Prancis. Sehingga hal ini menyebabkan mereka harus tinggal di negara yang berbeda. RW dan anaknya berdomisili di Medan, Indonesia, sedangkan suaminya
berdomisili di Paris, Prancis. Namun bukan berarti RW tidak dapat bertemu atau pun berkomunikasi dengan suami, karena setiap harinya suami selalu memberi
kabar via telpon mau pun internet serta dalam 3 bulan sekali suami RW sering berkunjung ke Indonesia untuk menjalani hidup bersama RW.
Diawal pernikahannya, RW mulai merasakan bahwa perbedaan-perbedaan antara dirinya dan suami cukup mengganggu keharmonisan rumah tangga mereka.
Seperti perbedaan pandangan dan perbedaan pola perilaku kultural seringkali menjadi pemicu konflik di pernikahan mereka. Seringkali RW dan suaminya
merasa lelah dengan perbedaan - perbedaan yang ada dan berkeinginan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Namun, karena adanya perasaan cinta dan demi
kebahagiaan anak lah yang membuat pernikahan mereka tetap bertahan hingga sekarang.
a. Jadwal Pelaksanaan Wawancara
Tabel 2. Jadwal Wawancara Partisipan No
Hari Tanggal
Waktu Tempat
Keterangan
1 Jum at
4 Mei 2012 12.00
13.30 WIB Usaha RW gym
Rapport 2
Kamis 10 Mei 2012
12.30 14.00 WIB
Rumah RW Wawancara 1
3 Selasa
21 Mei 2012 14.00
15.45 WIB Usaha RW gym
Wawancara 2 4
Selasa 5 Juni 2012
20.00 20.40 WIB
Usaha RW gym Wawancara 3
5 Kamis
21 Juni 2023 20.00
20.30 WIB Rumah makan
Wawancara 4
Universitas Sumatera Utara
b. Data Observasi Selama Wawancara
Wawancara dilakukan setelah RW setuju memberikan infomasi, ketika RW mendapatkan kepastian bahwa hasil wawancara tidak akan dipublikasikan secara
umum dan nama asli RW tidak akan dicantumkan. Secara fisik, RW memiliki tinggi badan sekitar 157 cm dengan postur tubuh yang tegap, berat badan 52 kg,
bentuk muka oval, berkulit kuning langsat dan berambut panjang yang dicat berwarna coklat tua sepunggung.
Proses wawancara pertama dilakukan di rumah RW. Pada wawancara pertama peneliti datang ke rumah RW, saat itu RW sedang menonton TV bersama
anaknya dan terlihat memang sudah menunggu kedatangan peneliti. Ketika RW melihat kedatangan peneliti, RW lalu mempersilahkan peneliti untuk duduk di
ruangan TV dan menawarkan peneliti minuman teh manis hangat. Saat itu RW menggunakan baju gamis berwarna hijau muda dengan ramput di ikat ke belakang.
Wawancara dilakukan di kamar RW yang memiliki luas sekitar 6 x 8 meter. Wawancara yang dilakukan di kamar RW merupakan permintaan RW sendiri agar
dapat memberikan infomasi secara jelas dan nyaman, karena jika dilakukan di teras, ruang tamu atau pun ruang TV, RW khawatir akan terganggu. Selain itu juga
dikarenakan anak RW sedang bermain dan menonton TV di ruang TV yang dekat dengan ruang tamu. Sehingga, RW takut merasa terganggu ketika wawncara
dilakukan. Kamar RW difasilitasi dengan Air Conditioner, tempat tidur dan lemari.
Ketika pintu kamar terbuka, kamar yang dikelilingi dengan cat berwarna putih tersebut terlihat rapi. Hal yang pertama sekali terlihat adalah tempat tidur RW. Di
Universitas Sumatera Utara
sisi sebelah kiri pintu terdapat pintu lainnya yang terhubungan pada balkon yang dihiasi dengan berbagai macam bunga. RW duduk didekat pintu yang terhubung
balkon tersebut dan terlihat sangat santai menikmati pepohonan yang tampak dari kamarnya, saat itu pintu dibiarkan terbuka. Banyaknya angin yang bertiup
membuat suasana menjadi teduh dan tidak gerah, walaupun cuaca saat itu cukup panas.
