56
Matriks kesalahan yang sama Gambar 13 dapat juga diaplikasikan untuk mengukur akurasi klasifikasi peta yang mengacu pada koefisien τ tau, yang
menjadi nilai pembanding dalam menilai akurasi. Rumus penghitungan τ
dikembangkan oleh Ma and Redmond 1995 dan disajikan berikut:
............................................................................ Persamaan 4
................................................................... Persamaan 5 Dimana:
Po= akurasi secara keseluruhan; M= jumlah kelas tematik; i= habitat ke-1; N= jumlah total unit pengamatan; n
i
= jumlah total unit pengamatan yang dikategorikan sebagai kelas tematik i; i and x
i
= akumulasi nilai diagonal dari masing-masing kelas tematik jumlah total unit pengamatan yang tepat
dikategorikan sebagai kelas tematik i.
4.2.4. Survei transek dan pengamatan ikan terumbu
Pengamatan tanda dan kegiatan pemijahan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini diutamakan mengacu pada panduan pengamatan pemijahan ikan yang dikembangkan oleh
Society for Conservation of Reef Fish Aggregations SCRFA, dengan menggunakan survei transek secara visual Colin et al. 2003. Berdasarkan
panduan tersebut, ada beberapa variabel yang harus diamati dan dipastikan kondisinya, yaitu:
a Penetapan lokasi dan bentang wilayah terumbu reefscape yang digunakan
spesies ikan untuk melakukan pemijahan atau menunjukkan tanda-tanda individu ikan yang siap bereproduksi.
b Menetapkan spesies dari individupopulasi ikan terumbu yang memiliki
tanda pemijahan atau melakukan pemijahan massal. c
Mengamati secara seksama tingkah laku dan morfologi ikan terumbu, untuk memastikan tanda pemijahan.
57
Gambar 14. Transek pengamatan tandakegiatan pemijahan ikan terumbu
Gambar 15. Tingkah laku berlindung, pewarnaan dan morfologi unik yang
menjadi tanda pemijahan ikan terumbu sumber Colin et al. 2003
Gambar 14 menunjukkan bagaimana survei visual dan transek pengamatan tandakegiatan pemijahan ikan terumbu dilakukan. Berdasarkan informasi nelayan
atau hasil identifikasi kondisi geomorfologi terumbu, penyelaman untuk mengeksplorasi tandakegiatan pemijahan dilakukan dengan menetapkan titik
entry penyelaman menggunakan GPS. Penyelam menyelusuri kontur lereng terumbu hingga mendekati dasar perairan terumbu, seraya mengamati kondisi
sekitar dengan kekhususan menilik celah antar karang atau ceruk terumbu yang biasa menjadi habitat perlindungan ikan terumbu betina Gambar 15. Selama
penyelaman mengikuti jalur pengamatan yang ditetapkan, pengamat mencatat jenis ikan dan tingkah laku ikan terumbu yang memiliki tanda pemijahan. Setelah
penyelaman selesai dilakukan surfacing, referensi geografis dimarka kembali untuk mengetahui panjang transek pengamatan pemijahan.
58
Pengamatan komunitas ikan dan penilaian kondisi habitat terumbu
Metode nonprobability random sampling digunakan untuk secara acak mengambil sampel ground truth di perairan terumbu karang. Pemilihan stasiun
didasari oleh hasil pengamatan tanda dan kegiatan pemijahan yang dilakukan sebelumnya tahun 2010-2012, selain berdasarkan bentukan geomorfologi hasil
analisis data inderaja Quickbird yang mengindikasikan kemungkinan suatu wilayah terumbu berperan sebagai habitat pemijahan ikan. Teknik pengamatan
komunitas bentik terumbu yang digunakan adalah modifikasi transek garis menyinggung English et al. 1997.
Gambar 16. Transek untuk pengamatan ikan dan habitat bentik
Pengambilan data ikan di terumbu karang di sini tidak terkait kegiatan pemijahan, melainkan untuk mengetahui keragaan komunitas ikan terumbu
dewasa yang ada di stasiun pengamatan pemijahan.Kegiatan ini dilakukan dengan acuan transek garis yang sama dengan komunitas bentik. Pengamat bergerak
sepanjang transek garis dengan kecepatan konstan dan mencatat seluruh spesies ikan yang teramati berikut jumlah individunya. Lapang pandang ditetapkan sejauh
2,5 meter ke kanan dan kiri serta 3-5 meter ke atas dari transek garis tersebut Gambar 16.
Pengamatan juvenil ikan dan penilaian kondisi habitat lamun
Metode nonprobability random sampling akan digunakan untuk secara acak mengambil sampel ground truth dari setiap kelas habitat di kawasan lamun.
Pemilihan stasiun didasari oleh bentukan geomorfologi atau tipe kelas habitat lamun yang dihasilkan pengolahan data QuickBird. Unit pengamatan adalah
transek garis berukuran 25-50 m, yang di dalamnya terdapat sedikitnya enam unit