Pengungsian UKA I. Adapun jenis olahraga yang sering dilakukan adalah bermain bola dan volley. Selain itu di dalam posko pengungsian sering didatangkan tokoh animasi yang
membuat gelagat tawa para anak-anak. Hal ini dinilai berhasil karena salah satu penanganan anak korban bencana seperti psikososial dinggap berhasil sementara dilakukan kepada anak-
anak, anak-anak tahap demi tahap menghilangkan trauma mereka. Anak bisa kembali ceria dan terhibur dan melupakan apa yang terjadi pada masa lalu.
5. Perubahan Nyata
Data distribusi responden berdasarkan ada atau tidaknya perubahan setelah mengikuti program psikososial disajikan dalam tabel 5.32 berikut ini:
Tabel 5.32 Data Distribusi Responden Berdasarkan Ada Atau Tidaknya Perubahan Setelah
Mengikuti Program Psikososial No
Kategori Frekuensi
Presentase
1 2
Ada perubahan Tidak ada perubahan
24 2
92,3 7,7
Total 26
100 Sumber: Data Primer, September 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.32 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 24 responden dengan persentase 92,3 mengalami perubahan
setelah mengikuti program psikososial mengurangi trauma setelah bencana erupsi Gunung Sinabung. Anak-anak merasa terhibur dengan hiburan-hiburan yang sering datang ke posko
pengungsiian dan bahkan anak-anak berharap tokoh-tokoh animasi yang mereka inginkan menghampiri mereka. Selain itu bernyanyi dan bermain juga menjadi media psikososial yang
paling ampuh dalam meminimalisir trauma anak. Di Posko Pengungsian UKA I kegiatan
Universitas Sumatera Utara
bernyanyi dan bermain intens dilakukan. Bahkan lebih dari itu kontes bernyanyi dan olahraga dijadikan perlombaan antar anak dan bagi siapa yang berhasil memenangkan akan diberikan
hadiah. Perlombaan tersebut ditonton oleh orang tua mereka dan masyarakat sekitar pengungsian dan mengundang decak kagum tersendiri bagi keluarga anak-anak.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan mengenai Tinjauan Penanganan Anak Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian UKA 1 Desa Ketaren
Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang Berbasis Perlindungan Anak, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
c. Pemenuhan kebutuhan minimum baik sandang dan pangan bagi anak-anak korban
erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian UKA I cukup terpenuhi, ini dibuktikan dengan intensitas pemenuhan makan anak-anak 3 kali dalam sehari, meskipun makanan
yang dikonsumsi dengan kualitas gizi tidak terpenuhi. Jenis pakaian anak yang diperoleh yang berasal dari sumbangan masyarakat atau donatur-donatur masih layak
pakai meskipun hanya pakaian bekas. d.
Pendidikan merupakan salah satu hak dasar anak yang wajib dipenuhi, oleh sebab itu proses pendidikan yang cocok untuk diterapakan pasca erupsi Gunung Sinabung adalah
pendidikan darurat. Adanya pendidikan darurat merupakan sebuah keberlangsungan tujuan pendidikan bagi anak-anak korban bencana erupsi Gunung Sinabung yang tidak
bisa bersekolah di sekolah formal. Sama halnya dengan sekolah formal, unsur pelaksana pendidikan darurat dilakukan oleh tim pengajar dimana anak-anak dibagi ke
dalam tingkat kelas. Berbagai bentuk metode yang diajarkan juga berbeda-beda agar anak tidak jenuh dalam belajar. Anak-anak bisa memilih mtode belajar apakah diskusi
ataupun metode yang lebih santai yaitu belajar sambil bermain. Bagi anak-anak korban erupsi Gunung Sinabung penerapan metode belajar sambil bermain merupakan metode
yang paling digemari karena dunia anak adalah dunia bermain.
Universitas Sumatera Utara