Kerangka Pikir KAJIAN TEORI

Berdasarkan beberapa ulasan di atas, diperlukan sebuah strategi dalam pembelajaran membaca pemahaman teks argumentasi. Strategi Mastery Learning mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya 1 siswa dengan mudah dapat menguasai isi pembelajaran, 2 meningkatkan motivasi belajar siswa, 3 meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah secara mandiri, dan 4 meningkatkan kepercayaan diri siswa. Menurut Wena 2009: 184, model pembelajaran ini terdiri atas lima tahap, yaitu 1 orientasi orientation, 2 penyajian presentation, 3 latihan terstruktur structured practice, 4 latihan terbimbing guided practice, dan 5 latihan mandiri independent practice. Banyaknya latihan di dalam strategi Mastery Learning diharapkan dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap suatu bacaan.

E. Hipotesis

1. Hipotesis Nihil Ho dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tidak ada perbedaan keterampilan membaca pemahaman teks argumentasi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks argumentasi menggunakan strategi Mastery Learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks argumentasi tanpa menggunakan strategi Mastery Learning. b. Strategi Mastery Learning tidak terbukti lebih efektif dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman teks argumentasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret. 2. Adapun Hipotesis Kerja Ha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Ada perbedaan keterampilan membaca pemahaman teks argumentasi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks argumentasi menggunakan strategi Mastery Learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks argumentasi tanpa menggunakan strategi Mastery Learning. b. Strategi Mastery Learning terbukti lebih efektif dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman teks argumentasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah pretest- posttest control group design. Desain penelitian pretest-posttest control group design dipilih karena terdapat dua tes yang diberikan kepada siswa yaitu sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat karena membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan, Sugiono, 2014:110. Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara random. Dua kelas yang telah terpilih kemudian diberi pretest untuk dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan pada keadaan awal kedua kelas tersebut. Setelah diberi pretest, masing-masing kelas diberi perlakuan treatment sebanyak empat kali. Hal terakhir yang harus dilakukan adalah pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 2: Desain Penelitian Eksperimen Kelas Pretest Variabel Bebas Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 - O4 Keterangan: O1: Pretest kelas eksperimen. O2: Posttest kelas eksperimen. O3: Pretest kelas kontrol. O4: Posttest kelas kontrol. X : Strategi Mastery Learning