bersama-sama, seperti makan siang siang bersama atau mengontrol gym bersama.
Kalo itu kami biasanya ke gym, karena dia kan nggak kerja disini, terus kan dia disini liburan. Jadi kakak lebih banyak habiskan waktu sama dia. Karena
dia kan nggak ada kerjanya, nggak ada tugasnya, kami cuma liat-liat barbell aja.
W1.R1B.280-288hal.7
Sering lah, palingan di rumah, makan siang, ke gym, ke rumah lagi, malem ke gym lagi.
W1.R1B.310-313hal.7
Pasangan yang telah menikah biasanya memiliki hal - hal yang dianggap sebagai kepentingan bersama di dalam pernikahannya, begitu pula pada
pernikahan RW. Hal-hal yang dianggap sebagai kepentingan bersama oleh RW dan suaminya adalah usaha gym mereka. Untuk memenuhi kepentingan dalam
menjalankan usaha gym, maka RW dan suami berkomitmen untuk menjaga agar usaha mereka tetap maju. Hal-hal yang dilakukan untuk memajukan usaha
tersebut adalah dengan menekankan pada kinerja karyawan serta membicarakan permasalahan yang berkaitan dengan usaha mereka secara bersama-sama.
Ya paling lebih menekankan pada kinerja sih. Sering check barbell, apa yang kurang di gym, ada peRWasalahan dibicarain sama-sama. Gitu sih.
Kalo ada karyawan atau kerjaan karyawan yang kurang puas menurut dia, ntar diomongin sama kakak, terus kakak yang sampein ke mereka.
W1.R1B.964-974hal.22
f. Keserupaan Nilai
Di kehidupan seseorang, biasanya akan dilatar belakangi oleh nilai nilai
yang ia anut. Nilai nilai tersebut biasanya akan mempengaruhi seseorang
dalam bertindak dan berperilaku. Nilai nilai yang biasanya dianut oleh
Universitas Sumatera Utara
seseorang adalah nilai agama, nilai sosial dan nilai budaya. Nilai Agama merupakan nilai yang dianggap paling berpengaruh dalam kehidupan sesorang.
Nilai agama yang dianut oleh RW adalah islam, karena RW adalah seorang muslim. Dalam tata cara berpakaian, islam sudah mengatur bahwa seorang
wanita muslim diharuskan untuk menutup auratnya dengan berkerung. Dalam tata cara berpakaian, RW tidak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan ajaran
islam. Nilai agama yang kakak anut islam ya kan. Tapi kakak nggak fanatik, jadi
kayak yah dalam berpakaian tetap sopan, berpakaian panjang, tapi untuk tutup kepala nggak. Kakak nggak paksain gitu, maksudnya kakak nggak mau
dapat tekanan gitu harus berjilbab gitu, walau kata orang harus, wajib, tetap kakak nggak. Tapi kalo untuk pakaian panjang atau tertutup kayak
upayain. W2.R1B.359-373hal.30
Walaupun demikian di dalam kehidupan sehari-hari RW berusaha untuk mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Karena yang terpenting bagi RW
adalah beribadah sesuai dengan aturan di agamanya, yaitu rukun islam. Selain itu, hal penting lainnya adalah RW mengetahui apa yang dilarang dan apa yang
harus dilakukan menurut ajaran islam. Apa yang dilarang apa yang boleh dibuat gitu dalam islam ya kakak tahu,
kakak ngerti, yang penting kan rukun islam yah, syahadat, sholat, puasa, zakat, tinggal naik haji lah ini tertawa.
