pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mencegah atau mengurangi disfungsi sosial.
2.8.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur dengan membaca suatu definisi operasional dalam suatu penelitian, seseorang peneliti akan tahu
pengukuran suatu variabel sehingga ia dapat mengetahui baik buruknya pengukuran. Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan bahwa perumusan definisi
operasional merupakan langkah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Definisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa
obyek, peristiwa, maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan definisi operasional ditunjukkan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep
penelitian dapat di observasi Siagian, 2011: 141. Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah
1. Kebutuhan minimum seperti:
a. Pangan meliputi:
1 Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan makan
2 Terpenuhi atau tidaknya makanan 4 sehat 5 sempurna
3 Ada atau tidaknya makanan tambahan
4 Peralatan makan
5 Sumber air
b. Sandang meliputi:
1 Frekuensi diberi pakaian
2 Kualitas pakaian
3 Cara memilih pakaian
Universitas Sumatera Utara
2. Pendidikan darurat, meliputi
1 Lokasi pelaksanaan pendidikan darurat
2 Kondisi lokasi pendidikan darurat
3 Pengajar pendidikan darurat
4 Proses belajar yang menyenangkan
5 Jenis pendidikan darurat
6 Metode yang digunakan
3. Pelayanan kesehatan meliputi:
1 Tempat berobat
2 Cedera
3 Frekuensi berobat
4 Pernah atau tidaknya tertular penyakit
5 Kualitas pelayanan kesehatan
4. Psikososial rehabilitasi trauma meliputi:
1 Pengetahuan tentang psikososial
2 Tatap muka
3 Interaksi
4 Hiburan
5 Perubahan nyata setelah diberikan psikososial
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hampir sepanjang waktu Gunung Sinabung memberikan manfaat bagi alam dan makhluk yang ada di sekitarnya. Lereng dan wilayah sekitar Gunung Sinabung terkenal
dengan kesuburan tanahnya karena guyuran abu vulkanis Gunung Sinabung, tanaman jeruk, kopi dan tanaman lainnya dapat tumbuh subur. Selain itu di sekitar lereng ataupun kawasan
lainnya terdapat beberapa kawasan rekreasi diantaranya objek wisata Danau Lau Kawar serta wisata pendakian Gunung Sinabung yang memberikan pesona alam tersendiri.
Disisi lainnya Gunung Sinabung yang telah tertidur 400 tahun lamanya memberikan ancaman yang dapat menyebabkan bencana di wilayah lereng dan sekitarnya pada waktu-
waktu tertentu. Ancaman Gunung Sinabung yang menimbulkan bencana misalnya pada beberapa peristiwa erupsi terakhir pada tahun 2010-2013 mengguncang dunia yang dapat
dilihat secara jelas karena terdokumentasi dengan baik. Ancaman erupsi Gunung Sinabung berupa awan panas, lahar panas, lahar dingin serta abu vulkanik, sehingga memberi dampak
terhadap masyarakat desa yang berada disekitar kaki Gunung Sinabung harus diungsikan ke tempat yang aman. Masyarakat desa yang berada pada jarak 2-3 kilometer dan terjauh 4-6
kilometer. Pada bulan Januari 2014 awan panas mencapai radius 4,5 kilometer, lahar dingin yang mengalir mengikuti aliran sungai yang berasal dari mata air Gunung Sinabung serta abu
vulkanik yang menutupi lahan pertanian dan wilayah pemukiman di lerengnya, selain itu menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda.
Serangkaian erupsi Gunung Sinabung yang diawali pada tahun 2010, letusan Gunung Sinabung pada 27 Agustus 2010 dikategorikan tipe letusan freatik letusan terjadi karena
tekanan gas yang diikuti jatuhan abu vulkanik Gunung Sinabung hingga menutupi Desa
Universitas Sumatera Utara