64 Teorema Pythagoras dan prinsip kesejajaran garis pada bidang datar.
Teorema Pythagoras dibutuhkan karena membantu siswa untuk menentukan panjang garis singgung sedangkan kesejajaran garis dibutuhkan karena siswa
perlu menentukan garis yang sejajar dengan garis singgung. Berikut ini ringkasan materi panjang sabuk lilitan minimal yang
menghubungan dua lingkaran atau lebih:
a. Pengertian
Menurut Nugroho dan Meisaroh 2009, panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungan dua lingkaran atau lebih merupakan panjang sebuah
sabuk yang melilit beberapa lingkaran yang berdiameter sama sedemikian rupa sehingga saling bersinggungan dimana n banyaknya garis singgung yang
terjadi akibat lilitan sabuk.
Gambar 2. 9 Sabuk lilitan yang menghubungkan dua lingkaran atau lebih
b. Cara menentukan panjang
Untuk menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungan dua lingkaran atau lebih digunakan rumus paling sederhana berikut,
= + �
65 Dimana:
Adapun pengetahuan awal Prior Knowledge yang perlu dimiliki oleh siswa sebelum memasuki materi tersebut diantaranya pengetahuan tentang
panjang diameter lingkaran dan panjang busur lingkaran. panjang diameter lingkaran dibutuhkan karena diameter salah satu penentu panjang sabuk
begitu juga dengan panjang busur lingkaran. Berikut ini skema prior-knowledge dengan materi yang akan dipelajari.
Adapun instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
p : panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran atau lebih
n : banyak lingkaran yang dililit � : 3,14 atau
d : diameter lingkaran
Prior-Knowledge Materi pembelajaran
Teorema Pythagoras dan
Prinsip kesejajaran
Panjang diameter lingkaran dan
Panjang busur lingkaran Panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran
Panjang lilitan minimal yang menghubung- kan dua lingkaran atau lebih
66 a.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007: 8.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP berdasarkan Cognitive Load Theory CLT dimana
pada masing-masing kelas menggunakan model yang berbeda, yakni model Team
Game Tournament TGT dan individu. Jumlah RPP terdiri dari dua pertemuan untuk setiap kelas. RPP selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
2.3 – 2.6.
b. Lembar Kerja Siswa LKS
Lembar kerja siswa merupakan alat untuk membantu siswa menemukan suatu konsep, membantu siswa menerapkan konsep yang telah ditemukan
serta berfungsi sebagai penuntun belajar sebagai penguatan dan sebagai petunjuk kegiatan pertemuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 36.
Lembar Kerja Siswa LKS yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS berdasarkan Cognitive Load Theory CLT dimana pada masing-masing kelas
menggunakan model yang berbeda, yakni model individu untuk kelas VIII A dan model Team Game Tournament TGT untuk kelas VIII C. Materi LKS
67 terdiri atas dua jenis materi untuk dua pertemuan. Materi pertama adalah
panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran untuk LKS pertemuan pertama dan materi kedua adalah panjang lilitan minimal yang
menghubungkan dua lingkaran atau lebih untuk LKS pertemuan kedua. LKS selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.9 dan 2.10 untuk model TGT
sedangkan 2.15 dan 2.16 untuk model individu.
B. Penelitian Relevan
Hasil dari penelitian yang relevan seluruhnya telah dijabarkan dan menjadi rujukan dalam kajian teori. Penelitian yang relevan dalam penelitian ini dapat
diringkas menjadi empat, yang akan dirangkum sebagai berikut.
Pertama , penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Munif Nugroho, Hardi
Suyitno dan Mashuri pada tahun 2013 yang berjudul ”Keefektifan Model
Pembelajaran Teams Games Tournament Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
.” Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa model TGT efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMPN 8 Batang pada
materi pokok pecahan.
Kedua , penelitian yang dilakukan oleh Endah Retnowati, Sugiman dan
Murdanu pada tahun 2015 yang berjudul “Efektivitas Goal-Free Problems dalam
Pembelajaran Matematika Kolaboratif Ditinjau dari Muatan Kognitif dan Kemampuan Transfer Pengetahuan.
” Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa siswa yang belajar secara individual memiliki skor kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang lebih baik secara signifikansi dibandingkan hasil belajar kolaboratif,