pencegahan secara natural, yaitu dengan mengeluarkan sperma diluar vagina. Selain tidak percaya untuk menggunakan alat kontrasepsi, ternyata RW juga
tidak melakukan metode pencegahan kehamilan dengan cara menghitung masa suburnya. Hal ini dikarenakan RW tidak percaya bahwa metode tersebut dapat
mencegah kehamilan. Oh
itu lah pande-pande sendiri supaya nggak jadi. TL. tertawa tembak luar, jadi keluar spermanya itu nggak didalem. Karena kalo seperti itu kan
keliatan nyata, nampak, sedangkan kalo pake kondom kan nggak tau ntah bocor, nggak ketahuan jadi nggak percaya.
W2.R1.B.1111-1123hal. 46
Nggak juga, nggak percaya dia, soalnya ada kejadian orang kaya gitu tapi hamil juga.
W2.R1.B.1129-1132hal.47
3. Penyesuaian Keuangan
Kondisi keuangan RW sebelum ia menikah adalah dalam kondisi finansial cukup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan, tetapi tidak dalam kondisi
keuangan yang berlebih. Segala kebutuhan utamanya terpenuhi, namun tidak dalam hidup mewah.
Sebelum menikah sih standard, dalam artian dibilang berkurang nggak, berlebih juga nggak, pas-pasan lah, yang kakak butuhin ada tapi nggak lux
lah nggak berlebihan. W2.R1.B.801-807hal.39-40
Cara RW mengelolah keuangannya dilakukan dengan mengutamakan kebutuhan utamanya saja yaitu kebutuhan sehari
harinya. Selebihnya uang akan ditabung. Dengan demikian dalam mengelolah keuangannya RW hidup
dengan hemat.
Universitas Sumatera Utara
Paling kebutuhan primer yang kakak utamain, terus selebihnya uangnya ditabung. Kalo untuk liburan atau jalan-jalan dulu sih nggak ada.
Pengeluaran itu cuma untuk kebutuhan yang paling kita perluin. Kayak shopping palingan beli baju, itu memang dibutuhin kan.
W2.R1.B.811-820hal. 40
Setelah RW menikah, ia merasakan adanya perubahan kondisi keuangan, namun perubahan tersebut tidak bergitu besar dirasakan karena kehidupan mereka
pun tidak dalam kondisi yang mewah seperti yang diharapkan RW sebelum menikah. Selain itu pemasukan keuangan tidak sepenuhnya didapatkan dari suami
RW. RW mengakui bahwa kebutuhannya terpenuhi dengan perubahan kondisi keuangannya setelah menikah.
Diatas standard lah tertawa, karena lebih baik setelah menikah tapi nggak mewah juga. Intinya sih apa yang dibutuhin terpenuhi lah kalo belum
terpenuhi sabar-sabar ntar kalo ada dibeli juga gitu. Cuma perubahannya itu nggak terlalu banyak dari yang dulu, karena nggak 100 kita ngarep dia juga
sih. Makanya kalo sesuai dengan peranan suami yang diharapkan, itu dia, dia itu nggak karena finansial itu juga.
W2.R1.B.833-849hal.40
Ibaratkan kehidupan seperti roda yang berputar, kadang hidup seseorang berada di posisi atas namun terkadang berada dibawah. Begitu pula dengan kondisi
finansial yang dialami oleh RW, terkadang ia memiliki uang yang berlebih namun terkadang ia mengalami kondisi finansial yang menurun. Ketika kondisi finansial
RW berada pada posisi atas, dalam artian memiliki keuangan yang lebih maka RW dapat memenuhi kebutuhan sekundernya seperti liburan ke luar negeri bersama
suaminya. Namun, ketika ia mengalami kondisi finansial yang menurun, hal yang biasa ia lakukan adalah mencari tambahan keuangan dengan meminjam uang ke
bank.
Universitas Sumatera Utara
Kalo kebutuhan kakak terpenuhi, tapi terpenuhi bukan berarti aduh, aku kepingin beli ini, beli ini. Jadi, kalo untuk kebutuhan primernya sih yah
terpenuhi. Tapi kalo untuk kebutuhan sekundernya ya ditahan. Kalo memang lagi nggak ada yaudah nggak jadi beli, kaya jalan-jalan, kalo memang ada
yah jalan-jalan, ntah kaya ke Thailand. W1.R1.B.241-253hal.6
Kalo ngikutin dia ya maunya ya jalan-jalan aja, ya terakhirnya kita nggak ada apa-apa gitu. Jadi yah pande-pande kita aja lah ngaturnya gimana ntah
pinjam uang ke bank gitu. W1.R1.B.268-275hal.7
Hal yang RW rasakan mengenai kondisi finansialnya setelah menikah adalah, jika ia tidak memiliki usaha mungkin ia akan mengalami kesulitan
keuangan. Hal ini dikarenakan ketika suami RW berada di Prancis, setiap bulannya suami akan rutin memberikan uang sebesar Rp. 8.000.0000 untuk kebutuhan sehari
- hari. Tetapi, ketika suaminya berada di Indonesia, maka keuangan keluarga akan dikelolah oleh suami RW sehingga uang bulanan yang biasanya rutin diberikan
tidak akan diberikan kepada RW.
