Program ini baru dalam hal penanganan anak korban bencana sehingga sosialisasi terhadap program ini sangat kurang. Selain itu kesadaran masayarakat sangat kurang untuk
melakukan proses rehabilitasi yang demikian. Mereka masih menganggap anak baik-baik saja tanpa perlu proses yang merumitkan tersebut. Mungkin bagi mereka hal ini adalah sesuatu
yang baru sehingga tidak perlu untuk dihiraukan. Namun dibalik itu semua program rehabilitasi penanganan anak sangat diperlukan sekali. Posko Pengungsian UKA I melalui
relawan, mahasiswa dan lembaga ataupun masyarakat sekitar telah menerapkan penanganan ini melalui bentuk hiburan yang mengundang ketawa anak-anak. Seperti yang dilakukan
Yayasan KKSP dengan mendatangkan badut, anak-anak merasa senang dengan hal-hal yang bersifat lucu dan khayalan.
2. Tatap Muka
Data distribusi responden mengenai frekuensi tatap muka anak dengan petugas atau konselor dapat disajikan pada tabel 5.31 berikut ini:
Tabel 5.31 Data Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Tatap Muka Anak Dengan
Petugas Atau Konselor No
Frekuensi Tatap Muka Frekuensi
Persentase
1 2
3 Sering
Jarang Tidak pernah
11 9
6 42,3
34,7 23,07
Total 26
100 Sumber: Data Primer, September 2014
Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.31 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sering tatap muka dengan petugas Posko Pengungsian UKA I yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 11 responden dengan persentase 42,3. Petugas bergantian mendatangkan saya dan keluarga untuk bertukar pikiran atas permasalahan yang ada pada keluarga mereka
dampak erupsi Gunung Sinabung ini.cpaqra orang tua selalu bersedih dengan tanaman mereka gagal panen, ternak serta rumah mereka yang hancur serta memikirkan masa depan si
anak. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden yang berhasil dikutip yaitu “saya dan keluarga telah kehilangan harta benda dan membuat masa depan
saya sirna untuk menjadi dokter ”. Secerca harapan itu tak lantas berada di benak pikiran
mereka. Tim petugas atau konselor lebih menekankan kepada apa yang dibutuhkan si anak dan berusaha untuk mewujudkan hal tersebut dengan kapasitas yang mereka miliki. Hiburan
menjadi salah satu proses cepat untuk meminimalisir trauma yang terjadi pada anak.
3. Interaksi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, dapat diketahui bahwa keseluruhan responden selalu berinteraksi dengan keluarga selama berada di Posko
Pengungsian UKA I baik itu cerita bahagia atau duka. Sifat anak-anak yang dekat dengan orang tua menjadi sebuah alasan anak-anak untuk bercerita kepada yang mereka kenali.
Pendekatan terhadap seorang anak merupakan hal yang paling susah bagi saya ketika meneliti, kita harus mendekatkan terlebih dahulu dan menuruti keinginan si anak agar mereka
merasa lebih dekat dengan kita. Tujuan interaksi adalah membangun hubungan baik antara seseorang dengan yang lainnya, sedia menerima keluh kesah dan memberikan solusi atas
permasalahan.
4. Hiburan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, dapat diketahui bahwa keseluruhan responden mendapatkan hiburan olahraga dan animasi selama berada di Posko
Universitas Sumatera Utara
Pengungsian UKA I. Adapun jenis olahraga yang sering dilakukan adalah bermain bola dan volley. Selain itu di dalam posko pengungsian sering didatangkan tokoh animasi yang
membuat gelagat tawa para anak-anak. Hal ini dinilai berhasil karena salah satu penanganan anak korban bencana seperti psikososial dinggap berhasil sementara dilakukan kepada anak-
anak, anak-anak tahap demi tahap menghilangkan trauma mereka. Anak bisa kembali ceria dan terhibur dan melupakan apa yang terjadi pada masa lalu.
5. Perubahan Nyata