hasil penelitian. Setelah itu, peneliti memberikan saran-saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil penelitian. .
3. Tahap pencatatan data
Pencatatan data dapat dipermudah dengan menggunakan alat perekam oleh peneliti sebagai alat bantu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sebelum wawancara dimulai, peneliti meminta izin kepada responden untuk merekam wawancara yang akan dilakukan dengan tape
recorder. Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara yang
dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di atas kertas.
G. Analisa Data
Marshall dalam Poerwandari, 2009, menyarankan adanya patokan-patokan yang perlu dipahami, yang akan memudahkan evaluasi terhadap laporan penelitian
kualitatif. Menurutnya, suatu laporan yang baik harus menjelaskan metode-metode pengumpulan data secara eksplisit. Stategi pengumpulan data dan analisa data
harus diungkapkan secara terbuka, dan keputusan-keputusan di lapangan yang mengubah strategi atau fokus substantif harus didokumentasikan dengan baik.
Data apapun bentuknya catatan lapangan, transkripsi wawancara, catatan refleksi dan lain sebagainya perlu disimpan dan dijaga dengan baik kelengkapannya.
Peneliti juga perlu menilai kelengkapan dan kebenaran data yang telah dikumpulkan.
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut, Marshall dalam Poerwandari, 2009, menyarankan pentingnya peneliti untuk sungguh-sungguh mengembangkan konstruk analisis melalui data.
Konstruk analisis harus berpijak pada data, bukan rekaan atau refleksi dari kerangka berpikir peneliti sendiri. Analisis dan interpretasi terhadap data
diharapkan dapat mendalam bila fakta-fakta negatif hal-hal yang tidak menyokong dugaan atau kecenderungan umum diungkapkan dan mendapatkan
analisisdiskusi yang baik. Dugaan-dugaan berbeda perlu dipresentasikan dan didiskusikan secara teliti. Peneliti juga dituntut untuk bersikap terbuka dan
reflektif: bias-bias perlu didiskusikan, baik itu bias interest seperti minat pribadi, minat profesional, ataupun keterkaitan dengan kebijakan tertentu maupun bias-
bias teoritis dan asumsi-asumsi yang ada dibenak peneliti. Hal-hal diatas secara praktis dapat dilakukan antara
lain melalui Poerwandari, 2009 :
1. Organisasi Data Dengan data kualitatif yang sangat beragam dan banyak, menjadi
kewajiban peneliti untuk mengorganisasikan datanya dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Higlen dan Finley dalam
Poerwandari, 2009, mengungkapkan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang
baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan serta menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian
Universitas Sumatera Utara
2. Koding dan Analisis Langkah penting pertama sebelum melakukan analisis adalah
membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistematisasi data
secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari.
3. Pengujian Terhadap Dugaan Dugaan adalah kesimpulan sementara. Dengan mempelajari data, kita
dapat mengembangkan dugaan-dugaan yang adalah juga kesimpulan- kesimpulan sementara. Pengujian terhadap dugaan berkaitan erat, bahkan
bertumpuk dalam upaya mencari penjelasan-penjelasan yang berbeda mengenai data yang sama.
4. Hal-Hal yang Penting Sebagai Strategi Analisis Analisis terhadap data pengamatan sangat dipengaruhi oleh kejelasan
mengenai apa yang ingin diungkap peneliti melalui pengamatan yang dilakukan. Patton dalam Poerwandari, 2009, memberikan beberapa
pilihan seperti mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mempresentasikan insiden-insiden kritis atau peristiwa-peristiwa
kunci, mendeskripsikan setting, memfokuskan analisi pada individu. 5. Tahapan Interpretasi
Menurut Kvale dalam Poerwandari, 2009, interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti
memiliki perspektif mengenai
apa yang
sedang diteliti
dan
Universitas Sumatera Utara
menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Proses interpretasi memerlukan jarak dari data, dicapai melalu langkah-langkah metodis dan
teoretis secara jelas, serta dimasukkannya data ke dalam konteks konseptual yang khusus.
6. Penulisan Laporan Penelitian Berbeda dengan kuantitatif, penelitian kualitatif memang sangat sulit
dipatok dalam aturan baku. Meskipun demikian, yang paling sering dijadikan ciri-ciri untuk penelitian kualitatif adalah laporan dalam bentuk
murni deskriptif, dan memang hal inilah yang menjadi ciri penelitiannya. Model ini yang menjadi model paling sederhana dalam penelitian
kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini melibatkan dua orang responden yang ketiganya adalah wanita Indonesia yang menikah dengan pria barat asing. Pada bab ini akan dikemukakan
deskripsi data responden, data observasi selama berlangsungnya wawancara, dan pembahasan hasil wawancara. Pembahasan akan dijabarkan dengan menggunakan
teori penyesuaian pernikahan oleh Hurlock 2000. Dengan demikian akan diperoleh dinamika psikologis responden untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Selain itu, dalam bab ini akan digunakan kode-kode yang memudahkan dalam melihat hasil wawancara yang terdapat pada lampiran. Contoh kode yang
digunakan seperti W1.R1B.120-125hal.3, yang berarti pernyataan tersebut terdapat pada wawancara pertama pada RW pertama yang terdapat pada baris 120
sampai 125, dimana pernyataan tersebut terdapat pada lampiran halaman 3 tiga.
A. Analisa Data