Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud dengan karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi sikap atau
pendapat orang lain yang disertai bukti atau fakta. Hal tersebut sesuai dengan dasar pemikiran karangan argumentasi, yaitu logis dan kritis.
b. Tujuan Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat kesimpulan dengan datafakta sebagai alasanbukti, Dalman, 2015:
138.
c. Karakteristik Karangan Argumentasi
Menurut Suparno dan Yunus dalam Dalman 2015: 141 mengatakan bahwa dalam komunikasi lisan, kita sering menggunakan tuturan yang bercorak
argumentasi. Ketika berdiskusi dapat mengajukan materi diskusi atau kutipan yang terdiri atas materi pembahasan yang tersusun sebagai berikut.
1 Pernyataan faktual: perubahan sosial dalam masyarakat membawa serta perubahan bahasa. Sebagai alat perhubungan antarwarga dan sebagai sarana
penerus ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Indonesia kian hari kian bertambah lincah, sesuai dengan tuntutan kebutuhan suatu masyarakat yang
modern. 2 Asumsi: mengingat pula peranan yang dimainkan oleh bahasa Indonesia di
Asia Tenggara sebagai alat komunikasi antarbangsa di belahan bumi ini, sudah sepantasnya dilakukan penelitian bahasa yang cermat. Butir nomor 2
sebagai asumsi materi tersusun secara argumentatif, sebagai berikut:
a Asersi pertama sebagai dasar asersi kedua: megingat pula peranan yang dimainkan oleh bahasa Indonesia di Asia Tenggara sebagai alat
komunikasi antarbangsa di belahan bumi ini. b Asersi kedua berdasarkan asersi pertama: sudah sepantasnya dilakukan
penelitian bahasa yang cermat. 3 Asumsi: hasil penyelidikan itu akan merupakan bahan yang berharga dalam
usaha kondisi bahasa Indonesia yang modern. 4 Uraian berupa definisi: dengan kondisi bahasa yang diartikan penyusunan
suatu sistem asas dan kaidah pemakaian bahasa. Hasil kondisi bahasa ini ialah bahasa baku atau bahasa standar, yakni suatu ragam bahasa yang berkekuatan
sanksi sosial, dan yang diterima oleh masyarakat bahasa sebagai acuan atau
model.
5 Uraian teoretis: masalah pembakuan bahasa itu mengenal telaah dalam, yang menyangkut system bahasa itu sendiri, misalnya di bidang ejaan, tata bahasa,
tata nama, tata istilah, serta perkamusan. Ini termasuk bidang linguistik deskriptif. Di samping itu, pembakuan bahasa itu juga mengenal telaah luar
yang menyangkut fungsi bahasa baku dalam suatu masyarakat. Telaah terakhir ini termasuk bidang sosiolinguistik atau linguistik sosial.
6 Pernyataan bahwa butir nomor 1 sampai dengan 5 merupakan landasan pendekatan: Dari sudut tersebut di atas, karangan argumentasi ini terutama
meninjau masalah pembakuan bahasa. 7 Tujuan: Kondisi bahasa Indonesia yang modern melalui penelitian bahasa
yang cermat.
6. Taksonomi Barrett
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori Taksonomi Barrett untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap teks argumentasi.
Supriyono 2008: 1-4 menyatakan bahwa Taksonomi Barrett terdiri atas lima kategori, yaitu 1 pemahaman literal, 2 reorganisasi, 3 pemahaman inferensial,
4 Penilaian, dan 5 apresiasi. Berikut adalah penjelasan dari kelima kategori tersebut.
1 Pemahaman literal Pemahaman literal merupakan tingkat pemahaman paling rendah. Guru
membantu dan membimbing siswa agar dapat memahami pokok-pokok pikiran dan informasi yang tersurat dalam wacana. Di sisi lain, siswa bertugas menangkap
makna secara eksplisit yang terdapat dalam wacana. 2 Mereorganisasi
Mereorganisasi merupakan pemahaman yang menghendaki siswa untuk menganalisis, mensintesis, dan menyusun informasi yang dinyatakan secara
tersurat dalam wacana atau bacaan. Siswa melakukan parafrase atau meringkas isi wacana.
3 Pemahaman Inferensial Pemahaman inferensial mengharuskan pembaca melakukan penafsiran
terhadap bacaan secara tersirat atau implisit. Siswa memperoleh pemahaman tersebut dengan proses berpikir, baik divergen maupun konvergen yang
menggunakan intuisi maupun imajinasi siswa.