2 Bacalah bagian pembuka atau pengantarnya bila ada, tujuannya adalah agar pembaca dapat sedikit mengenal apa yang sebenarnya dibahas dalam teks
bacaan; 3 Bacalah setiap subjudul yang ditebalkan berikut kalimat pertama di bawah
subjudul itu bila ada; tujuannya agar siswa dapat sedikit mengenal apa yang sebenarnya dibahas dalam setiap subjudul yang ada dalam teks bacaan;
4 Bacalah keterangan gambar, peta, grafik, dan diagram, bila ada, tujuannya agar pembaca lebih dapat memahami isi teks melalui keterangan atau ilustrasi
gambar; b. Tahap Kedua Penyajian
Pada tahap ini, siswa membaca teks bacaan, membaca yang dimaksud adalah membaca dengan mengacu pada pemahaman sebagai berikut:
1 Dalam membaca siswa memahami arti kata-kata dari bacaan melalui konteks. Memahami kata yang tidak diketahui artinya kemudian mencatat kata-kata
tersebut; 2 Memahami paragraf, dalam membaca siswa memahami ide pokok yang
terdapat dalam setiap paragraf. Kemudian mencatat ide-ide pokok setiap paragraf;
3 Memahami teks bacaan, siswa memahami pokok pikiran atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dalam teks bacaan. Kemudian mencatat
pokok pikiran atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
c. Tahap Ketiga Latihan Terstruktur Pada tahap ini siswa menuliskan kembali hasil kerja yang didapat pada
waktu membaca teks bacaan atau menuliskan kembali catatan-catatan yang dihasilkan
selama proses
membaca berlangsung.
Selanjutnya, siswa
menyimpulkan isi teks bacaan tersebut dengan bahasa sendiri. d. Tahap Keempat Latihan Terbimbing
Pada tahap ini guru dan siswa mendiskusikan hasil kerja siswa berupa catatan-catatan yang dihasilkan selama proses membaca berlangsung.
e. Tahap Kelima Latihan Mandiri Pada tahap ini guru memberikan beberapa tugas atau pertanyaan yang
harus dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Tujuan latihan mandiri adalah menguatkan atau memperkokoh pemahaman siswa terhadap sebuah teks bacaan.
Kegiatan ini dapat dikerjakan di kelas atau berupa pekerjaan rumah. Berikut ini penyajian strategi Mastery Learning dalam bentuk gambar.
Gambar 1: Strategi Mastery Learning
Baca judulnya Baca bagian pembuka
Baca sub judul Baca gambar bila ada
Membaca Pemahaman
Teks Argumentasi
Survei
Memahami arti kata Memahami konteks
Memahami paragraf Memahami teks wacana
Membaca
Strategi Mastery
Learning
Simpula
n nn
Berdasarkan penjelasan di atas, ada dua keunggulan strategi Mastery Learning dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Pertama, pada
tahap orientasi siswa sudah dapat mengenali teks dan informasi yang ada di dalam teks dengan melihat judul, bagian pembuka, dan gambar, peta, grafik bila ada.
Hal tersebut akan membentuk skema atau alur berpikir siswa terhadap suatu teks. Kedua, strategi Mastery Learning merupakan strategi yang menggunakan tiga
tahap latihan latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri. Adanya tiga tahap latihan tersebut, siswa akan lebih fasih dalam mengerjakan materi
pembelajaran.
5. Teks Argumentasi
a. Hakikat Argumentasi
Pada kurikulum 2013, siswa akan mempelajari beragam jenis teks. Salah satu teks yang dipelajari siswa adalah teks argumentasi. Contoh penerapan teks
argumentasi banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada surat kabar dalam kolom opini. Pada kurikulum 2006, siswa juga mendapat pelajaran
teks argumentasi yang dapat dijabarkan dari standar kompetensi SK 11 dan kompetensi dasar KD 11.2.
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa
sehingga mampu menunjukkan pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Dalam dunia ilmu pengetahuan, argumentasi tidak lain daripada usaha
untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal, Keraf, 2007: 3.
Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada.
Fakta-fakta dan evidensi-evidensi dapat dijalin dalam metode-metode sebagaimana dipergunakan juga oleh eskposisi. Namun, dalam argumentasi
terdapat motivasi yang lebih kuat. Eksposisi hanya memerlukan kejelasan, oleh sebab itu fakta yang dipergunakan hanya seperlunya. Akan tetapi, dalam
argumentasi diperlukan kejelasan serta keyakinan dengan perantara fakta-fakta. Oleh sebab itu, penulis harus meneliti apakah semua fakta yang dipergunakan itu
benar dan harus meneliti relevansi kualitasnya dengan maksudnya. Dengan fakta yang benar, penulis dapat merangkai suatu penuturan yang logis menuju suatu
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, Keraf, 2007: 4. Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau
ketidakbenaran dari sebuah pernyataan statement, Alwasilah, 2007:116. Argumentasi bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran
pendapat penulis. Senada dengan pendapat tersebut, Dalman 2015: 137 menjelaskan bahwa karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat
membuat pembaca merasa percaya terhadap pendapatargumen penulis. Menambahkan dari pendapat di atas, Kuncoro 2009: 78 mengatakan bahwa
argumentasi adalah sebuah karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran sebuah pernyataan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud dengan karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi sikap atau
pendapat orang lain yang disertai bukti atau fakta. Hal tersebut sesuai dengan dasar pemikiran karangan argumentasi, yaitu logis dan kritis.
b. Tujuan Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat kesimpulan dengan datafakta sebagai alasanbukti, Dalman, 2015:
138.
c. Karakteristik Karangan Argumentasi
Menurut Suparno dan Yunus dalam Dalman 2015: 141 mengatakan bahwa dalam komunikasi lisan, kita sering menggunakan tuturan yang bercorak
argumentasi. Ketika berdiskusi dapat mengajukan materi diskusi atau kutipan yang terdiri atas materi pembahasan yang tersusun sebagai berikut.
1 Pernyataan faktual: perubahan sosial dalam masyarakat membawa serta perubahan bahasa. Sebagai alat perhubungan antarwarga dan sebagai sarana
penerus ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Indonesia kian hari kian bertambah lincah, sesuai dengan tuntutan kebutuhan suatu masyarakat yang
modern. 2 Asumsi: mengingat pula peranan yang dimainkan oleh bahasa Indonesia di
Asia Tenggara sebagai alat komunikasi antarbangsa di belahan bumi ini, sudah sepantasnya dilakukan penelitian bahasa yang cermat. Butir nomor 2
sebagai asumsi materi tersusun secara argumentatif, sebagai berikut: