Gambaran Penyesuaian Pernikahan Pada Wanita Indonesia Yang

d. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab. e. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

4. Perkembangan Psikososial Dewasa Awal

Menurut Erikson dalam Papalia, Olds Feldman, 2007, dewasa awal merupakan masa krisis antara intimasi dan isolasi yang berarti selama usia masa dewasa awal akan merasa lebih aman dalam identitasnya ketika individu tersebut mampu membangun keintiman dengan diri mereka sendiri, baik dalam persahabatan dan dalam hubungan cinta. Sedangkan individu yang tidak bisa menjalin hubungan intim sepenuhnya karena takut kehilangan identitas dapat mengembangkan rasa isolasi. Pada wanita yang menikah dengan pria asing barat menunjukkan bahwa mereka telah memasuki masa intimasi yang mana sudah melakukan pernikahan dan mampu membangun keintiman dalam hubungan cinta bersama pasangannya.

D. Gambaran Penyesuaian Pernikahan Pada Wanita Indonesia Yang

Menikah Dengan Pria Asing Barat Setiap pernikahan membutuhkan adanya penyesuaian agar pasangan menjalani pernikahannya dengan bahagia Hurlock,2000. Hal ini dikarenakan penyesuaian dan tanggung jawab sebagai suami atau istri dalam sebuah pernikahan akan berdampak pada keberhasilan hidup berumah tangga yang berpengaruh kuat terhadap kepuasan pernikahan, sehingga memudahkan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam kedudukannya sebagai suami atau istri dan kehidupan lain di luar rumah tangga . Salah satu pernikahan yang membutuhkan penyesuaian Universitas Sumatera Utara adalah pernikahan antar bangsa, yaitu pernikahan yang terjadi pada pasangan yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, dan adanya penyatuan pola pikir dan cara hidup yang berbeda McDermott Maretzki, 1977 Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Erriyadi 2007, menunjukkan bahwa pernikahan antar bangsa di Indonesia banyak dilakukan oleh wanita Indonesia yang menikah dengan pria asing, khususnya menikah dengan pria barat. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang mendorong minat wanita Indonesia untuk menikah dengan pria barat adalah untuk memenuhi kebutuhan finansial dan kebutuhan sosial-relasional. Kebutuhan finansial dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana wanita Indonesia cenderung mempersepsikan pria asing memiliki kondisi finansial yang lebih dari cukup. Persepsi positif tersebut mempengaruhi keyakinan mereka untuk dapat menikah dengan pria asing. Sedangkan kebutuhan Sosial-Relasional merupakan kebutuhan akan penerimaan sosial, identitas sosial yang diperoleh dengan menikahi pria asing, sehingga dapat meningkatkan harga diri dan terpandang di masyarakat. Alasan lainnya yang berkaitan dengan motivasi wanita Indonesia untuk menikah dengan pria asing barat juga terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Holilah 2005 yang menunjukkan bahwa alasan seorang wanita Indonesia ingin menikah dengan pria berkebangsaan asing selain ingin terpenuhi kebutuhan ekonomi secara mudah dan cepat adalah untuk memperbaiki keturunan. Alasan- alasan ini menunjukkan bahwa wanita Indonesia memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk menikah dengan pria asing barat. Universitas Sumatera Utara Penelitian mengenai penyesuaian pernikahan sebelumnya pernah dilakukan oleh Ibrahim 2002 yang menunjukkan bahwa pernikahan bagi laki-laki dan wanita secara umum merupakan problema psikis dan sosial yang penting karena masing-masing harus berusahan melakukan penyesuaian diri dengan pasangannya. Penyesuaian seperti itu biasanya terjadi dalam waktu yang sangat lama dan dipengaruhi berbagai faktor psikologis, tetapi dapat dipastikan bahwa wanita mengalami banyak kesulitan dalam penyesuaian pernikahan, sementara laki-laki lebih mampu menyesuaikan diri dibandingkan wanita Kesulitan yang dihadapi dalam pernikahan antar bangsa adalah perbedaan budaya yang seringkali menjadi sumber permasalahan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Abigail 2009 yang melibatkan sepasang pasangan pernikahan antar bangsa, yaitu wanita