W2.R1B.373-380hal.30
Berbeda dengan RW yang sejak lahir adalah seorang muslim, suami RW sendiri sejak kecil awalnya adalah seorang khatolik. Walaupun sorang khatolik,
sejak kecil suami RW memiliki paham atheis, hal ini dipicu karena penolakan
Universitas Sumatera Utara
suami RW terhadap kematian ibunya ketika ia masih kecil. Sebelum menikahi RW, suami diminta untuk melakukan perpindahan agama dan ia menuruti
keinginan tersebut dengan menjadi seorang mualaf. Diawal pernikahan mereka ketika suami RW baru menjadi seorang mualaf, ia masih belum mempercayai
dan meyakini islam. Hal ini dikarenakan suami RW masih menganut paham atheis dikehidupannya, meskipun statusnya adalah beragama islam. Melihat
suami seperti itu, RW mencoba memberikan arahan dan pengertian mengenai islam kepada suaminya. Awalnya suami tidak menerima arahan dari RW, hal ini
ditunjukkan dengan memperolok RW sehingga pembahasan mengenai agama seringkali menjadi konflik diantara RW dan suami. Namun, lama - kelamaan
suami dapat mengerti tentang islam. ...papanya Kayla ini awalnya Khatolik, sejak mamaknya meninggal waktu
dia kecil sempat protes sama Tuhan, masa mamak saya diambil, gitu kan, arahnya jadinya paham atheis. Terus setelah dia muslim, kita arahinnya
dengan ajaran islam juga, dikasih pengertian gitu. Cuman dia sering ngeledekin, ngelece.. misalkan kakak bilang, aduh, ya Allah
dia bilang ah, Allah aja tidur katanya. Itu bikin kita dongkol, jadinya suka pro-kontra
membahas agama. Itu awalnya sih, sekarang sih nggak pernah karena dia udah tahu uda ngerti lah tentang islam gimana.
W2.R1B.526-548hal.33-34
Perpindahan agama yang dilakukan oleh suami dianggap sebagai hal yang baik oleh RW, karena RW merasa bahwa suami yang mengikuti agamanya
maka mau belajar mengenai ajaran islam Awalnya, suami RW memang belajar mengenai islam, namun dalam proses pembelajaran RW sendiri kurang
membantu suaminya untuk memahami ajaran islam seperti belajar berpuasa dan
Universitas Sumatera Utara
belajar sholat. Oleh sebab itu, RW lebih memilih untuk mengajari suami mengenai bacaan doa-doa dan tata cara mandi wajib.
Dia islam kan karena mau menikah dengan kakak, ya kakak sih senang karena berarti dia mau ngikut kan. Dan dia mau belajar tentang islam.
W1.R1B.707-712hal.16
Kalo nilai agama dia kan ikut kakak, tapi memang dari awalnya sih dia tahu kayak belajar puasa, belajar sholat. Cuman karena kakaknya kurang
ngajarin dia. W2.R1B.383-389hal.30-31
Tapi kayak yang harus dia lakuin misalkan mandi wajib, atau hal-hal yang penting kayak doa-doa kakak tekannya kakak ajarin ke dia.
W2.R1B.395-400hal.31
Selain belajar mengenai sholat, puasa dan berbagai bacaan doa, suami RW juga mau belajar mengaji. Namun, karena adanya hambatan yang dipicu oleh
perbedaan bahasa antara suami RW dengan guru ngajinya, maka suami RW berhenti belajar mengaji. Selain guru ngajinya, RW sendiri merasa kesulitan
untuk mengajari suaminya. Menurut RW kesulitan tersebut terjadi karena adanya kendala vokal suami dalam melafalkan ayat-ayat yang berbahasa arab. RW
berusaha mengajari suaminya, namun karena tidak berhasil maka RW tidak mlanjutkannya lagi.
Terus awalnya sih dia itu mau belajar ngaji, cuma kadang bahasanya susah kalo sama guru ngajinya kan, jadi kendalanya itu juga akhirnya dia pun
nggak belajar. W2.R1B.389-395hal.31
Sebenarnya dia sih kalo kakak mau ajarin dia bisa dia diarahin gitu. Cuma kakak ngajarinnya agak susah, soalnya vokalnya dia itu agak susah untuk
lafal ayat-ayat kan. Kakak mau gitu ngajarin di mobil sambil jalan, atau lagi santai tapi nggak bisa, vokalnya itu beda, susah. Kakak jadi males
ngajarinnya tertawa. W2.R1B.588-599hal.35
Universitas Sumatera Utara
Selain RW yang kurang membantu suami dalam belajar mengenai islam, sebenarnya terdapat proses pembelajaran yang salah pada suami RW dalam
memahami ajaran islam. Suami RW beranggapan bahwa terdapat perbedaan dalam melakukan ibadah pada muslin di Indonesia dengan muslim di Prancis.
Muslim di Indonesia dianggap tidak harus melakukan ibadah, sedangkan muslim yang ada di negaranya adalah muslim yang taat beribadah. Karena ada
kebingungan mengenai hal tersebut, maka suami lebih memilih untuk tidak beribadah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun RW dan suami secara status
sosial memiliki agama yang sama, namun dalam menganut nilai agama tersebut mereka memiliki nilai agama yang berbeda.
yang dia belajar ibadah kan. Bagus gitu lihatnya. Kemarin itu dia mau belajar puasa, terus gara-gara dia lihat beda yah islam di Indonesia dengan di
Prancis. Dia kan awalnya mikirnya kalo muslim itu fanatik seperi disana dia punya teman-teman muslim disana, kalo puasa tetap puasa, sholat tetap
sholat. Tapi, karena yang dilihatnya disini itu kaya abang kakak waktu puasa merokok, nggak puasa, terus teman-temannya disini bapak-bapak nggak
pernah puasa, jadi kan terpengaruh disitu juga. Dia jadinya ngikut. Ah, nggak papa kok nggak puasa kan banyak yang kaya gitu. Jadi dia nilainya islam
disini itu netral, dalam arti yang mau puasa ya puasa, yang mau sholat ya sholat yang nggak ya nggak.
W2.R1B.549-575hal.34-35
Menanggapi perbedaan nilai tersebut dilakukan RW dengan menerima dan tidak begitu mengharapkan bahwa suaminya akan berubah atau mau
melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran islam. Menurut pikiran RW sendiri, yang terpenting dalam pernikahannya bukan lah perubahan suami untuk
beribadah sesuai dengan ajaran islam, melainkan suami yang tidak berselingkuh.
Universitas Sumatera Utara
Jadi kakak biarin ajalah, yang dia mau ibadah ya bagus kalo nggak ya udah lah, yang pasti sih sepanjang dia nggak selingkuh nggak macem-macem ya
udah lah tertawa. W2.R1B.600-606hal.35
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh seseorang dalam melakukan interaksi secara sosial dengan orang lain. Nilai sosial biasanya berkaitan dengan
etika dan norma sosial yang ada didalam suatu kebudayaan masyarakat. Seperti nilai sosial yang dianut oleh RW, yaitu nilai sosial yang ada di masyarakat
Indonesia pada umumnya. Nilai sosial tersebut berupa etika yang diterapkan RW di dalam kehidupan sosialnya. Seperti tata cara bersalaman ketika bertemu teman
atau kerabat maka dilakukan dengan berjabat tangan. terus memegang etika dan norma sosial masyarakat kita lah, seperti
dianggap sopan, tidak menyakiti orang, menghargai orang lain, paling gitu lah.
W2.R1B.414-420hal.31
Oh, ini lebih ke etika sih. Kalo misalnya ketemu orang gitu kan, ketemu kawan ntar cium pipi kanan, pipi kiri, kalo kita kan cukup salaman jabat
tangan gitu kan. W2.R1B.473-478hal.32
Tidak berbeda dengan RW, suaminya pun menganut nilai sosial yang ada di masyarakat barat pada umumnya. Namun, karena nilai sosial ditentukan dari
suatu kebudayaan tertentu maka terdapat perbedaan nilai sosial yang dianut antara RW dan suaminya. Seperti perbedaan dalam tata cara bersalaman, dimana
dari nilai sosial yang dianut oleh suaminya biasanya dilakukan dengan mencium pipi dan kanan. Adanya perbedaan dalam tata cara bersalaman, membuat RW
merasa tidak terbiasa jika harus bersalaman seperti yang biasa dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
suaminya. Oleh sebab itu, ketika ia bertemu dengan teman-teman suaminya, maka RW akan tetap bersalaman dengan berjabat tangan seperti yang biasa ia
lakukan jika bertemu dengan orang lain. Kadang kakak nggak bisa klop gitu ketemu teman dia kakak nggak bisa
cium pipi, kakak tetap salaman aja sama teman cowok-ceweknya. W2.R1B.479-484hal.32-33
Perbedaan nilai sosial lainya yang dirasakan oleh RW adalah kebiasaan suami RW dalam minum minuman beralkohol. Di Prancis, minum minuman
beralkohol merupakan suatu etika dalam menjamu tamu dan hal yang biasa dilakukan ketika berada di kafe. RW yang tidak terbiasa dengan kebiasaan
suaminya ternyata dapat memahami hal tersebut sebagai suatu perbedaan antara dia dan suaminya. Untuk itu, RW tidak melarang suaminya untuk minum
minuman berakohol. ...terus dia suka tuh minuman berakohol, ada juga yang dibawanya dari
sana. Cuman, kakak nggak pantangin juga dia karena emang udah kebiasaan dia disana, etikanya memang gitu kan disana, minum alkohol kaya minum
air putih gitu. Bertamu, menjamu tamu, party, di kafe minumnya ya itu. Jadi kan kalo kita stop nggak bisa juga, kasian juga juga. Kalo minum dia ya
minum juga cuma nggak sampai mabuk. W2.R1B.492-508.hal.33
Nilai budaya yang dianut seseorang biasanya akan terlihat dari perilaku kulturalnya. Nilai budaya yang dianut oleh suami RW adalah budaya barat yang
merupakan budaya yang bebas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tata cara pergaulan. Suami RW yang mengadopsi tata cara pergaulan yang bebas,
ditandai dengan perilaku kultural yang memiliki kehidupan malam dan dunia
Universitas Sumatera Utara
gemerlap dugem. Dengan kata lain, suami responden suka menghabiskan waktunya ke diskotik.
Kalo pergaulannya bisa dikatakan bebas, kehidupan malam, dugem ke diskotik, dia suka.
W2.R1B.441-444.hal.32
Tidak hanya dalam tata cara pergaulan, dalam hal berpakaian pun suami RW lebih menyukai wanita yang mengenakan pakaian yang terbuka, karena wanita di
negaranya cenderung berpakaian seperti itu. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan tradisi di Indonesia dan juga dengan cara berpakaian RW yang tertutup.
Perbedaan perilaku kultural dalam hal berpakaian membuat suaminya
menginginkan RW untuk berpenampilan seperti wanita barat pada umumnya. Kalo kakak kan awalnya sih, kakak kan lebih suka pake baju kaya gini
tertutup, dia nggak seneng, dia sukanya pake baju-baju seksi. Awalnya sih kakak bingung, kok dia suka perempuan yang terbuka gitu. Kakak kan agak
pendiem. W1.R1B.604-612hal.14
Awalnya, RW merasa pandangan suaminya mengenai wanita yang berpakaian terbuka adalah hal yang kurang tidak baik. Namun, lama
kelamaan RW mencoba untuk menyesuaikan dirinya dengan mengenakan berpakaian
terbuka trsebut sesuai dengan keinginan suami. Hal ini dilakukan RW dengan tujuan menyenangkan suaminya.
Jadi kalo kakak bilangnya tradisi disini sama disana beda, mungkin beda pandangan. Yang dibilangnya baik belum tentu dikita baik juga. Kalo kita
sukanya pake baju yang panjang-panjang. Terakhir kakak, kalo ada dia aja kalo pergi kakak pake baju seksi, untuk menyenangkan dia lah.
W1.R1B.616-626hal.14
Universitas Sumatera Utara
Meskipun RW mencoba menyesuaikan dirinya terhadap keinginan suami untuk berpakaian terbuka, namun hal itu sebenarnya hanya dilakukan RW ketika
ia sedang bersama suaminya. Hal ini dikarenakan RW yang tidak mau memaksakan dirinya untuk mengikuti semua keinginan suaminya, karena RW
sendiri tidak mau memaksa suaminya untuk mengikuti keinginannya. Dengan kata lain, RW akan menyesuaikan dirinya dengan keinginan suami jika RW
merasa mampu untuk melakukan penyesuaian tersebut sehingga dapat menyenangi suaminya.
Kalo kakak sih sepanjang dia ngikutin ya udah nggak apa-apa. Dia juga nggak maksakan kemauan dia, kakak juga nggak paksakan kemauan kakak,
jadi, kira-kira apa yang bisa kakak lakukan dan bagus buat dia. ya udah, kayak pakai baju seksi atau terbuka kalo jalan sama dia gitu.
