hanya sebagian kecil dari mereka yang berpropesi sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta. Masyarakat dari desa-desa tersebut pada umumnya Suku Batak Karo.
Adapun batas batas wilayah Posko Pengungsian UKA 1 yang berada di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo adalah sebagai berikut.
1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Samura.
2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kampung Dalam.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan. Desa Lausimono.
4. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kandibata.
4.2 Kordinator Posko Pengungsian Universitas Karo UKA 1 Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.
Kordinator memiliki peran yang penting di lokasi pengungsian mereka memiliki tugas yang cukup berat yaitu melakukan kordinasi dengan pemerintah setempat, penduduk dan
memanajemen lokasi pengungsian itu sendiri. Peran kordinator dalam mengatur lokasi pengungsian dan sebagai penanggung jawab atas apa yang terjadi di wilayahnya sehingga
kordinator harus memperhatikan aspek aspek vital seperti hak hak dasar atau pelayanan standar dalam mengangani pengungsi. Pada umunya di lokasi-lokasi pengungsian yang
tersebar di Kabupaten Karo mereka yang menjabat sebagai kordinator merupakan orang orang yang memiliki jabatan di desa asal mereka atau mereka yang dianggap mampu karena
memiliki pengalaman dan keahlian dalam melaksanakan peran kordinator tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Bagan Koordinator Di Pengungsian UKA I Kecamatan Kabanjahe : Bagan 4.2
Struktur Kordinator Bencana Alam Sinabung
Sumber: Posko Pengungsian UKA 1
Aparatur posko penanggulangan bancana alam erupsi sinabung
Kordinator : Harta Sitepu
Wakil : Tani Sitepu
Kepala Logistik : Lesanton Sitepu
Kemanan : Serka Legiman
4.3. Keadaan Pengungsi Di Posko Pengungsian UKA I Kecamatan Kabanjahe
Menurut data di Posko Pengungsian UKA I Kecamatan Kabanjahe, penduduk yang mengungsi berasal dari 3 desa yaitu Desa Kuta Tonggal, Desa Simacem dan Desa Bekerah.
Perlu di ketahui bahwa tidak semua warga asli desa yang mengungsi di pos-pos yang telah ditetapkan pemerintah ataupun BPBD, tetapi ada beberapa yang memilih tinggal tempat
kerabat maupun menyewa rumah sementara untuk menunggu keputusan relokasi dari pemerintah. Adapun penduduk yang berada di Posko Pengungsian UKA I yang berasal dari
Kordinator Kepala Desa Simacem
Wakil kordinator Sekdes bekerah
Kepala logistik Sekdes Simacem
Kordinator keamanan TNI
Universitas Sumatera Utara
Desa Kuta Tonggal terdiri dari 175 orang laki laki dan 175 perempuan total sebanyak 354 orang, Desa Simacem terdiri dari 192 orang laki laki dan 191 orang perempuan total
sebanyak 433 orang dan Desa Bekerah terdiri dari 135 orang laki laki dan 118 orang perempuan total sebanyak 253 orang. Total keseluruhan pengungsi yang berasal dari 3 desa
sebanyak 990 jiwa. Untuk mengetahui rincian dari pengungsi yang berada di Posko Pengungsian UKA I Kecamatan Kabanjahe adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jumlah Pengungsi Di Posko Pengungsian UKA 1
No Desa
Usia 0-5 Usia 6-17
Usia 18-60 Usia 61
1 2
3 Kuta Tonggal
Simacem Bekerah
25 29
21 33,33
38,7 28
89 105
66 34,23
40,39 25,38
195 205
148 35,58
37,4 27
32 36
28 33,33
37,5 29,17
Total 75
100 260
100 548
100 96
100 Sumber: Posko Pengungsian UKA 1
Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 4.1 mayoritas pengungsi berusia 18-60 tahun yaitu 548 pengungsi yang berasal dari tiga desa yaitu Desa Kuta Tonggal
berjumlah 195 pengungsi 35,58, Desa Simacem berjumlah 205 pengungsi 37,4 dan Desa Bekerah berjumlah 148 pengungsi 27. Selain itu anak-anak berusia 6-17 tahun yang
berada di Posko Pengungsian UKA I berjumlah 260 anak dimana anak-anak yang berasal dari Desa Kuta Tunggal berjumlah 89 anak 34,23, asal Desa Simacem terdapat 105 anak
40,39 dan asal Desa Bekerah terdapat 66 anak 25,38.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1 Jumlah Pengungsi Menurut Agama
Jumlah pengungsi berdasarkan agama dapat disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Jumlah Pengungsi Menurut Agama
No Desa
Islam Katholik
Protestan 1
2 3
Kuta Tonggal Simacem
Bekerah 47
171 72
16,2 58,9
24,9 2
71 23
2 74
24 306
141 157
50,7 23,4
25,9 Total
290 100
96 100
604 100
Sumber: Pos Pengungsian UKA 1 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas pengungsi yang berada di Posko
Pengungsian UKA I beragama Kristen Protestan yaitu 604 pengungsi yang berasal dari tiga desa yaitu Desa Kuta Tunggal sebanyak 306 pengungsi 50,7, Desa Simacem berjumlah
141 pengungsi 23,4 dan Desa Bekerah sebanyak 157 pengungsi 25,9. Selain itu pengungsi yang beragama Islam berjumlah 290 orang yaitu yang berasal dari Desa Kuta
Tunggal sebanyak 47 pengungsi 16,2, Desa Simacem berjumlah 171 pengungsi 58,9 dan Desa Bekerah sebanyak 71 pengungsi 24,9. Selebihnya menganut Agama Khatolik
yang merupakan penganut agama minoritas yang terdapat di Posko Pengungsian UKA I dengan jumlah pengungsi 96 orang.
.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Jumlah Anak Yang Bersekolah Di Posko Pengungsian UKA I
Jumlah anak yang bersekolah di Posko Pengungsian UKA I dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Jumlah Anak Yang Bersekolah
No Desa SD
SMP SMA
1 2
3 Kuta Tunggal
Simacem Bekerah
19 27
22 27,9
39,8 32,3
52 42
30 41,9
33,9 24,2
29 36
22 33,4
41,4 25,2
Total 68
100 124
100 87
100 Sumber: Posko Pengungsian UKA 1
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas anak-anak yang berada di Posko Pengungsian UKA I belajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama yaitu 124 anak
dimana anak yang berasal dari Desa Kuta Tunggal sebanyak 52 anak 41,9, Desa Simacem 42 anak 33,9 dan Desa Bekerah terdapat 30 anak pengungsi 24,2. Anak-anak yang
berada di tingkat Sekolah Dasar SD dengan jumlah 68 anak, Sekolah Menengah atas dengan jumlah anak bersekolah yaitu 87 anak. Anak-anak yang duduk di bangku Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah Pertama harus sekolah di sekolah lain yang bersifat menumpang dan waktu bersekolah juga memiliki jadwal yang berbeda saat mereka masih
bersekolah di desa asal mereka. Pada umumnya mereka sekolah pada siang hari sekitar Pukul 13.00 WIB hingga sore hari. Hal tersebut membuktikan bahwa para pengungsi terutama
orang tua dari anak-anak tersebut menganggap penting pendidikan meskipun dalam keadaan yang memperhatinkan atau dalam keadaan susah sekalipun.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Sarana Dan Prasarana Di Posko Pengungsian UKA 1
Keadaan darurat terutama di lokasi yang menjadi titik pengungsian yang telah di arahkan oleh pemerintah yang berwenang. Sarana dan prasaran yang mendukung dalam pos
pengungsian tersebut harus memenuhi standar dalam penanganan pengungsi. Sarana dan prasarana yang cukup untuk menunjang kehidupan pengungsi dalam keadaan darurat untuk
hidup dalam beberapa waktu di lokasi pengungsian. Adapun sarana dan prsarana di Posko Pengungsian UKA 1 Kecamatan Kabanjahe adalah sebagai berikut:
4.4.1 Hunian Posko Pengungsian UKA 1
Tempat tinggal merupakan hal terpenting dalam pengungsian. Kelayakan suatu pengungsian dapat dinilai dari bagaimana nyaman atau layak suatu pengungsian. Meskipun
berada di pengungsian dan biasanya bersifat darurat namun hunian sementara yang di peruntukan bagi pengungsi harus di perhatikan karena itu merupakan tempat mereka untuk
beristirahat dari keseharian mereka dan menjadi pusat aktifitas mereka dari makan minum, tidur bercengkrama dengan anggota keluarga lain, meskipun mereka tidak memiliki privasi
keluarga sama sekali karena tinggal di suatu tempat secara bersama. Data tempat tinggal sementara yang diperuntukan bagi pengungsi di Posko
Pengungsian UKA 1 Kecamatan Kabanjahe dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hunian Di Pos Pengungsian UKA 1
No Jenis hunian
Frekuensi Persentase
1 2
Ruang kelas Aula
11 1
91, 6 8, 3
Total 12
100 Sumber: Posko Pengungsian UKA 1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas jenis hunian atau tempat tinggal sementara di Posko Pengungsian UKA I adalah ruang kelas
yaitu sebanyak 11 unit 91,6. Adapun ruang kelas digunakan untuk beristirahat, berkumpul dan lain-lain. Selain itu aula juga digunakan untuk tempat hunian sementara bagi pengungsi
yaitu sebanyak 1 unit 8,3. Sarana hunian atau tempat tinggal sementara yang di buat atau tersedia di Posko Pengungsian UKA 1 Kecamatan Kabanjahe keseluruhannya bersifat gedung
semi permanen keseluruhan sebanyak 12 ruangan yang memiliki kondisi cukup baik. Hal tersebut mendukung para pengungsi untuk tidur dan menjalani kehidupan dengan nyaman
meskipun mereka tidur beramai ramai di sebuah ruangan. Meskipun kurangnya penerangan dan ruang kelas yang kurang luas, namun pengungsi tetap menikmati kehidupan selama
berada di Posko Pengungsian UKA I.