Sebelum wawancara dilakukan, RW mempersilahkan peneliti untuk duduk dilantai yang berkeramik putih. Sambil duduk, peneliti meminta izin untuk
menggunakan tape recorder dalam wawancara ini. Setelah mendapatkan izin menggunakan tape recorder, wawancara pun dimulai. Pada awal wawancara RW
tampak masih malu-malu untuk bercerita, ditandai dengan lamanya respon RW untuk menjawab, tertawa atau tersipu malu saat menjawab pertanyaan peneliti.
Namun, lama-kelamaan RW sudah dapat langsung bercerita dengan apa adanya setelah peneliti memberi pertanyaan selanjutnya.
Sosok RW yang ramah tampak dari setiap jawaban yang ia berikan. RW selalu mendengarkan dengan seksama setiap pertanyaan dari peneliti. Setiap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selalu dijawabnya dengan panjang lebar. Sesekali ia tertawa apabila merasa lucu dengan pertanyaan atau pun jawaban yang
ia sampaikan. Terkadang malah, ia akan tersipu malu dengan wajah yang kemerahan apabila menceritakan tentang tentang sosok pasangan yang ia idamkan.
Setiap menjawab pertanyaan dari peneliti RW jarang sekali menatap peneliti, RW lebih sering menjawab dengan melihat arah lain. Selain itu, RW banyak
menggunakan kata kakak dan kita dalam menyebutkan dirinya. Seringkali RW
Universitas Sumatera Utara
mengecilkan volume suaranya saat menjawab pertanyaan yang menyangkut tentang keuangan dan suaminya.
Proses wawancara pertama sempat beberapa kali terhenti. Pertama, terhenti dikarenakan anak RW memanggil RW dengan berteriak dari ruang TV karena
anaknya ingin disuapi makan. Setelah RW menyiapkan makan anaknya dan meminta tolong ibunya menyuapi anaknya, maka wawancara pun dilanjutkan.
Kedua dikarenakan anak peneliti ingin digantikan pakaian sekolahnya dengan piyama karena mau tidur siang. Setelah RW menggantikan pakaian anaknya, maka
wawancara pun dilanjutkan. Wawancara kedua, dilakukan di tempat usaha RW, yaitu di tempat gym RW.
Gym RW terletak dipinggir jalan, di dalam gym terlihat berbagai macam alat-alat olahraga seperti beberapa treadmil, barbell, matras dan hulahop. Di dalam gym
terdengar suara musik pop yang dialunkan dengan keras, beberapa juga dialunkan musik hip hop atau pun musik disco. Berbeda dengan wawancara pertama dimana
RW berpakaian tertutup, pada saat wawancara kedua RW menggunakan mini dress tanpa lengan atau terusan yang pendek dan terbuka berwarna coklat muda serta
menggunakan wedges sepatu berhak tinggi berwarna senada dengan bajunya. Rambutnya dibiarkan tergerai bergelombang.
Wawancara dilakukan di halaman gym, didekat parkiran. Parkiran terletak di depan gym, sedangkan halaman terletak disamping sebelah kiri parkiran dan dekat
dengan jalan. Karena di dalam gym berisik, maka RW mempersilahkan peneliti untuk duduk diayunan yang ada di halaman. Ayunan tersebut berwarna krim dan
Universitas Sumatera Utara
dikelilingi oleh rumput segar berwarna hijau. Didekat ayunan terdapat pohon mahoni yang tinggi sehingga terhalangi cahaya matahari, dan tidak terasa panas.