Indonesia yang menikah dengan pria berkebangsaan Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan pernikahan antar bangsa tersebut mengalami berbagai permasalahan yang bersumber dari adanya perbedaan tradisi dan budaya diantara mereka, seperti perbedaan nilai, kendala bahasa dan perilaku kultural yang berbeda menghasilkan masalah yang berkaitan dengan perbedaan pengasuhan anak. Pengalaman unik dalam penyesuaian pernikahan juga pernah dipaparkan dalam penelitian Putri 2010 Penelitian ini melibatkan sepasang pasangan pernikahan antar bangsa, yaitu wanita Indonesia yang menikah dengan pria berkebangsaan Jerman. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa masalah yang dihasilkan dari perbedaan budaya tidak hanya permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan bahasa dan bahasa, persoalan pengasuhan dan pendidikan anak Universitas Sumatera Utara tetapi juga berkaitan dengan persoalan hubungan suami istri dan aktivitas tertentu yang tidak disukai istri maupun suami. Penelitian lain dilakukan oleh Inman dkk dalam Inman, Altman, Davidson, Carr Walker, 2011 yang menunjukkan bahwa salah satu masalah pada pasangan pernikahan campur antar bangsa yang dilakukan padangan wanita Asia india dan pria White Amerika, adalah masalah yang bersumber dari adanya perbedaan budaya, yaitu sulitnya menghadapi perbedaan yang berkaitan dengan orientasi keluarga kolektif-individual, sehingga pernikahan antar bangsa seperti ini membutuhkan penyesuaian pernikahan. Pernikahan antar bangsa, seperti pernikahan wanita Indonesia dengan pria barat, hampir memiliki sumber permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan budaya. Untuk itu dibutuhkan adanya penyesuaian yang baik di dalam pernikahannya, untuk mengatasi masalah di dalam pernikahan yang berkaitan dengan perbedaan - perbedaan yang ada sehingga mencapai keberhasilan rumah tangga. Universitas Sumatera Utara PARADIGMA BERPIKIR MAKA Pertanyaan: Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyesuaian pernikahan pada wanita yang menikah dengan pria asing barat. Tugas Perkembangan Dewasa Awal Mencari pasangan hidup Pemilihan pasangan Menikah Adanya perbedaan Yoshida, 2008 Prinsip kesesuaian Sears dkk, 1992 Motivasi penikahan:  Memperbaiki status ekonomi  Memperbaiki keturunan  Cinta Pernikahan Antar Bangsa wanita Indonesia pria asing Sumber masalah dalam pernikahan :  Perbedaan nilai  Kendala bahasa  Perbedaan pola perilaku kultural  Nuclear family vs Extended family  Pola asuh anak Perbedaan budaya : Individualis vs Kolektif Dibutuhkan penyesuaian pernikahan Hurlock,2000 :  Penyesuaian dengan pasangan  Penyesuaian seksual  Penyesuaian keuangan  Penyesuaian dengan keluarga pasangan Pernikahan campuran Intercultural marriage Universitas Sumatera Utara 43

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur penting di dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2002. Pada bagian pendahuluan telah dijelaskan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana penyesuaian pernikahan pada wanita yang menikah dengan pria asing barat, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena pada pendekatan ini memungkinkan individu untuk memfokuskan atensi dan mengungkapkan variasi pengalaman yang dijalaninya Patton dalam Poerwandari, 2009. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendekatan yang akan dipakai, metode pengambilan data, lokasi penelitian, subjek penelitian, alat bantu pengumpulan data, prosedur penelitian, kredibilitas dan analisis data.

A. Metode Penelitian Kualitatif

Dalam beberapa hal, memang perlu ditentukan manakah metode yang paling baik untuk melakukan sebuah penelitian. Dalam hal kaitannya dengan penelitian ini, ada beberapa hal yang dipertimbangkan kenapa yang dipilih berbentuk kualitatif. Pertama, penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang lebih sesuai untuk penelitian yang tertarik dalam memahami manusia dengan segala kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif. Kedua, satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang Universitas Sumatera Utara