Kebersamaan dengan keluarga Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan

Kalo bantuan finansial nggak pernah sih, cuma yah kalo perhatian ada lah gitu. Dalam arti perhatian kalo kakak ada masalah dibantuin penyelesaiannya, atau kira-kira ada yang mengganggu gitu dalam artian mengganggu kenyamanan kita abang kakak tuh masih care. Jadi kakak ngerasa diperhatiin gitu kan masih dilindungii keluarga sendiri gitu. W3.R1.B.217-231hal.52

c. Kebersamaan dengan keluarga

RW dan suaminya tidak pernah menghabiskan waktu bersama keluarga. Selama mereka menikah, hanya sekali mereka menghabiskan waktu bersama keluarga RW, yaitu dengan liburan ke Prapat. Tidak hanya itu, berkunjung ke tempat keluarganya pun jarang dilakukan oleh RW, sehingga frekuensi bertatap muka dengan keluarga sangat minim terjadi. Hal ini tentu saja berdampak terhadap berkurangnya komunikasi antara RW dan keluargnya. Kesempatan untuk berkumpul dan bertatap muka dengan keluarga RW biasanya terjadi ketika RW dan suaminya bersilahturahmi ke rumah ibu RW ketika hari lebaran. Kalo habisin waktu bersama . dulu itu dulu pernah jalan-jalan ke Prapat pernah. Itu juga cuma sekali, waktu Kayla umur 2 tahunan berarti kisaran 3 tahun yang lalu. W3.R1.B.259-265hal.52-53 Soalnya gini juga Din, kakak itu jarang sih ketemu keluarga kakak, hubungin juga sekali-sekali palingan tanya kabar. Itu juga makanya jarang ketemu. Palingan lebaran kan karena silahturahmi gitu, paling kumpul ketemu-ketemu gitu kalo ntah lagi dirumah mamak gitu baru jumpa. W3.R1.B.267-279hal.53 Sedangkan dengan keluarga suaminya RW tidak pernah menghabiskan waktu bersama karna RW tidak pernah bertemu dengan keluarga suaminya. Universitas Sumatera Utara Begitu pula dalam hal penyesuaian terhadap keluarga pasangannya, karena tidak pernah tidak pernah bertemu maka tidak ada penyesuaian yang dilakukan. Nggak pernah ketemu, nggak pernah. W3.R1.B.282-283hal.53 Nggak ada karena kakak nggak pernah ketemu sih. W3.R1.B.288-289hal.53 Ketika suami RW berada di Prancis, biasanya RW akan tinggal bersama ibunya dengan mengundang ibunya untuk berkunjung dan tinggal bersamanya di rumahnya. Namun, ketika suami RW pulang ke Indonesia, ibu RW akan pulang ke rumahnya karena suami RW tidak suka menumpangi ibu RW di rumah mereka. Hal ini sering kali menjadi sumber konflik diantara RW dan suaminya. Baru kemaren mamak kakak pulang nggak betah karena model suami kakak ini nggak mau dicampuri, nggak mau ada yang ditumpangi nggak mau ada orang lain lah dalam rumah. Sering jadi konflik, bahkan untuk orang yang kerja dirumah aja dia nggak mau. Itu mungkin karena perbedaan pandangan, tradisi jadi sering jadi konflik. W3.R1.B.309-324hal.54 Hal yang menyebabkan suami RW tidak suka dengan kehadiran ibu RW di rumah mereka adalah karena merasa privasinya terganggu. Seperti sikap responden yang menolak untuk bermesraan dirumah karena adanya ibu responden. Suami responden juga merasa tidak bebas dan merasa segan ketika ada ibu RW di rumah mereka. Katanya privasinya terganggu gitu. Misalnya kaya yang mau manja-manja atau romantisan tadi kan nggak bisa. W2.R1.B.182-186hal.26 Universitas Sumatera Utara Dia kan sering kepanasan disini, jadi seringnya pake sempak celana dalam, jadi kalo ada orang lain, kayak mamak kakak yang tinggal dirumah jadinya kan nggak bebas, sengan, atau harus pake celana lagi kan ribet. W2.R1.B.188-194hal.26

d. Mobilitas Sosial