Konsep pasangan ideal Penyesuaian dengan Pasangan

dan menantap peneliti dengan sangat seksama. Namun ketika ia menyatakan bahwa ia membutuhkan ibunya, suara peneliti menjadi lebih jauh lebih pelan dari sebelumnya. Selama wawancar berlangsung, wawancara sempat terhenti ketika pelayan menggantarkan makanan dan minuman. Setelah makanan disajikan, maka wawancara dilanjutkan kembali. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa RW bersikap kooperatif dengan peneliti, hal ini dapat terlihat dari sikap RW dalam menjawab pertanyaan yang dilakukan peneliti dengan santai dan apa adanya.

c. Analisa Data Wawancara

1. Penyesuaian dengan Pasangan

a. Konsep pasangan ideal

Memilih calon pendamping hidup bukanlah suatu proses yang mudah, tapi juga bukan berarti hal ini tidak penting untuk dilakukan. Setiap orang pasti menginginkan calon pasangan yang baik untuk kehidupannya nanti, termasuk juga RW yang menganggap pemilihan pasangan adalah hal penting untuk dilakukan, sehingga ia menentukan konsep pasangan ideal yang ia harapkan. Sebelum RW menikah, disaat ia menginjaki masa remaja dan siap untuk menjalin hubungan cinta dengan seseorang, ia mendampakan untuk memiliki pasangan dengan sosok pria yang berparas tampan, berperilaku baik, bertanggung jawab dan menyayanginya dengan penuh cinta serta memiliki kondisi finansial yang baik. Harapan RW untuk memiliki sosok pasangan ideal tersebut menjadi standar dalam pemilihan pasangan. Universitas Sumatera Utara Ganteng terus baik, artinya baik budi W1.R1B.4-5hal.1 Yang bertanggung jawab, baik, yang sayang sama kita, yah gitu lah, yang bagus-bagus tertawa, istilahya dari segi finansial, lux, semuanya bagus lah kan. W1.R1B.10-15hal.1 Alasan RW untuk mendapatkan sosok pasangan ideal di dorong oleh keinginannya untuk memiliki masa depan yang lebih baik dan lebih cerah, dalam artian bahwa RW ingin memiliki kondisi finansial yang lebih baik setelah ia menikah. RW juga mengharapkan, ketika ia memiliki kondisi finansial yang baik maka pendidikan untuk anaknya pun terjamin di masa yang akan datang. Selain itu ia juga mengharapkan, jika memiliki suami yang penyayang maka ia kan dilimpahkan kasih sayang yang besar dari pasangannya dan ketika ia memiliki suami yang baik secara fisik, dalam artian memiliki suami yang tampan dan menarik secara penampilan, maka hal tersebut juga memungkinkan RW untuk mendapatkan keturunan yang baik pula secara fisik. Alasannya karena orang pasti carinya yang bagus-bagus lah, namanya ideal, yang perfect gitu. Alasannya untuk masa depan ke depannya lebih baik lagi mungkin gitu ya. Terus, selain untuk keturunan ya kan, yang baik, dari fisiknya cantik, bagus dan masa depannya jadi lebih cerah. W1.R1B.19-29hal.1 Kalo memang kita bilang ideal itu artinya yang bagus - bagus, mau masa depan cerah dari segi finansialnya lah, kasih sayangnya, anak jadinya dapat pendidikan yang optimal lah terjamin gitu, hidup kita juga terjamin. W1.R1B.33-41hal.1-2 Sebelum mengambil keputusan untuk melangsungan pernikahan dan memutuskan bahwa ia telah menemukan pria yang tepat untuk dijadikan suami, Universitas Sumatera Utara RW menjalin hubungan cinta dengan berpacaran terlebih dahulu. Pemilihan pasangan untuk dijadikan pacar pun disesuaikan dengan standar dari konsep pasangan ideal yang ia harapkan. Dalam memilih dan menemukan pasangan yang sesuai dengan harapannya tersebut dirasa sulit, karena RW menyadari bahwa tidak ada pria yang sempurna seperti yang ia inginkan. Maka, ketika ia bertemu dengan pria yang dianggap cukup memenuhi beberapa kriteria pasangan idealnya maka ia akan menerima pria tersebut sebagai pasangannya. tapi nemuinnya itu susah, belum tentu kita dapet yang sesempurna itu, setiap orang pasti ada kekurangannya. Tapi dari pacaran dulu memang paling nggak kalo adalah dikit-dikit yang ada sama tipe yang kita mau ntah baiknya, ganteng atau penyayang ya kan, kakak kan orangnya suka dimanja jadi dulu kalo udah itu aja udah kakak mau karena kakak tau sih untuk dapat yang perfect tadi itu susah. W4.R1B.22-37hal.55-56 Namun dalam beberapa kali menjalin hubungan cinta dengan beberapa pria yang cukup sesuai dengan konsep pasangan ideal yang ia harapkan, ia selalu mengalami kegagalan dalam berpacaran. RW beranggapan bahwa kegagalannya tersebut dikarenakan adanya ketidakcocokan antara dia dan mantan