Duvall dan Miller 1985, mengatakan bahwa pernikahan adalah hubungan yang diketahui secara sosial dan monogamous, yaitu hubungan berpasangan antara
satu wanita dan satu pria. Sehingga bisa didefinisikan sebagai suatu kesatuan hubungan suami istri dengan harapan bahwa mereka akan menerima tanggung
jawab dan memainkan peran sebagai pasangan yang telah menikah, dimana didalamnya terdapat hubungan seksual, keinginan mempunyai anak dan
menetapkan pembagian tugas antara suami istri. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pernikahan adalah hubungan antara wanita dan pria yang membuat sebuah komitmen personal dan legal untuk hidup sebagai suami dan istri dengan
menerima tanggung jawab dan memainkan peran sebagai pasangan yang telah menikah, dimana didalamnya terdapat hubungan seksual, keinginan mempunyai
anak dan menetapkan pembagian tugas antara suami istri.
2. Tahapan Pernikahan
Dalam setiap pernikahan, setiap pasangan akan melewati urutan perubahan dalam komposisi, peran dan hubungan dari saat pasangan menikah hingga mereka
meninggal yang disebut sebagai Family Life Cycle Hill Rodgers dalam Sigelman Rider, 2003. Secara umum, Anderson, Russel Schumn dalam
Hoyer Roodin, 2003, membagi tahapan pernikahan menjadi tahap sebelum kehadiran anak pertama, kehadiran anak dan setelah keluarnya anak dari rumah.
Sementara Cole dalam Lefrancois, 1993, membagi tahapan pernikahan menjadi awal pernikahan, kelahiran dan mengasuh anak dan emptynest sampai usia tua.
Universitas Sumatera Utara
1. Tahap I : Married Couple Berdasarkan Family Life Cycle, tahap ini berlangsung selama kurang
lebih dua tahun dimulai dari pasangan menikah dan berakhir ketika anak pertama lahir.
2. Tahap II : Mengasuh anak Chilrearing Tahap ini dimulai dari kelahiran anak pertama sampai anak berusia 20
tahun. Umumnya tahap ini berlangsung selama kurang lebih 20 tahun Duvall dalam Lefrancois, 1993. Seiring bertambahnya usia anak maka
orang tua perlu mengadakan penyesuaian-penyesuaian sebagai mana dikatakan oleh Crnic Booth dalam Sigelman Rider,2003, bahwa
stress dan ketegangan merawat anak-anak lebih besar daripada merawat bayi dan lahirnya anak kedua akan menambah tingkat stress orang tua
O Brien dalam Sigelman Rider ,2003. 3. Tahap III : Emptynest
Istilah Emptynest sendiri berarti suatu keadaan atau kondisi keluarga setelah keluarnya anak terakhir dari rumah. Tahap ini dimulai dengan
launching anak terakhir dan berlangsung selama lebih kurang 15 tahun Duvall dalam Lefrancois, 1993.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan pernikahan yaitu : tahap I disebut
Married Couple, tahap II yaitu Mengasuh anak Chilrearing dan tahap III yaitu tahap Emptynest.
Universitas Sumatera Utara
3. Penyesuaian
Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi seseorang yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia anda Calhoun
Acocella, 1995. Interaksi dengan diri sendiri yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada seseorang : tubuh, perilaku, dan pemikiran serta perasaaan diri
sendiri adalah sesuatu yang dihadapi individu setiap detik. Interaksi dengan orang lain, jelas berpengaruh pada individu, sebagaimana individu juga berpengaruh
terhadap orang lain. Interaksi dengan dunia kita, penglihatan dan penciuman serta suara yang mengelilingi seseorang saat ia menyelesaikan urusannya,
mempengaruhi diri sendiri dan dunia atau lingkungannya. Penyesuaian juga merupakan suatu proses psikologis dimana seseorang mengatur atau memenuhi
keinginan dan tantangan dan kehidupan sehari-hari, salah satu bentuk penyesuaian diri adalah penyesuaian terhadap pernikahan. Weiten Lloyd, 2006.
4. Penyesuaian Pernikahan