4.4.2 Gambaran Sarana Kesehatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan dapat diketahui bahwa sarana kesehatan yang berada di Posko Pengungsian UKA 1 Kecamatan Kabanjahe tergolong
sangat baik karena pos kesehatan merupakan hal utama yang di perhatikan oleh pemerintah. Sebagai contoh pemerintah mewajibkan kepada pos kesehatan tetap bersiaga selama 24 jam.
Obat-obatan yang berada di pos kesehatan Posko Pengungsian UKA 1 juga tergolong lengkap dan memiliki tenaga kedokteran yang ahli untuk menjaga kesehatan para pengungsi.selain itu
pemerintah juga memiliki klinik berjalan yaitu kinik yang berkeliling ke setiap pos pengungsian.
Sarana kesehatan seperti perlengkapan untuk memeriksa pasien juga lengkap. Masyarakat desa juga tergolong perhatian terhadapa kesehatannnya masing masing sehingga
ketika mengalami suatu penyakit mereka akan segera melapor untuk di periksa itu mereka lakukan karena mereka menyadari bahwa mereka tinggal di tempat yang sama, agar tidak
menular kepada orang lain di sekitar mereka.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Sarana MCK Mandi Cuci Kaskus
Sarana MCK mandi, cuci dan kaskus sebagai sarana pembantu yang mendukung pengungsi untuk hidup dapat disajikan pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Keadaan MCK Mandi, Cuci dan Kaskus Di Posko Pengungsian UKA 1
No Jenis mck
Frekuensi Persentase
1 2
3 MCK Permanen
MCK Semi Permanen MCK Portable
4 35
3 9,52
83,3 7,14
Total 42
100 Sumber: Posko Pengungsian UKA 1
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas sarana MCK tergolong MCK segi permanen dimana terdapat 35 unit 83,3. MCK segi permanen
merupakan sarana yang dibangun dilahan kosong yang ada di Posko Pengungsian UKA I dimana sifatnya bisa bongkar pasang. Selain itu MCK permanen terdiri dari 4 unit 9,52
dimana sarana ini terbuat dari bahan batu dan merupakan bawaan dari Posko Pengungsian UKA I itu sendiri. Selebihnya sarana MCK yang ada di posko pengungsian UKA I bersifat
MCK Portable yang merupakan sarana yang berbentuk MCK langsung dan siap dipakai dimana merupakan bantuan dari Angkasa Pura terdiri dari 3 unit 7,14.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Posko Pengungsian UKA I, dimana kebutuhan akan MCK di Posko Pengungsian UKA 1 tidak terpenuhi dengan jumlah
pengungsi 990 orang, selain itu pasokan air untuk kegiatan mencuci atau buang air juga terus di pasok oleh pemerintah setiap harinya minimal 2 tangki air di pasok setiap hari. Selain itu
bukan hanya pemerintah yang membangun MCK di lokasi pengungsian melainkan orang perseorangan, LSM bahkan perusahaan swasta juga ikut membangun MCK yang dapat di
Universitas Sumatera Utara
gunakan oleh para pengungsi setiap harinya. Namun di lihat dari adanya MCK yang rusak bisa di akibatkan dari material pembangunannya yang tidak baik ataupun karena ulah orang
orang yang tidak pertanggung jawab menggunakan MCK umum dengan seenaknya sendiri. Berdasarkan observasi yang dilakukan MCK semi permanen dikategorikan tidak
layak pakai karena aliran pembuangan tersunbat dan minimnya penerangan. Pembangunan MCK dilakukan secara darurat dan memanfaatkan persediaan bahan-bahan yang ada di
sekitaran posko. Pasokan listrik tidak begitu besar karena gangguan yang terjadi akibat erupsi Gunung Sinabung. Pada awalnya penerangan hanya dengan lampu belajar saja namun
pemerintah memberikan 2 unit genset untuk penerangan di posko. Jika malam hari, pengungsi sangat kesulitan untuk menjangkau lokasi MCK dikarenakan jauh dari posko
pengungsian dengan keadaan penerangan yang kurang memadai.
