Dimensi Kognitif secara umum dalam pembelajaran Struktur Kognitif Manusia

35

3. Cognitive Load Theory

Berikut ini beberapa garis besar kajian teori yang berkaitan dengan Cognitive Load Theory CLT.

a. Dimensi Kognitif secara umum dalam pembelajaran

Menurut Mayer 1999: 13, dimensi kognitif adalah hal yang merujuk pada bagaimana pembelajaran yang berkaitan dengan hal pemrosesan informasi secara internal dan struktur kognitif yang efektif sehingga guru dapat menentukan beda kualitas proses kognitif siswa selama proses pembelajaran serta hasil dari pembelajaran. Misalnya bagaimana guru mendesain metodecara pembelajaran agar siswa dapat terfasilitasi untuk memperoleh informasi yang relevan lalu mengelolanya menjadi struktur kognitif yang koheren serta mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang telah ada. Berikut ini skema dimensi kognitif secara umum. Mayer, 1999: 13 Menurut Bruning, Schraw, Norby dan Ronning 1999: 6, dimensi kognitif dalam pembelajaran memiliki tujuh pokok pikiran: 1 pembelajaran merupakan sebuah proses konstruktif bukan reseptif, 2 pola pikir berperan sebagai pengatur memori dan pedoman pikiran, 3 belajar memerlukan Materi Pembelajaran Proses Pembelajaran Hasil Pembelajaran Hasil Kemampuan Karakteristik Siswa 36 kemampuan kognitf, 4 perkembangan kemampuan kognitif memerlukan perkembangan self-awarness kesadaran diri dan self-regulation kedisiplinan diri, 5 kemampuan kognitif merupakan perpaduan antara motivasi dan kepercayaan, 6 perkembangan kognitif berdasarkan pada interaksi sosial dan 7 pengetahuan, strategi dan keahlian digunakan pada waktu dan tempat yang tepat bagi siswa.

