dapat dibedakan menjadi dua
jenis berdasarkan kepastian pemberian skor, yaitu: a.
Tes uraian objektif Tes  uraian  objektif  adalah  bentuk  tes  uraian  yang  butir  soalnya
memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti, sehingga  dapat  dilakukan  penskoran  secara  objektif  walaupun
pemeriksa berbeda tetapi dapat menghasilkan skor yang relatif sama. b.
Tes uraian nonobjektif Tes  Uraian  non-objektif  adalah  bentuk  tes  uraian  yang  butir
soalnya memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas,  menuntut  siswa  untuk  mengingat  dan  mengorganisasikan
gagasan-gagasan  menguraikan  dan  memadukan  gagasan-  gagasan pribadi  atau  hal-hal  yang  telah  dipelajarinya  dengan  cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian  tertulis  sehingga  dalam  penskorannya  mengandung  unsur
subjektifitas sukar dilakukan secara objektif Berdasarkan  uraian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  bentuk  tes
pemecahan  masalah  sebaiknya  menggunakan  tes  uraian  objektif  karena memiliki  sehimpunan  jawaban  dengan  rumusan  yang  relatif  lebih  pasti,
sehingga  dapat  dilakukan  penskoran  secara  objektif  serta  dapat menginterpretasikan  keakuratan  dan  kecepatan  siswa  dalam  mengelola
pemikiran,  pendukung  pandangan,  dan  menciptakan  gagasan,  metode,  dan solusi.
35
3. Cognitive Load Theory