4.5. Program Untuk Menunjang Kehidupan Masyarakat Di Pengungsian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan dapat diketahui bahwa pemerintah memberikan dukungan bagi para pengungsi yang berada di Posko Pengungsian
UKA I pasca erupsi Gunung Sinabung. Adapun bentuk-bentuk dukungan tersebut direalisasikan kedalam berbagai bentuk bantuan seperti finansial untuk meringankan beban
mereka karena kerugian finansial yang mereka alami ketika erupsi maupun kerugian yang akan muncul ketika mereka di pengungsian karena pada dasarnya ketika mereka masih di
pengungsian. Hal yang menjadi pemikiran mereka bagaimana cara mengakses aset aset produksi secara maksimal dimana faktanya para pengungsi tidak dapat mengakses aset
produksinya sama sekali. Mengurangi beban pengungsi adalah tanggung jawab pemerintah, oleh karena itu pemerintah memberikan bantuan dalam beberapa aspek yaitu
Universitas Sumatera Utara
a. Bantuan dalam pemenuhan kebutuhan minimum berupa sandang dan pangan. Dimana
penanggung jawab posko menyediakan bahan makanan dan pakain bagi para pengungsi setiap harinya.
b. Segi pendidikan, bantuan yang diberikan pemerintah antara lain:
1 Dinas sosial memberikan bantuan ke anak sekolah, tahap pertama berupa alat
sekolah akan tetapi tidak merata. Anak sekolah yang belum menerima diberikan dana sebesar Rp 800.000,- Rp 50.000,- uang saku, Rp 150.000,- untuk orang tua
terkait biaya sekolah, Rp 600.000,- untuk alat sekolah. Dalam pelaksanaannya, bantuan ini sedikit mengalami masalah dalam pencairannya, karena masyarakat
menghendaki semuanya mereka kelola, sementara dalam prosedurnya, Rp 600.000,- harus dibelanjakan oleh yayasan yang ditunjuk Kemensos. Jalan keluarnya, untuk
semua uang akan diserahkan ke masyarakat, tetapi untuk pembelanjaannya akan didampingi oleh yayasan tersebut. Jika bantuan ini mengundang masalah, maka
pelaksanaannya akan ditunda dengan penjelasan dari SKPD terkait kepada pengungsi. Selain itu untuk permasalahan uang transport dan makan siang bimbel,
sudah di handle oleh posko utama 2
Beasiswa pendidikan pada 1 Maret 2014 telah di cairkan. 3
Bagi siswa-siswa dari desa yang dipulangkan akan tetap mendapatkan bimbingan belajar, terutama bagi siswa yang akan menghadapi Ujian Akhir Nasional.
4 Penyediaan perpustakaan yang dilakukan oleh LSM di pengungisan UKA 1 untuk
menunjang kegiatan yang bermanfaat bagi anak anak yang mengungsi. c.
Segi kesehatan, dimana pemerintah Kabupaten Karo mengirimkan tenaga medis dari berbagai rumah sakit ke posko-posko pengungsian. Selain itu dana pengobatan jika
pengungsi dirujuk ke rumah sakit juga diberikan pemerintah melalui koordinator posko
Universitas Sumatera Utara
d. Pemulihan trauma psikososial, bantuan pemerintahan dalam pemulihan trauma sama
sekali tidak ada melainkan pihak-pihak yang membantu barasal dari luar pemerintah seperti LSM ataupun relawan atau mahasiswa.
4.6. Gambaran Keadaan Posko Pengungsian UKA 1