6. Taksonomi Barrett
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori Taksonomi Barrett untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap teks argumentasi.
Supriyono 2008: 1-4 menyatakan bahwa Taksonomi Barrett terdiri atas lima kategori, yaitu 1 pemahaman literal, 2 reorganisasi, 3 pemahaman inferensial,
4 Penilaian, dan 5 apresiasi. Berikut adalah penjelasan dari kelima kategori tersebut.
1 Pemahaman literal Pemahaman literal merupakan tingkat pemahaman paling rendah. Guru
membantu dan membimbing siswa agar dapat memahami pokok-pokok pikiran dan informasi yang tersurat dalam wacana. Di sisi lain, siswa bertugas menangkap
makna secara eksplisit yang terdapat dalam wacana. 2 Mereorganisasi
Mereorganisasi merupakan pemahaman yang menghendaki siswa untuk menganalisis, mensintesis, dan menyusun informasi yang dinyatakan secara
tersurat dalam wacana atau bacaan. Siswa melakukan parafrase atau meringkas isi wacana.
3 Pemahaman Inferensial Pemahaman inferensial mengharuskan pembaca melakukan penafsiran
terhadap bacaan secara tersirat atau implisit. Siswa memperoleh pemahaman tersebut dengan proses berpikir, baik divergen maupun konvergen yang
menggunakan intuisi maupun imajinasi siswa.
4 Penilaian Tahap penilaian bertujuan untuk membantu siswa agar mampu membuat
opini tentang isi wacana terkait dengan kualitas, ketelitian, kebergunaan, atau kebermanfaatan ide dalam wacana. Penilaian diberlakukan pada benar tidaknya
bahasa yang digunakan, kesimpulan penulis, informasi yang disampaikan disesuaikan dengan fakta, dan lengkap tidaknya informasi yang diberikan oleh
penulis. 5 Apresiasi
Tahap apresiasi membantu siswa untuk melakukan apresiasi terhadap maksud penulis dengan melibatkan dimensi afektif. Pembaca diharapkan peka
terhadap suatu karya secara emosional dan estetis, serta memberikan reaksi terhadap nilai-nilai artistik yang ada dalam wacana.
B. Pembelajaran Membaca Pemahaman Kelas VIII SMP
Pembelajaran membaca di sekolah tidak hanya terdapat pada pelajaran bahasa Indonesia. Semua mata pelajaran di sekolah mengharuskan siswa untuk
memahami teori. Hal tersebut dapat terwujud dengan aktivitas membaca. Peran membaca pemahaman sangatlah penting bagi siswa. Membaca pemahaman
membantu siswa untuk memahami maksud dari bacaan yang dibaca. Pandawa 2009: 21 mengatakan, pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pendidik dan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pendidik maupun peserta didik akan melakukan sebuah kegiatan untuk memperoleh suatu
informasi, proses tersebut disebut dengan membaca.
Belajar dan pembelajaran membaca diarahkan untuk membangun kemampuan berpikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran. Pengetahuan
bersumber dari luar diri tetapi dikonstruksi dalam diri individu siswa, Pandawa, 2009: 24. Membaca merupakan hal penting dalam kegiatan sehari-hari. Bagi
seorang peserta didik, membaca merupakan kebutuhan dasar untuk menangkap maksud dari bahasa tulis. Membaca pemahaman di tingkat SMP diarahkan pada
kemampuan memahami isi bacaan, baik tersurat maupun tersirat. Pembelajaran membaca pemahaman teks argumentasi sering menjadi
persoalan bagi siswa. Teks argumentasi merupakan karangan yang bertujuan mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain yang disertai bukti atau fakta.
Dasar pemikiran karangan argumentasi, yaitu logis dan kritis. Hal tersebut membuat siswa bingung untuk memahami maksud atau tujuan yang ingin
disampaikan penulis. Pada kurikulum tingkat satuan pendidian KTSP kelas VIII SMP
terdapat SK dan KD membaca sebagai berikut:
Tabel 1: Standar Kompetensi dan Kompetesi Dasar Membaca Kelas VIII SMP Semester 2
Kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif.
Pembelajaran membaca pemahaman teks argumentasi dengan kompetensi dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif,
membaca intensif, dan membaca nyaring.
11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif.