d. Pemulihan trauma psikososial, bantuan pemerintahan dalam pemulihan trauma sama
sekali tidak ada melainkan pihak-pihak yang membantu barasal dari luar pemerintah seperti LSM ataupun relawan atau mahasiswa.
4.6. Gambaran Keadaan Posko Pengungsian UKA 1
Posko Pengungsian UKA 1 yang diperuntukkan untuk korban erupsi Gunung Sinabung dimana sebagian besar pengungsi berasal dari 3 desa yaitu Desa Kuta Tonggal,
Desa Simacem dan Desa Bekerah di relokasi dan beberapa desa pada februari tahun 2014 telah di pulangkan ke desanya yaitu Desa Kutambelin sedangkan desa lainnya yaitu Desa
Kuta Tonggal belum dikembalikan kedesanya dikarenakan menunggu penurunan status dari Gunung Sinabung.
Keadaan anak-anak juga sangat mengkhawatirkan, dimana anak-anak dari ke 3 desa tersebut dapat mengalami trauma yang bisa menganggu interaksi sosial diantara mereka. Saat
erupsi Gunung Sinabung pertama kali, anak-anak tidak memiliki persiapan dan pengetahuan terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2010. Selanjutnya erupsi pada
September 2014 anak-anak juga banyak yang belum memiliki pengetahuan dasar terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung, sehingga banyak anak-anak merasa ketakutan atau trauma
atas kejadian ini. Namun dikarenakan anak-anak sering berkumpul dan bermain dengan teman sebaya di Posko Pengungsian UKA 1 membuat ketakutan dan trauma mereka mulai
berkurang bahkan hingga tidak ada lagi. Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam bencana ini dimana perlindungan anak
juga sangat kurang diperhatikan. Anak-anak dan orang dewasa disatukan di dalam Posko Pengungsian UKA 1 dimana ketika waktunya tidur keluarga-keluarga korban disatukan
didalam satu ruangan tanpa ada pembatas yang wajar antara keluarga yang satu dengan yang
Universitas Sumatera Utara
lainnya, sehingga keamanan, privasi antara keluarga tidak terjaga dan perlindungan terhadap anak juga tidak dapat diawasi.
Perlindungan anak dalam prespektif hak anak juga sangat memprihatinkan dalam hal pemenuhan gizi mereka. Asupan makanan yang diberikan di Posko Pengungsian UKA 1
kurang layak yang tidak mengandung gizi yang diperlukan anak yang berada dalam masa pertumbuhan. Kurangnya pemenuhan gizi ini dapat mengakibatkan anak-anak terjangkit
penyakit.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini akan dibahas tentang analisa data dengan menggunakan analisis tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui angket kuesioner.
Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat dan kemudian disebarkan kepada anak-anak korban bencana erupsi Gunung Sinabung dan data hasil penelitian ini diperoleh
langsung dari anak-anak korban bencana erupsi Gunung Sinabung dimana anak yang menjadi responden atau sampel penelitian berjumlah 26 orang dengan menggunakan teknik penarikan
sampel quota dimana tiap tingkatan sekolah diambil sampelnya. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata data dan mengelompokkan
data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah interpretasi langsung berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di
lapangan. Berdasarkan melalui penyebaran angket atau kuesioner diperoleh data tentang latar
belakang responden melalui jenis kelamin, usia, pendidikan, agama, suku bangsa, hobby dan cita-cita. Selain itu diperoleh juga bagaimana penanganan-penanganan yang dilakukan
kepada anak-anak korban bencana erupsi Gunung Sinabung yang berbasis perlindungan anak Kebutuhan minimum seperti pengan dan sandang, pendidikan darurat, kesehatan dan
psikososial. Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas, maka analisis dalam
penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut ini: A.
Karakteristik umum responden B.
Penanganan anak korban erupsi Gunung Sinabung berbasis perlindungan anak
Universitas Sumatera Utara