Seperti wawancara sebelumnya, dalam menjawab pertanyaan dari peneliti, RW jarang sekali menatap peneliti, RW menjawab dengan melihat arah lain,
sedangkan ketika peneliti mengajukan pertanyaan, RW selalu menatap peneliti dengan seksama. Sesekali dalam menjawab pertanyaan, RW melihat kearah jalan
atau melihat disisi ayunan lainnya atau memberikan senyuman kepada para pelanggan yang datang. Ketika menjawab pertanyaan beberapa kali RW
memainkan rambutnya ke belakang. Ekspersinya dalam menjawab setiap pertanyaan bervariasi. Sikapnya yang penuh canda tawa bahkan wajahnya tersipu
malu ketika ia bercerita mengenai pengalaman seksualnya sebelum dan setelah menikah. Siang itu suasana yang tercipta adalah suasana yang santai.
Proses wawancara kedua sempat beberapa kali berhenti. Pertama, karena RW kehausan dan menggambil minuman di dalam gym. Kedua, karena adanya
pelanggan yang komplain mengenai salah satu treadmilnya yang rusak. Ketiga, ada gangguan dari jalan dimana truk besar lewat di depan gym RW, dan
menimbulkan suara yang berisik, sehingga wawancara berhenti sebentar. Keempat, karena adanya karyawan RW yang berkonsultasi mengenai alat-alat gym RW,
setelah kurang dari 10 menit akhirnya wawancara pun berlanjut. Wawancara ketiga masih dilakukan di gym, namun kali ini bukan di ayunan
melainkan di kantin gym RW yang terletak disamping usaha RW yang diteduhi oleh tenda-tenda berwarna biru. Saat itu kantin sangat sepi karena hanya ada satu
karyawan RW yang berjaga. Suasana di kantin lebih santai karena tidak berisik,
Universitas Sumatera Utara
namun sesekali suara kendaraan bemotor terdengar, namun tidak mengganggu RW dan peneliti ketika mengobrol. RW menggunakan celana berbahan jeans ponggol
berwarna biru dan memakai baju tberbahan katun berwarna biru dengan tangan terbuka you can see yang bercorakkan bunga-bunga berwarna biru dan kuning.
RW juga menggunakan wedges sepatu berhak tinggi berwarna coklat muda. Sikap RW pada wawancara ketiga ini pun tidak berbeda jauh dengan wawancara
pertama dan kedua. Wawancara sempat terhenti karena beberapa hal, pertama karena anak
responden menghampiri peneliti dan memberikan permen, lalu mengajak peneliti bermain ayunan. Setelah peneliti merayu anak responden bahwa peneliti akan
menemaninya bermain ketika peneliti selesai mengobrol dengan mamanya. Kedua, ketika suami responden menghampiri dan memperkenalkan dirinya kepada
responden, suami menanyakan apa yang peneliti teliti. Ketiga, selama proses wawancara sesekali suami responden masuk ke gym lalu menghampiri responden
dan peneliti dengan duduk disamping responden karena ingin melihat proses wawancara yang berlangsung. Ketika suami menghampiri, volume suara
responden berubah dan berbicara dengan lebih lambat. Selain itu, sekali suami responden memotong pembicaraan dengan berbicara dengan menggunakan bahasa
prancis kepada responden dan masuk lagi ke dalam gym. Responden menjelaskan bahwa suaminya malu dan akan menyuguhkan minuman kepada peneliti dan
responden. Setelah wawancara selesai, suami responden memberikan saran kepada
peneliti untuk meneliti pria asing barat yang menikah dengan wanita Indonesia,
Universitas Sumatera Utara
karena menurutnya pria barat juga merasakan banyaknya perbedaan dan juga melakukan penyesuaian di dalam pernikahannya, dan bersedia menjadi sumber
informasi tambahan dan bisa menghubungi suaminya kapan saja. Selain itu suami responden memberikan contact person temannya yang juga menikah dengan