kekasihnya. Walau pun demikian, RW tetap berusaha untuk mendapatkan calon pasangan hidup yang ideal sesuai dengan yang ia harapkan. Kakak udah 4 kali pacaran. W1.R1B.83hal.2 tapi kerena memang nggak cocok ya udah putus juga karena ketidakcocokan itu. W4.R1B.49-51hal.56 Itu lah Din kakak bilang kan, orang tuh nggak ada yang sempurna tapi kita tetap usaha kan untuk dapatinnya... W4.R1B.58-62hal.56 Universitas Sumatera Utara Keinginan untuk menikah dengan pria asing barat muncul ketika RW melihat kerabatnya yang menikah dengan pria barat memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia. Saat itu RW memandang bahwa wanita yang menikah dengan pria barat akan memiliki hubungan pernikahan yang romantis sehingga akan bahagia di dalam pernikahannya. Itu karena kakak lihat tante kakak yang menikah dengan bule, kelihatannya indah, iiih senang gitu dapat orang bule. Karena kakak lihat mereka suka romantis. Makanya kakak arahnya bahagia banget punya orang bule gitu ya. Jadi pengen juga. W2.R1B.136-145hal.25 Keinginan untuk menikah dengan pria asing barat diwujudkan melalui tante responden yang memperkenalkan RW kepada seorang pria asing berkebangsaan Prancis. Setelah ia diperkenalkan dengan seorang pria asing tersebut, RW merasa bahwa pria asing tersebut tidak begitu memenuhi konsep pasangan yang ia harapkan. Saat itu RW berusia 30 tahun, yang mana merupakan usia yang seharusnya sudah menikah. Tuntutan usia untuk menikah itu lah yang menjadi alasan RW untuk menerima pria berkebangsaan Prancis tersebut sebagai suaminya, walaupun pria tersebut tidak cukup ideal untuk dijadikan sebagai suami. Sebenarnya gimana ya, kadang kita gini juga Din mikirnya, kita mendapatkan suami itu belum tentu itu yang kita inginkan, yang kita harapkan dari awal tadi, maksudnya ideal. Cuman impian itu pasti ada, cuman kan ada limitnya lah istilahnya, tadinya kita yang usia sekian-sekian angan -angannya tinggi lah, pilihannya yang macem-macem gitu, ini nggak kriteria ini kriteria. Tapi pada akhirnya ada limit, pada saat kita di titik jenuh mungkin karena faktor pernah sakit hati, tiba ketemu yang mungkin dibilang bukan ideal atau bukan pilihan yang kita harapkan itu, mungkin faktor usia juga, ya udah deh, ini pilihannya gitu. W1.R1B.47-70hal.2 Universitas Sumatera Utara Sebelum menikah dengan suaminya, RW tidak bergitu mengetahui dan memahami bagaimana karakter suaminya yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan pengalaman berpacaran yang ia lakukan dengan suaminya adalah berpacaran jarak jauh dan dilakukan selama setahun, mereka berhubungan hanya dengan berkomunikasi via telpon. Saat itu suami RW berada di Prancis sedangkan RW berada di Medan, Indonesia. kakak dikenalin sama suami kan, terus pacaran selama setahun, itu juga jarak jauh kan, ya udah dijalani aja belum tahu lah gimana-gimananya dia, selama pacaran juga cuma ketemu dua kali ketemu, dia yang datang kesini, paling telponan, yah biasa aja rasanya. W2.R1B.145-156hal.25 Setelah menikah, baru lah RW mengetahui bagaimana karakter suaminya yang sebenarnya. Tidak hanya itu, RW juga merasa bahwa suaminya kurang memenuhi kriteria pasangan ideal yang ia inginkan. Dari beberapa kriteria yang ia harapkan, sebenarnya hanya satu kriteria lah yang kurang memenuhi keinginan RW dalam mendapatkan pasangan yang ideal menurutnya, yaitu kriteria dalam memiliki kondisi finansial yang baik. Hal ini dikarenakan suami RW kurang mampu memberikan kemewahan kepada dirinya. Apa yang menjadi kewajibannya itu dipenuhinya, tapi dia memenuhinya itu bukan yang lux lux atau yang mewah gitu. Yang penting sebatas kita perlu pasti terpenuhi. W2.R1B.11-18hal.22-23 Kriteria pasangan ideal yang dapat dipenuhi oleh suaminya adalah kriteria pria dengan berparas tampan, berperilaku baik, bertanggung jawab dan menyayanginya dengan penuh cinta. RW sendiri merasa bahwa suaminya adalah Universitas Sumatera Utara sosok pria yang lumayan tampan, memiliki perilaku yang baik, dan seorang pria yang penyayang serta bertanggung jawab terhadap keluarga, terutama terhadap anak mereka. Dibilang ganteng ya lumayan lah. W1.R1B.78-79hal.2 Oh, bertanggung jawab penuh. W2.R1B.7-8hal.22 Dia orangnya bertanggung jawab, sayang sama keluarga, terutama sama anak ya, kalo hubungan seksual memuaskan tertawa, kasih sayangnya juga. W2.R1B.92-98hal.24

c. Pemenuhan Kebutuhan