Kalo kakak siap dia oke,oke aja tuh. Karena dia kan kesini juga butuh hubungan seks itu juga kan, jadi itu tugas kakak lah melayani suami.
W2.R1.B.1017-1022hal.44
Saat dorongan seksual RW sedang naik, tetapi suami sedang berada di Prancis, maka cara RW untuk menyalurkan dorongan seksualnya adalah dengan
membaca cerita seks atau menonton film porno. Selain itu, RW pernah meminta suaminya untuk membeli vibrator yang merupakan alat yang menyerupai penis.
Namun suami belum membelikan alat tersebut karena tahu bahwa RW tidak suka memasuki sesuatu kedalam vagina. RW juga merasa tidak yakin untuk
menggunakan alat tersebut, sehingga RW tidak memaksakan suaminya untuk membeli alat tersebut.
Yang pasti kakak nggak banyak melamun, soalnya kalo melamun keingat- ingat jadinya pingin gitu. Tapi kalo memang lagi naik ntar kakak lihat
internet, kakak kadang baca tentang cerita dewasa gitu tertawa, ya gitu aja sih kan klimaksnya cepat itu Cuma buat puas-puasin aja, nggak martubasi
juga. Kadang juga nonton film biru. W2.R1.B.1026-1038hal.44-45
Kemarin kakak pernah sempat minta beli vibrator yang mirip-mirip, maaf ya.. penis itu kan, dia alat bisa getar gitu tapi belum dibeliin sih. Cuma dia
tahu kakak, kakak modelnya nggak mau memasuki sesuatu kedalam itu nggak mau kakak, jadi katanya ntar saya beli kamu nggak mau gunain.
Kakak pun nggak maksain juga, soalnya kalo kita gunain, dimasukin sendiri rasanya sakit, perempuan punya kan fleksibel, kalo dipaksain masukin kan
jadinya sakit, makanya nggak mau lah tertawa. W2.R1.B.1038-1057hal.45
d. Pengalaman seks marital awal
Di kehidupan seksualnya bersama suami, RW dan suami tidak menggunakan alat kontrasepsi atau pun menggunakan alat dan obat yang
berhubungan dengan mengontrol kehamilan. Hal ini dikarenakan sikap suaminya
Universitas Sumatera Utara
yang tidak percaya terhadap alat kontrasepsi seperti kondom yang dapat mengontrol dan
mencegah kehamilan. Selain itu juga, RW enggan mengkonsumsi obat kontrasepsi, sehingga RW mengikuti keinginan suaminya
untuk berhubungan seks tanpa menggunakan alat dan obat kontrasepsi. Nggak ada Karena dia nggak percaya, kalo pake kondom nanti bocor. Kalo
kita KB takut lupa makan obat. W2.R1.B.1092-1096hal.46
Nggak suka sih, risih kalo pake kondom gitu, kan ada ya buat cewek kan, dulu pernah digunain tapi nggak suka. Kalo KB kakak rasa ribet kayak
minum pil kan. Terus kalo pasang KB juga nggak mau karena suami juga nggak usah katanya.
W2.R1.B.1076-1084hal.45-46
Selain itu, ada berbedaan keinginan antara RW dan suami dalam hal memiliki jumlah anak. RW memiliki keinginan untuk menambah anak,
sedangkan suaminya tidak ingin menambah anak atau memberikan adik untuk anak mereka Kayla. Alasan suami untuk tidak menambah anak dikarenakan
kondisi ekonomi di dalam pernikahan mereka. Suami merasa bahwa lebih baik ia dan RW memiliki anak satu dari pada memiliki anak dengan jumlah yang
banyak namun nutrisi pada anak tidak terpenuhi. Kakak sebenanya mau cuma dianya nggak mau, dia lihat dari segi ekonomi
juga kan. Mending punya anak satu dari pada banyak makannya, gizinya nggak terpenuhi, bagus satu.
W2.R1.B.1098-1105hal.46
Karena alasan untuk tidak memiliki anak tersebut, maka ketika melakukan hubungan seks mereka akan berusaha untuk mengontrol dan mencegah
kehamilan. Hal yang dilakukan RW dan pasangannya adalah melakukan
Universitas Sumatera Utara
pencegahan secara natural, yaitu dengan mengeluarkan sperma diluar vagina. Selain tidak percaya untuk menggunakan alat kontrasepsi, ternyata RW juga
tidak melakukan metode pencegahan kehamilan dengan cara menghitung masa suburnya. Hal ini dikarenakan RW tidak percaya bahwa metode tersebut dapat
mencegah kehamilan. Oh
itu lah pande-pande sendiri supaya nggak jadi. TL. tertawa tembak luar, jadi keluar spermanya itu nggak didalem. Karena kalo seperti itu kan
keliatan nyata, nampak, sedangkan kalo pake kondom kan nggak tau ntah bocor, nggak ketahuan jadi nggak percaya.
W2.R1.B.1111-1123hal. 46
Nggak juga, nggak percaya dia, soalnya ada kejadian orang kaya gitu tapi hamil juga.
W2.R1.B.1129-1132hal.47
3. Penyesuaian Keuangan