wanita Indonesia sebagai jembatan peneliti untuk menghubungi calon responden brikutnya. RW juga memberikan contact person temannya yang menikah dengan
pria asing barat. Wawancara keempat dilakukan di rumah makan dekat dengan tempat usaha
gym RW. Awalnya wawancara akan dilakukan di tempat usaha gym milik RW, namun dikarenakan RW lapar dan belum makan malam, maka RW menawarkan
peneliti untuk melakukan wawancara sambil makan malam bersama. Setelah peneliti menyetujui, maka peneliti, RW dan anaknya menuju rumah makan yang
ada di dekat usaha responden dengan menggunakan mobil karena RW sekalian mau pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan menuju rumah makan responden
menceritakan bahwa ia baru kembali dari bandara karena mengantarkan suaminya yang kembali ke Prancis. Setelah sampai tujuan dan memarkirkan mobil, anak
responden langsung keluar dan memilih tempat untuk diduduki. Tempat wawancara kali ini adalah rumah makan masakan jawa yang terletak
dipinggir jalan pasar merah. Jarak rumah makan tersebut dengan jalan pun tidak begitu jauh, sehingga ketika masuk ke dalam pun suara jalanan seperti suara
sepeda motor atau pun angkutan umum angkot masih terdengar. Rumah makan sendiri berukuran tidak terlalu besar, kira-kira 10 x 12 meter dan merupakan
rumah dengan bentuk ruko rumah toko. Konsumen yang ada disitu tidak begitu
Universitas Sumatera Utara
banyak.. Saat itu, pemilihan tempat duduk dilakukan oleh anak responden, ia memilih tempat duduk paling depan dan sangat dekat dengan TV. Pemilihan
tempat duduk tersebut dilakukan karena anak responden ingin memonton acara televisi yang saat itu sedang di tayangkan, yaitu OVJ Opera Van Java,
Setelah duduk bersama, posisi duduk RW dan peneliti berhadapan. RW duduk di hadapan sebelah kanan peneliti, sedangkan anaknya duduk disamping
RW dan dihadapan sebelah kiri peneliti. Sehingga peneliti dan RW dapat leluasa untuk mengobrol dan anaknya pun dapat leluasa untuk menonton TV. Setelah
memesan makan dan minuman, wawancara pun di mulai. Saat itu responden menggunakan mini dress gaun pendek yang berbahan katun dengan bercoraknya
bunga berwarna tosca dan kuning dengan kain berwarna dasar putih. Rambut RW digerai seperti biasanya sehingga rambutnya yang bergelombang terurai sampai
sepunggung RW. Ketika wawancara dimulai, RW menyatakan bahwa ia tidak bisa mengobrol
dengan nyaman karena volume suara TV yang besar membuat RW harus berbicara dengan suara yang besar. Untuk itu peneliti meminta tolong kepada
pelayan di rumah makan tersebut untuk mengecilkan volume suara TV. Berbeda dengan wawancara sebelumnya, ketika menjawab pertanyaan RW cenderung
melihat kearah peneliti dengan seksama dan tetap santai dalam menjawabnya. Bahkan, RW sering memberikan senyuman ketika mendengar pertanyaan dari
peneliti. Raut wajah RW mulai berubah ketika ia mulai menceritakan tentang kepergian ibunya dari rumahnya tanpa permisi terlebih dahulu. Ketika
menceritakan hal tersebut nada suara RW menjadi lebih tinggi, mata agak terbuka
Universitas Sumatera Utara
dan menantap peneliti dengan sangat seksama. Namun ketika ia menyatakan bahwa ia membutuhkan ibunya, suara peneliti menjadi lebih jauh lebih pelan dari
sebelumnya. Selama wawancar berlangsung, wawancara sempat terhenti ketika pelayan
menggantarkan makanan dan minuman. Setelah makanan disajikan, maka wawancara
dilanjutkan kembali. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa RW bersikap kooperatif dengan peneliti, hal ini dapat terlihat
dari sikap RW dalam menjawab pertanyaan yang dilakukan peneliti dengan santai dan apa adanya.
c. Analisa Data Wawancara