Hakikat Membaca Deskripsi Teori

Setiap pembaca mempunyai tujuan masing-masing saat melakukan kegiatan membaca. Membaca dapat dijadikan sebagai sarana hiburan hingga memperoleh informasi yang sesuai keinginan pembaca. Ahuja 2004: 55 mengatakan, membaca pemahaman adalah istilah luas yang mencakup seluruh wilayah proses memperoleh pengertian. Pemahaman adalah jantung dari membaca. Membaca tanpa pemahaman sama artinya dengan tidak membaca. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah kemampuan untuk menggeneralisasikan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan membaca.

3. Tes Kemampuan Membaca

Keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran di sekolah tidak dapat dilihat tanpa adanya suatu tes untuk mengukur kemampuan siswa. Menurut Nurgiyantoro 2013: 371, tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi peserta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Oleh karena itu, teks bacaan yang diujikan hendaknya mengandung informasi yang menuntut untuk dipahami. Pemilihan wacana hendaknya dipertimbangkan dari segi tingkat kesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis atau bentuk wacana. a. Tingkat Kesulitan Wacana Tingkat kesulitan terutama ditentukan oleh kekompleksan kosakata dan struktur serta kadar keabstrakan informasi yang dikandung. Secara umum, orang mengatakan bahwa wacana yang baik untuk bahan tes kompetensi membaca adalah wacana yang tingkat kesulitannya sedang atau yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. b. Isi Wacana Secara pedagogis, orang mengatakan bahwa bacaan yang baik adalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa, minat, kebutuhan, atau menarik perhatian peserta didik. Melalui pelajaran membaca, peserta didik dapat diberikan bacaan tentang sejarah perjuangan bangsa, pendidikan moral, kehidupan beragama, karya seni, dan lain-lain. Selain itu, bacaan yang bersifat kontra dan kontroversial harus dihindarkan dari peserta didik. c. Panjang Pendek Wacana Wacana yang diteskan untuk membaca pemahaman sebaiknya tidak terlalu panjang. Wacana yang pendek secara psikologis peserta didik pun lebih senang karena tidak memerlukan waktu panjang dalam membacanya sehingga dalam mengerjakan nampak lebih mudah. Wacana pendek yang dimaksudkan di atas dapat berupa satu atau dua alenia atau kira-kira sebanyak 50 sampai 100 kata. d. Jenis Wacana Wacana yang dipergunakan sebagai bahan untuk tes kompetensi membaca dapat wacana yang berjenis prosa nonfiksi, dialog, teks kesusastraan, tabel, diagram, iklan, dan lain-lain.

4. Strategi Mastery Learning

Belajar tuntas Mastery Learning adalah suatu system belajar yan mengharapkan siswa dapat menguasai tujuan pengajaran umum yaitu suatu unit atau satuan pelajaran secara tuntas Warji, 1983: 12. Berbagai macam model atau