b. Struktur Kognitif Manusia

Sweller, Ayres, dan Kalyuga 2011: 45 berpendapat bahwa Cognitive Load Theory merupakan teori yang menggunakan desain instruksional pembelajaran agar dapat menyiasati keterbatasan memori kerja dengan mengurangi muatan yang tidak diperlukan dalam memori kerja dan memastikan komponen memori kerja dapat digunakan dalam proses pembelajaran serta menghindari hal-hal bersifat parsial melalui aspek extraneous penyajian materi pembelajaran. Sweller, Ayres dan Kalyuga 2011: 8 menekankan Cognitive Load Theory pada struktur kognitif manusia dalam hal ini struktur kognitif yang memiliki peran bagi pengelolaaan informasi dan pembelajaran yang memiliki tujuan utama memperdayakan dimensi kognitif manusia dengan mengakomodasi prinsip desain pembelajaran. Struktur kognitif menggambarkan proses pengolahan dan penyimpanan informasi pada working memory memori kerja dan long-term memory memori jangka panjang. 37 Owens dan Sweller 2008 berpendapat bahwa memori manusia merupakan pola yang mengilustrasikan cara informasi diproses melalui keputusan dalam sistem kognitf manusia yang terdiri dari kombinasi keterbatasan memori kerja working memory dan kekuatan memori jangka panjang long-term memory yang memfasilitasi mekanisme pembelajaran seperti schema acquisition dan schema automtion Owens dan Sweller, 2008. Bagian utama dari struktur kognitif manusia dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2. 1 Bagian Utama Struktur Kognitif Manusia diadaptasi dari Moreno, 2010: 213 Sensory memory alat indera terdiri dari himpunan penginderaan manusia, yaitu indera penglihatan visual register, indera pendengaran auditory register, indera peraba tactile register, indera penciuman olfactory register dan indera perasa gustatory register. Bagian memori 38 pertama ini berperan dalam menerima rangsangan atau informasi dari lingkungan dan meneruskan informasi yang diperoleh ke working memory atau bisa jadi informasi tersebut tidak dapat diteruskan hilang. Dalam konteks pembelajaran biasanya yang umum digunakan adalah indera penglihatan dan indera pendengaran. Contohnya saat pembelajaran panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, siswa melihat worked- examples pada LKS dan mendengarkan penjelasan guru. Kemudian siswa mengerjakan soal lain dengan cara penyelesaian yang sama dengan worked- exampled tersebut. Prior-knowledge sangat berpengaruh dalam pengenalan recognition, pemahaman perception dan pemrosesan makna yang diperoleh dari panca indera dan bagaimana indera tersebut digunakan Bruning, Schraw, Norby dan Ronning, 2004. Contohnya bagaimana menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran atau lebih. Siswa dapat mengenal, memahami, dan mengolah informasi baru tentang panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran atau lebih berdasarkan pengetahuan sebelumnya prior-knowledge yaitu mengetahui panjang diameter dan busur lingkaran. Melalui prior-knowledge tersebut siswa dapat menghubungkannya dengan informasi yang diperoleh dari sensory memory. Dengan kata lain, sensory memory merupakan aspek yang sangat penting bagi working memory karena berperan dalam memilih dan memilah rangsangan yang diterima untuk disimpan ke dalam working memory. 39 Working memory berfungsi untuk mentransfer informasi ke long-term memory dan juga menerima kembali retrieve informasi dari long-term memory . Sama seperti sensory memory, working memory juga memiliki keterbatasan kapasitas Miller, 1956 khususnya pada kemampuan kognitif Simon, 1974 serta keterbatasan durasi informasi baru yakni selama 20 detik Peterson Peterson, 1959 atau 15 hingga 30 detik Moreno, 2010. Sweller 1999 menyimpulkan, karena keterbatasan kapasitas dan durasi, informasi pada working memory bersifat tidak permanen sehingga akan terlupakan. Menurut Cowan 2005 konten dari working memory manusia adalah apa yang menjadi fokus perhatiannya dan Sweller 1999 menambahkan informasi yang ada pada working memory terdiri dari informasi yang diperoleh secara sadar. Dalam working memory terdapat dua komponen diantaranya central executive juga dikenal sebagai sistem kontrol utama dan sistem pendukung yang terdiri dari dua, yakni phonological loop dan visuo-spatial-sketch. Kedua sistem pendukung tersebut berperan khusus dalam pemrosesan informasi yang bersifat sementara. Phonological loop mengontrol informasi verbal sedangkan visuo-spatial-sketch mengontrol informasi visual dan spasial yang masuk. Central executive megawasi kedua proses tersebut dan memerintahkan, membedakan dan mengontrol seluruh aktivitas dalam working memory Baddeley, 2012: 6. Bagian central executive merupakan pusat sistem pemisahan informasi berdasarkan fungsi spesifik yang diproses melalui sensory memory alat 40 indera, kemudian disimpan sementara dalam working memory dan apabila strategi pembelajaran telah digunakan maka informasi akan di transfer menuju long-term memory. Informasi yang tersimpan dalam long-term memory mempengaruhi pemrosesan informasi baru sebagaimana pengetahuan sebelumnya yang berdampak pada pemrosesan kapasitas working memory Rooderyns, 2012: 17. Long-term memory LTM merupakan sistem penyimpanan pengetahuan yang tak terbatas. LTM memungkinkan seseorang untuk mengingat wajah orang lain, tanggal lahir, mengendarai sepeda, bermain sepak bola atau menulis surat dan lainnya. Pengetahuan dalam LTM tidak disadari hingga pengetahuan tersebut dibawa ke dalam working memory. Informasi yang tersimpan dalam LTM bersifat permanen dan lebih terstruktur Owens Sweller, 2008. Tidak seperti yang terjadi pada working memory, rehearsal latihan bukanlah hal yang begitu penting untuk dilakukan dalam LTM. Pengingatan informasi yang telah tersimpan dalam LTM bergantung pada pemahaman tentang apa yang akan ditanya dan bagaimana mencapainya. LTM terdiri dari himpunan kemampuan dan pengetahuan yang kompleks seperti pemecahan masalah, penalaran dan penginderaan. Struktur pengetahuan pada LTM dikenal dengan istilah schema atau schemata skema Kalyuga, 2006. Skema merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Skema juga sangat berguna dalam pemecahan masalah karena dengan adanya skema seseorang dapat memperoleh informasi relevan yang dibutuhkan dalam 41 memecahkan masalah. Skema terdiri dari serangkaian metode yang terstruktur. Contohnya low-order schemas serangkaian huruf, middle-order schemas serangkaian kata dan higher order schemas serangkaian frasa atau kalimat Rooderyns, 2012: 23. Schema acquisition dan schema automation merupakan esensi dalam pemecahan masalah dan pembelajaran Cooper Sweller, 1987. Schema acquisition adalah proses konstruksi pengetahuan dan schema automation adalah proses memperoleh skema baru yang dapat diproses dengan sedikit kesadaran atau otomatis Sweller, Ayres Kalyuga, 2011. Jika siswa tidak diarahkan dalam pembelajaran maka akan memperbesar schema acquisition dan schema automation pada LTM sehingga pembelajaran akan tidak optimal Rooderyns, 2012. Cognitive Load Theory memiliki kerangka pikir tentang bagaimana pembelajaran yang mengurangi proses kognitif yang tidak penting dalam working memory serta memfasilitasi schema acquisition dan schema automation . Dengan demikian perkembangan skema penting bagi pembelajaran materi baru yang memungkinkan pembelajar untuk mentransfer informasi ke LTM. Ada lima prinsip struktur kognitif manusia dalam pembelajaran berdasarkan Cognitive Load Theory Sweller, Ayres kalyuga, 2011: 1. Information store principle , belajar pada dasarnya merupakan kegiatan menyimpan informasi secara permanen pada LTM karena LTM memiliki kapasitas yang tidak terbatas. 42 2. Borrowing and reorganizing principle , belajar sebagai proses akumulasi informasi dengan meminjam dan menyusun kembali informasi dari berbagai sumber kemudian disimpan ke dalam LTM berupa skema. 3. Randomness as genesis principle , belajar sebagai proses mengkreasikan pengetahuan dimana pengetahuan diperoleh setelah melakukan pengelompokan secara acak dan pengujian informasi. Contohnya pemecahan masalah yang memerlukan langkah yang menggunakan pengetahuan pada LTM dan dilanjutkan dengan proses pengelompokan secara acak dan pengujian hingga solusi dari pemecahan masalah tersebut ditemukan. 4. Narrow limits of change principle , belajar sebagai kegiatan memproses informasi baru dalam working memory kemudian berlanjut pada LTM yang dilakukan secara bertahap dan pada periode yang lama. Dengan adanya working memory seseorang dapat mengurangi banyaknya informasi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja LTM. 5. Environmental organising and linking principle , belajar sebagai kegiatan merespon segala sesuatu yang ada di lingkungan dengan mengaitkan kembali pengetahuan yang telah ada pada LTM kemudian diproses dalam working memory. 43

c. Cognitive Load T heory dalam pembelajaran

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

6 42 56

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT DAN NUMBERED Implementasi Pendekatan Pembelajaran Scientific Dengan Strategi Team Game Tournament Dan Numbered Head Together Ditinjau Dari Komunikasi Matematika Siswa(Ek

0 1 15

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT DAN NUMBERED Implementasi Pendekatan Pembelajaran Scientific Dengan Strategi Team Game Tournament Dan Numbered Head Together Ditinjau Dari Komunikasi Matematika Siswa(Ek

0 1 14

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU BERBASIS COGNITIVE LOAD THEORY (CLT) UNTUK SISWA SMP DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA.

1 7 535

KEEFEKTIFAN TEAM’S GAME TOURNAMENT DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH (STUDI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEYEGAN) | Nuryadi | Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 10894 22896 1 SM

0 0 13

Virtual Mathematics Media Effectiveness Based Teams Game Tournament Reviewed From Cognitive Load Theory Nuryadi, Nanang Khuzaini,

0 0 13

View of PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR

0 1 10

PENGARUH MODEL TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV A SDN PEKIRINGAN 02

0 0 15