Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden masih berdampingan dengan keluarga lengkap atau inti bersama ayah dan ibu
yaitu 20 responden dengan persentase 77 dan 6 anak 33 tidak memiliki keluarga lengkap. Keluarga inti menjadi salah satu tonggak kebahagiaan seorang anak dalam menata hidup,
meskipun ketika bahagia dan saat susah. Ketika suatu keluarga diuji dengan adanya musibah atau kejadian, saat itu juga dapat terlihat kekompakan sebuah keluarga. Selain itu 6
responden ada berstatus anak yatim atau piatu. Meskipun status tersebut diperoleh bukan karena bencana erupsi Gunung Sinabung yang terjadi namun telah ditinggalkan orang tuanya
ketika bayi, selain itu karena sakit. Namun Posko Pengungsian UKA I memberikan pelayanan kepada semua anak dengan sama tanpa memandang anak-anak tersebut masih
memiliki ayah ibu atau tidak.
5.4.2 Awal Berada Di Lokasi Pengungsian
Data distribusi responden berdasarkan waktu pertama kali berada di lokasi pengungsian dapat disajikan pada tabel 5.9 berikut ini, yaitu:
Tabel 5.9 Data Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pertama Kali Berada Di Lokasi
Pengungsian No
Waktu Frekuensi
Persentase
1 2
Bulan 9 Bulan 12
18 8
69,23 30,77
Total 26
100 Sumber: Data Primer, September 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada di lokasi pengungsian di Posko Pengungsian UKA I pada bulan September
Universitas Sumatera Utara
2013 yaitu sebanyak 18 responden 69,23 dan pada bulan desember sebanyak 8 responden 30,77 dimana anak-anak pengungsi ini awalnya berasal dari Posko Jambur Desa
Nemanteran yang berada pada radius 5 km. Aktivitas Gunung Sinabung meningkat di Bulan Desember yang tidak memungkinkan Posko Jambur beroperasi lagi, maka pindah ke Posko
Pengungsian UKA I yang berada di radius 7 km. Posko Pengungsian UKA I aktif melaksanakan kegiatan penanganan korban erupsi Gunung Sinabung desember 2013.
Hal tersebut telah menjadi peraturan koordinator lapangan atau orang yang bertanggung jawab dalam hal ini yaitu BPBD dan Pemerintahan Kabupaten Karo sebagai
langkah awal penyelamatan warga pasca erupsi Gunung Sinabung. Pada saat itu yang menjadi prioritas pertama adalah anak-anak dan perempuan. Hingga saat ini pengungsi yang
berada di Posko Pengungsian UKA I semakin berkurang karena banyak jumlah kepala keluarga yang meninggalkan posko karena lebih memilih bertempat tinggal dengan saudara
mereka, namun masih ada yang masih bertahan sembari menunggu relokasi yang nmenjadi janji dari pemerintah setempat. Hal tersebut semakin membuat pengungsi bosan karena tidak
ada kelanjutan janji relokasi tersebut. Permasalahan relokasi bukan sebuah pemikiran yang harus dipikirkan oleh anak-anak.
Orang dewasa harus mengawasi anak-anak untuk tidak ikut memikirkan masalah oranmg dewasa. Anak-anak hanya bermain dan belajar agar tumbuh kembang anak tidak terganggu
dengan beban pikiran orang dewasa.
Universitas Sumatera Utara
5.4.3 Pemilihan Posko Pengungsian UKA I