j. Media massa
Media massa baik cetak maupun elektronik seperti koran, radio dan televisi memiliki peran dalam menyebarkan berita tentang situasi dan kondisi korban
bencana, serta bisa membantu untuk mencarikan bantuan bagi korban bencana Yayasan KKSP-Pusat Pendidikan Informasi dan Hak Anak, 2011: 58-61.
2.5 Kesejahteraan Anak
Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun
sosial. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Dasar dari undang-undang ini mengacu kepada pasal 34 UUD 1945, yang menyatakan fakir
miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Apabila ketentuan pasal 34 UUD 1945 ini diberlakukan secara konsekwen, maka kehidupan fakir miskin dan anak terlantar akan terja.
Pada pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979, juga disebutkan hak-hak anak sebagai berikut:
a. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih
sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang secara wajar.
b. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan
sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga Negara yang baik dan berguna.
c. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan
maupun seseudah dilahirkan. d.
Anak berhak atas perindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannnya secara wajar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut kamus istilah kesejahteraan sosial, defenisi kesejahteraan sosial adalah keadaan sejahtera pada umumnya yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial dan
bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja. Jadi, kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan dan kegiatan Suparlan, 1983:58.
Walter. A. Friedlander dalam Nurdin, 1989: 29 menerangkan bahwa kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-
lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang
memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 menegaskan bahwa kesejahteraan sosial ialah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup
layak dan mampu mengembangkamn diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Adapun penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yang dilakukan merupakan suatu upaya yang
terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial.
Sedangkan Arthur Dunham mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia dimana di dalamnya terdapat berbagai macam badan dan usaha sosial yang
tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar
kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian utama terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas dan
Universitas Sumatera Utara
kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas dimana pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan Sumarnugroho, 1987:28-29.
Melihat konsepsi kesejahteraan sosial ternyata masalah-masalah sosial dirasakan begitu berat dan mengganggu perkembangan masyarakat sehingga diperlukan sistem
pelayanan sosial yang lebih teratur. Dengan kata lain bahwa pelayanan sosial diberikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan berfungsi sosial individu, kelompok
ataupun masyarakat. Maka pelayanan kesejahteraan sosial adalah pelayanan yang memungkinkan untuk memberi kesempatan kepada orang-orang dari golongan yang tidak
dapat memanfaatkan adanya pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sebagainya Sumornugroho, 1989: 28.
2.6 Peranan Pekerja Sosial dalam Menangani Korban Bencana alam