W2.R1B.612-622hal.35-36
Perilaku kultural lainnya yang dirasakan berbeda oleh RW, diantara dia dan suaminya adalah kebiasaan suami yang mencium RW di depan umum, seperti
ketika suaminya akan kembali ke Prancis biasanya sebelum keberangkatan dilakukan suami akan mencium RW di bandara. RW yang memahami tindakan
suaminya tersebut adalah hasil dari perbedaan tradisi diantara mereka, mencoba memberitahukan dan memberi pengertian bahwa hal tersebut merupakan hal
yang tidak biasa dilakukan orang Indonesia. Terus, ng, kakak lihat juga kalo tradisi itu yang beda, misalkan kaya cium
bibir, awalnya dulu dia akan seperti itu gitu, di airport atau tempat umum. Kan, dia belom tau tradisi kita, yah kakak cerita kalo itu nggak biasa di
tradisi kita.
W1.R1B.627-635hal.14
Universitas Sumatera Utara
Kalo ciuman bibir mau perpisahan itu kan biasa sama dia, cuman waktu pertama kali disini kan dia nggak tau, cuma kakak kasih tahu dia mau
ngerti.. W2.R1B.485-490hal.33
Tujuan RW memberitahukan hal tersebut kepada suaminya adalah agar suaminya memahami kebiasaan-kebiasaan yang ada di Indonesia. RW memiliki
pikiran bahwa ketika suami berada Indonesia maka suami tinggal di lingkungan yang berbeda dengan lingkungan asalnya, untuk itu ia harus menyesuaikan diri
terhadap perbedaan yang ada seperti tradisi dan kebiasaan kebiasaan yang ada
di Indonesia. Dari apa yang diceritakan oleh RW menunjukkan bahwa RW membantu suaminya untuk memahami tradisi dan kebiasaan
kebiasaan yang ada di Indonesia.
Maksudnya kan biar dia mengerti gitu soalnya kan dia tinggal di tempat kita jadi kita bantu dia untuk tahu gimana disini.
W1.R1B.636-640hal.14-15
Iya dia yang ngikutin, karena dia yang tinggal di negara kita kan, ditempat kita. Iya, kita juga nggak bisa ikut tradisi dia dong kita kan tinggal di
lingkungan mana. W1.R1.B, 894-899hal.20
Selain menghasilkan perilaku kultural yang berbeda, perbedaan nilai budaya antara RW dan suami juga berpengaruh terhadap pandangan hidup RW
dan suami terhadap kebutuhan hidup diantara mereka. Seperti suami RW yang beranggapan bahwa liburan adalah kebutuhan primer utama di dalam hidupnya.
Dengan liburan maka akan membuat pikirannya menjadi lebih tenang sehingga memunculkan semangat baru untuk kembali bekerja atau dengan rutinitas yang
biasa dilakukan. Bertolak belakang dengan pandangan suaminya, RW justru
Universitas Sumatera Utara
merasa bahwa liburan hanya akan menghabiskan uang. Ketika pulang dari liburan maka hanya akan membuat RW menjadi tidak susah dalam hal finansial
karena tidak memiliki uang. Karena adanya perbedaan pandangan tersebut maka RW dan suami jarang melakukan liburan bersama.
kalo dia sih maksudnya yah buat dia liburan itu kan kebutuhan primer juga, jadi kadang dia ada nggak ada maunya jalan-jalan. Cuma kakak kan
mikirnya yah dari pada kita pulang makin stress untuk apa gitu kan, jadi buat dia bukan stress malah fresh gitu, kita jadi semangat kerja segala macem.
Kalo menurut kakak ya nggak lah, pulang stress nggak ada uang buat apa gitu tertawa. Kalo ngikutin dia ya maunya ya jalan-jalan aja, ya terakhirnya
kita nggak ada apa-apa gitu. W1.R1B.272-254hal.6-7
Kalo untuk liburan keluarga kayanya 2 tahun belakangan ini belom ada. W1.R1B.320-322hal.8
g. Konsep Peran