Karakteristik Wisatawan TINJAUAN PUSTAKA

Pada mulanya cafe hanyalah sebuah kedai kecil di suatu pasar malam yang didirikan oleh Pascal, seorang Armenia. Kedai ini digunakan orang sebagai tempat untuk menghabiskan waktu luang sambil minum kopi. Ini terjadi pada tahun 1672 di kota Paris. Namun perkembangan zaman telah membawa perubahan pada cafe. Cafe yang hadir saat ini tidak lagi hadir dalam nuansa sederhana tetapi dalam nuansa kemewahan dengan layout ruangan yang nyaman, menu-menu spesial dan beberapa cafe juga menyuguhkan musik hidup live music bagi konsumennya. Oleh sebab itu batasan tentang cafe kabur dan sulit untuk ditetapkan. Untuk memudahkan dalam suatu riset tentang industri jasa boga maka oleh beberapa penulis batasan tentang cafe mulai dibuat. Marsum dalam Sidabutar 1998, mendefinisikan cafe sebagai suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue- kue, roti isi sandwich, kopi dan teh. Sedangkan cafe menurut Arifin 1995, yang dikutip oleh Sidabutar 1998 cafe adalah suatu tempat yang menyajikan atau menyediakan makanan atau minuman untuk sejumlah orang dengan sistem penyajian yang singkat dan cepat. Namun pengaruh globalisasi yang membawa masuk gaya hidup masyarakat luar perlahan-lahan telah merubah konsep cafe pada saat ini. Cafe- cafe di kota besar kini tidak hanya menyuguhkan kue-kue serta kopi dan teh saja namun juga minuman beralkohol serta suguhan musik hidup live music.

2.2 Karakteristik Wisatawan

Menurut Diarta 2007, wisatawan adalah orang pada saat tidak bekerja atau mengerjakan tugas rutin lainnya meninggalkan wilayah tempat tinggal asalnya lebih dari 24 jam. Terdapat empat komponen karakteristik pokok yang memungkinkan dijadikan tolok ukur sebagai wisatawan antara lain: 1 Karakteristik geografis Wisatawan dapat dianggap sebagai seorang yang melakukan perjalanan jauh dalam jarak tertentu dari wilayah daerah administratif asalnya ke wilayah daerah administratif lainnya atau beberapa daerah dalam lingkup wilayah Indonesia. 2 Karakteristik waktu Perjalanan wisata mempunyai waktu minimum tetapi bersifat sementara dan tidak menjadi penduduk tetap di tempat atau wilayah baru yang dikunjunginya. Waktu minimum yang dimaksud adalah semalam overnight yang membedakannya dengan penglaju commuter, atau orang yang bepergian harian kurang dari 24 jam. Ada dua alasan pembatasan tersebut yaitu di beberapa daerah pengunjung harian penglaju, pekerja dari luar wilayah kemungkinan melebihi jumlahnya dibandingkan dengan wisatawan itu sendiri melebihi 24 jam. Alasan berikutnya, dimensi perilaku pelakunya motivasi, aktivitas, pengalaman, pola konsumsi, dan sebagainya dari wisatawan dan bukan wisatawan sangat berbeda. Patokan 24 jam dalam perjalanan serta harus bermalam di tempat yang dituju karena pengalaman berlibur tersebut mempunyai karakter khusus dibandingkan pengalaman lain yang mempunyai karakter mirip wisatawan tetapi tidak bisa digolongkan sebagai wisatawan. 3 Karakteristik melepaskan diri escape Karakteristik ini memiliki pengertian aktivitas untuk mencari kebebasan. Bebas dalam konteks ini adalah bebas dari tanggung jawab sosial sehari-hari. Perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan harus dilakukan pada waktu luang libur, spare time yang disebut leissure time. Tujuan perjalanannya umumnya untuk kepuasan pribadi dalam konteks mencari kebebasan yang mungkin saja mencakup rekreasi jalan-jalan, santai di pantai, sosialisasi di lingkungan baru, dan sebagainya atau beberapa aktivitas kreatif lainnya seperti pendidikan, seni, olah raga dan sebagainya. 4 Karakteristik interaksi emosional dengan tempat yang dikunjungi Adanya karakter kunjungan yang melibatkan emosi antara orang tersebut dengan beberapa karakteristik dari tempat yang dikunjunginya. Karakteristik yang dimaksud mungkin saja berupa pemandangan alam yang menakjubkan, objek atau event wisata, iklim tempat yang dituju, asosiasi romantik dari tempat tersebut, dan sebagainya.

2.3 Penelitian Terdahulu