Misalkan kakak nggak ada usaha juga, mungkin kakak dari segi keuangan susah.
W1.R1.B.811-814hal.18
Kalo dia disana kan kakak ditransfer 8 juta, tapi justru kalo dia disini dia nggak care sama kita, biasanya kan nih belanja sebulan gitu. Dia nggak
kasih, jadi tiap kali kita mau sesuatu minta sama dia. Cuman kalo untuk belanja bulanan karena dilihatnya kakak nggak pernah belanja jadi kalo ke
carefour super market belanja bareng- bareng. Gitu pun kalo makan di restoran.
W1.R1.B.814-828hal.18-19
Meskipun demikian, suami RW sebenarnya tidak melarang apa yang diinginkan oleh RW. Suami memperbolehkan RW untuk meminta apa pun yang ia
Universitas Sumatera Utara
butuhkan. Namun, dari RW sendiri tidak mau memaksakan keinginannya untuk membeli segala kebutuhan yang ia inginkan. Hal ini dikarenakan RW merasa tidak
enak untuk meminta sesuatu atau pun keperluannya kepada suami. Kadang dia bilang gitu kan, ya udah kalo kamu mau apa kamu bilang aja.
Mau ambil juga kan bisa sama saya. Cuman kakak nggak maksain gitu, kepingin beli ini lah, kakak nggak ini, nggak enak gitu.
W1.R1831-838hal.19
Alasan suami tidak memberikan uang bulanan kepada RW ketika ia berada di Indonesia sebenarnya dikarenakan suami tidak percaya dengan kemampuan RW
dalam mengelolah keuangan. RW yang pelupa dan ceroboh dalam mengelolah keuangan membuat suaminya menjadi tidak peraya sehingga suaminya lah yang
mengelolah keuangan didalam pernikahan mereka. Namun, ketika suami RW berada di Prancis maka RW lah yang mengelolah keuangan untuk kehidupannya di
Indonesia. Iya dia yang kelolah keuangan, karena kakak pun sifatnya pelupa juga,
kadang mau transfer duit salah, makanya dia gitu. W1.R1.B.842-846hal.19
Cuman, awal-awalnya kakak orangnya suka lupa, kadang transfer uang ke bank aja salah, sampe dikasih tau taller nya. Kakak sering salah- salah.
Makanya dari situ juga mungkin dia nggak mau kasih uang. W1.R1.B.850-858hal.19
Kalo dia disana kakak lah yang kelolah. W1.R1.B.849-850hal.19
Karena memiliki kekurangan dalam hal mengelolah keuangan, maka RW akan lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan pengeluaran keuangan.
Biasanya, RW akan lebih mendahulukan pengeluaran untuk kebutuhan utamanya
Universitas Sumatera Utara
dan kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan dia dan anaknya seperti pengeluaran untuk membeli makanan. Selain itu, RW juga mengelolah
keuangan dari omset yang ia dapatkan dari usaha gym-nya, biasanya omset tersebut digunakan untuk membeli peralatan gym atau memperbaiki alat.
Selebihnya omset dari gym tersebut akan ditabung. Kakak pun ini lah lebih hati-hati, lebih pelan-pelan keluarin uang.
Pengeluaran itu untuk yang perlu jadi yang diutamain lah yang dibeli, kaya makan atau perlengkapan Kayla. kalo nggak misalnya ingin beli yang
berlebihan kayak misalnya jam yang lux gitu, ah ya udah ah nanti aja. Misalkan ya kalo mau transfer kakak hitung lebih teliti, berulang-ulang gitu.
W1.R1.B.862-877hal.19-20
Kaka lah, namanya uang usaha jadi itu sering beli barang atau perbaiki. Sisanya itu lah ditabung.
W4.R1B.hal.410-413hal.63
Untuk perencanaan masa depan, RW sendiri berencana akan membuat tabungan pendidikan untuk anaknya. RW memang sudah memiliki tabungan di
bank, hanya saja tabungan tersebut hanya untuk menyimpan uangnya saja tanpa ada perencanaa untuk kehidupannya di masa depan. Selain itu, RW juga berencana
untuk membuat asuransi kesehatan jiwa untuk dirinya dan anaknya, agar kesehatan keluarganya terjamin.
Ada, tabungannya buat tabungan biasa aja nyimpen-nyimpen uang. Tapi udah ada lah buat rencana pendidikan Kayla kan dia mau masuk SD kan,
jadi udah mulai lah kepikiran untuk pendidikan dia. Tapi kakak planning juga, mau buat asuransi untuk Kayla sama kakak kan buat kesehatan jiwa itu
kan tapi masih milih-milih yang mana. Kalo suami dia uda asuransi ada. W4.R1B..392-407hal.63
Universitas Sumatera Utara
4. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan